Anak mempunyai gangguan belajar dimana anak kesulitan dalam menulis. Jangan kawatir banyak cara untuk mengatasinya. Di saat anak mau masuk ke sekolah dasar, pastinya membuat anak sudah wajib belajar membaca dan ingin menulis. Dan Jika ia mengalami kesulitan dalam melakukannya,jangan dulu berkecil hati dan berpikir anak menjadi bodoh. Jadi berhentilah menggunakan pola asuh otoriter, baiknya memberikan dampak pola asuh demokratis.
Mungkin sekali si Anak mengalami kondisi disgrafia, yang dimaksud dengan kondisi disgrafia adalah gangguan belajar dimana si penderitanya mempunyai masalah dengan keterampilan di dalam menulis tangan, mengetik maupun mengeja kata. Berhentilah memberikan bentuk kekerasan psikis pada anak yang harus dihindari.
Kesulitan mengekspresikan dan mengexplor diri secara tertulis itu bukanlah bagian dari disgrafia. Akan tetapi jika anak-anak harus sangat fokus pada saat menulis, pemikirannya tentang bagaimana cara menyampaikan sebuah ide-ide yang sudah dipikirkannya bisa terhalang nantinya.
Disgrafia salah satu cirinya adalah tulisan yang berantakan atau tidak berarturan.
- Anak susah untuk membentuk huruf.
- Anak susah menempatkan huruf dengan benar di dalam halaman.
- Anak susah menulis di dalam sebuah garis lurus.
- Ketika anak sedang membuat huruf dengan ukuran yang benar.
- Ketika anak memegang kertas dengan satu tangannya di saat menulis dengan yang lain.
- Ketika anak memegang atau mengendalikan sebuah pensil ataupun alat tulis lainnya.
- Ketika anak menempatkan jumlah tekanan yang tepat di atas kertasnya dengan alat tulisnya.
- Ketika anak mempertahankan posisinya di lengan kanan dan postur tubuhnya untuk menulis.
Berikut cara mengatasi anak yang lambat menulis.
1.Latih anak menggunakan pinset atau sumpit
Mengajarkan Memegang pensil dengan benar adalah sebuah tantangan bagi banyaknya anak yang memiliki kesulitan di dalam menulis. Anak akan dapat memperkuat jari-jarinya dan juga meningkatkan pegangan pensil jika menggunakan alat penjepit yang ditemukan di sekitaran rumah seperti penjepit es, pinset, dan sumpit untuk anak anak.
Untuk membuatnya mudah bisa membuat permainan, aduk potongan kertas atau potongan sereal atau potongan penghapus yang telah dipotong di atas meja. Lalu kemudian lihat berapa banyaknya anak dapat mengambil potongan potongan tersebut menggunakan alat penjepit di dalam satu menit.
2.Meraba benda dalam berbentuk huruf
Menggunakan berbagai macam pengalaman indera sehingga anak bisa merasakan huruf. Dan ketika mama kecil pasti sering main menuliskan sebuah huruf di punggung teman dan teman mama pastinya harus menebaknya. Lakukan itu lagi juga pada anak, disarankan menuliskan sebuah huruf alfabet di punggung ataupun telapak tangan anak dengan menggunakan mata anak yang tertutup.
Lalu cobalah meminta anak untuk merasakan huruf alfabet tersebut dan menebak huruf apa yang moms tuliskan. Dengan begitu, akan mempermudah sebagai anak mengenal huruf-huruf. Kita juga bisa membuat hal hal yang lebih menantang dan menarik seperti ketika sedang menuliskan huruf besar atau kapital, cobalah juga meminta anak untuk menuliskannya dengan huruf besar atau sebaliknya.
3. Ajarkan menulis dengan ukuran yang besar
Anak dengan disgrafia biasanya mempunyai kesulitan untuk mengingat bagaimana cara membuat huruf dengan baik dan benar. Salah satunya cara seorang terapis membuat proses lebih berkesan adalah meminta kepada anak-anak menulis dengan menggunakan cara yang gerakan motorik yang besar. Selalu cari cara mendidik anak agar patuh.
Kita juga dapat meminta kepada anak untuk menulis huruf di sebuah lantai disaat mandi memakai krim cukur, atau anak dapat haluskan pada lantai dan juga menulis sebuah huruf di krim itu menggunakan jari. Anak anak juga dapat kita latih untuk menulis di atas bak pasir juga menggunakan cat agar bisa meningkatkan input sensorik anak anak.
4. Ajarkan menulis di tanah liat atau clay
Clay adalah media yang serbaguna untuk mengajari belajar anak dalam menulis dan meningkatkan suatu keterampilan motorik halus pada anak anak. Ajaklah anak untuk membentuk membuat tanah liat menjadi satu bentuk huruf alfabet sehingga bisa untuk membuat jadi mudah anak untuk ingat bentuk huruf. Bisa juga membuat rata clay di loyang, Lalu ajak anak moms untuk membuatkan huruf di clay tersebut dengan menunggunakan permukaan pensil.
5. Latih koordinasi di tubuh anak
Seorang anak dapat menulis dengan benar, kedua sisi di tubuhnya perlu untuk bekerja bersamaan, satu tangan memegang kertas dengan stabil, dan satu tangan lainnnya menulis menggunakan pensil. Dan setiap aktivitas untuk mendorong gerakan koordinasi di kedua sisi tubuh, itu juga dapat membantu anak agar menulis dengan benar. Aktivitas ini juga termasuk seperti kerajinan yang menggunakan gunting, satu tangan memegang, satu tangan lainnya memotong.
6. Tingkatkan stabilitas dan kekuatan anak
Di saat menulis mungkin terlihat tidak begitu memerlukan tenaga banyak secara fisik. Akan tetapi duduk dengan benar dan mengendalikan kertas dan pensil juga butuh kekuatan dan stabilnya otot bahu. Aktivitas yang bisa kita lakukan untuk menguatkan otot bahu adalah olahraga push-up, bergantung di papan, panjat tali, jalan kepiting bahkan membaca sambil tengkurap di lantai dapat menambah kekuatan otot di bahu. Anak dapat melakukannya di taman bermain, halaman belakang rumah, atau ruang bermain di rumah.
7. Ajarkan anak untuk bercerita dengan teroganisir
Anak dengan disgrafia sering mempunyai kesulitan mengatur pikiran mereka. Seharusnya kita dapat membantu anak dengan berlatih dongeng secara terstruktur. Saat tidur, minta anak untuk membuat cerita tentang apa yang terjadi hari ini pada dirinya.
Mintalah anak memulai ke perkenalan, seperti “hari ini hari senin, hari ini adalah hari yang sibuk untuk saya.” Mintalah dia untuk menggambarkan apa yang dia lakukan di pagi hari, siang hari dan malam hari. Lalu anak biasanya bisa selesaikan semuanya tentang bagaimana hari itu berjalan secara menyeluruh.
8. Membicarakan ide ide baru lewat tulisan
Anak dengan disgrafia mungkin mereka penuh dengan ide-ide hebat. Akan tetapi menempatkan sebuah ide itu di dalam kata-kata yang di tulis bisa menjadi rintangan atau halangan yang bisa membuat mereka frustasi. Dorong anak untuk merekam untuk dirinya sendiri menggunakan smartphone atau alat lainnya ketika dia mengungkapkan sebuah ide dengan berbicara dengan anak.
Anak kemudian dapat juga memutar kembali rekamannya ketika anak akan menulis. Cara ini bisa juga membantu anak untuk meningkatkan suatu kepercayaan dirinya dalam menuangkan ide-idenya hebatnya saat menulis. Sekarang kita sudah tahukan bagaimana caranya untuk membantu anak dengan disgrafia.
9. Ajari menulis sambil bermain game
Misalnya saja anak-anak dibagi dalam sebuah kelompok dan membuat laporan tentang sebuah pengamatan suatu objek untuk mengamati bagian tumbuh-tumbuhan dan menuliskannya. Atau bisa juga dengan main games serta bermain peran, anak-anak diberi peran semisalnya jadi polisi kemudian diminta untuk menuliskan tugas-tugas polisi.
10. Jangan push anak saat belajar
Di dalam proses belajar anak termasuk juga dalam proses belajar menulis, janganlah sekali-kali memaksa anak untuk melakukan kegiatan, jika anak sudah mulai kelelahan, bosan, jenuh karena itu justru akan membuat menjadi penyebab stress pada anak yang perlu diketahui.
Jadi jika anak mulai tidak semangat maka dari itu kegiatan belajarnya atau menulisnya sebaiknya dihentikan atau dilanjutkan lagi keesokan harinya. Aturlah waktu belajar anak dengan bijaksana. Selalu memberikan dampak pola asuh demokratis.
11. Ketahui apa yang disukai anak
Mari kita buat anak yang tadinya tidak mau menulis menjadi hobi mau menulis maka hal yang pertama bisa kita lakukan yaitu mencari tahu dan kesukaan anak dan kegemarannya, misalnya saja jika anak gemar dengan hewan kelinci, maka kita bisa saja katakan pada anak kita kamu suka kelinci?
Anak yang memang suka akan kelinci akan menjawab “iya” maka dari itu kita tanyakan padanya “kalau begitu coba kamu tulis kelinci di bukumu”. Itu hanyalah sebuah contoh yang bisa kita terapkan kepada anak anak moms, ketika mereka sudah mulai malas dengan metode metode lama yang kita ajarkan. Janganlah membuat anak menjadi pendiam dan tertutup.
12. Biarkan anak mencoret coret buku
Supaya anak semakin mencintai kebiasan menulis/senang dalam melakukan sesuatu kegiatan menulis. Jangan diawal-awal proses belajar untuk menulis janganlah bebani mereka untuk menulis sesuatu yang menurut mereka susah. Sebenarnya anak yang hobi mencorat coret sesuatu dan menuliskan sesuatu yang jelas pada hakikatnya sedang melatih keterampilannya.
Baik saat memegang alat tulis dan juga melatih dirinya di dalam menulis/membuat suatu gambar objek. Misalnya saja coretan yang berbentuk bulat, garis lurus dan zig zag, kegiatan kegiatan tersebut akan membuat hal anak semakin menjadi terampil dalam menulis pastinya. Berhentilah menggunakan pola asuh otoriter.
13. Menulis hal hal yang simple
Jangan kita mengharapkan anak yang baru mau belajar menulis memiliki tulisan yang bagus. Pastinya, kita menjadikan diri kita sebagai tolak ukur dalam ketidakbisaan pada anak di dalam proses belajar. Maka, hal itu akan menjadikan sesuatu hal yang kurang tepat.
Janganlah pula mengharapkan kepada anak yang baru menulis bisa mempunyai tulisan yang sangat rapi dan indah. Karena hal tersebut tidaklah mungkin menjadi mahir dan pintar untuk sebuah penulisan. Tentunya, semuanya butuh proses belajar yang tidaklah sebentar.
Kesulitan membentuk huruf dapat juga membuat anak sulit untuk belajar mengeja kata. Dan itu sebabnya banyak sekali anak disgrafia mempunyai ejaan yang buruk. Anak dengan disgrafia juga dapat menulisnya dengan sangat pelan dan lambat sekali, itu dapat memengaruhi mereka dalam mengekspresikan dan mengexplor dirinya secara tertulis.
Jika memiliki anak yang mengalami gangguan disgrafia, janganlah sedih. Anak digrafia bukan berarti anak tersebut tidaklah cerdas. Ketika anak-anak mempunyai gangguan disgrafia kesulitan menulis, bukanlah berarti mereka itu pemalas. Akan tetapi mereka memang sedamg membutuhkan bantuan dari dukungan ekstra untuk meningkatkan suatu kreatifitasnya dalam menulis. Berikan pengaruh gaya pengasuhan orang tua terhadap karakter anak.