Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 10 Cara Mendidik Anak Perempuan yang Liar

10 Cara Mendidik Anak Perempuan yang Liar

by Wahyu Nur Laili

Semua orang tua pasti menginginkan anak perempuannya tumbuh menjadi individu yang berkarakter santun dan mampu menjaga kehormatannya sebagai perempuan. Kadangkala, kita akan menemukan anak perempuan yang di dalam perkembangannya tiba-tiba mengarah pada perilaku-perilaku yang nakal dan terkesan liar.

Misalnya, berani untuk melontarkan ucapan yang kotor dan tidak pantas, mengejek atau menghina orang lain dengan bahasa yang kasar, berani melawan orang tua, dan perbuatan anak perempuan yang tidak baik untuk diteruskan menjadi sebuah kebiasaan. Sebagai orang tua, kita perlu merefleksikan kembali kira-kira apa faktor penyebab kenakalan anak perempuan menjadi sosok yang liar?

Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, kemungkinan ini bisa terjadi karena rasa ingin tahu anak perempuan yang tinggi terhadap hal-hal baru, keinginan untuk berperilaku bebas dan tidak diatur orang tua, meniru perilaku orang lain, pola asuh yang kurang tepat dan melukai perasaan anak, atau anak hanya berusaha mencari perhatian karena merasa kurang mendapatkan pendekatan dan kasih sayang dari orang tua.

Melansir Find My Kids, Berikut ini beberapa cara mendidik anak perempuan yang liar yang bisa dilakukan oleh orang tua.

1. Telaah dan Diskusi Mengenai Perasaan Anak

Cara paling awal yang bisa dilakukan orang tua adalah mengajak diskusi anak mengenai perasaan dan alasan anak melakukan tindakan yang liar. Orang tua perlu menelaah apakah anak perempuannya memiliki luka batin sehingga muncul keinginan untuk “balas dendam” dengan cara menjadi liar, memberi stimulus atau pancingan pertanyaan sehingga anak perempuan dan orang tua sama-sama membedah perasaan si anak perempuan secara jujur.

2. Kelola Emosi untuk Menanggapi Sikap Anak

Orang tua pasti merasa sedih dan kecewa apabila anak perempuannya menunjukkan tingkah laku yang liar. Emosi yang tidak dikelola dengan baik hanya akan menambah buruk kemungkinan diskusi yang seharusnya dapat dilakukan dengan efektif. Tanggapan yang tenang juga dapat memungkinkan pula bagi anak untuk tidak menunjukkan sikap melawan dengan cara yang lebih kasar.

3. Hindari Melabeli atau Mengecap Buruk Anak

Apapun kesalahan yang dilakukan oleh anak, jangan pernah melabeli atau mengecap anak dengan sebutan yang tidak baik. Hindari penamaan “anak bodoh”, “anak nakal”, “anak susah diatur”, “anak kurang ajar”, atau istilah-istilah kasar yang dapat menyakiti perasaan anak.

Alasannya adalah penamaan buruk diri pada anak dapat memicu trauma psikologis yang dapat menyebabkan tindakan yang lebih buruk, seperti pembangkangan, keliaran yang lebih membahayakan, dan hilangnya respect atau rasa hormat anak kepada orang tua. Istilah yang jahat hanya akan mewujudkan kemungkinan anak menjadi jahat pula.

4. Berikan Teladan Mulai dari Hal-hal Kecil

Anak adalah apa yang dicontohkan oleh orang tuanya. Jika tidak ingin anak perempuan kita menjadi liar dan bersikap tidak wajar, maka orang tua perlu menunjukkan contoh sikap terpuji mulai dari aktivitas kecil di lingkungan keluarga. Misalnya, berkomunikasi dengan bahasa yang santun dan tenang, membiasakan perilaku yang positif dan dilakukan dengan cara yang tepat, melakukan kegiatan spiritual secara rutin, dan cara-cara lain sehingga sikap yang terbentuk dari rumah dapat berpengaruh positif terhadap perilaku anak di luar rumah.

5. Penuhi Kebutuhan Perhatian dan Cinta Untuk Anak

Meskipun anak perempuan kita kadangkala masih susah untuk diatur, tetap penuhi kebutuhan mental anak dengan perhatian, cinta, dan kasih sayang. Dampak psikologi anak yang kurang kasih sayang bisa mempengaruhi perjalanan hidup anak hingga mencapai usia dewasa.

Perhatian dan cinta kasih dapat diwujudkan melalui berbagai hal, termasuk menyediakan kebutuhan pokok, peduli terhadap kegiatan sehari-hari anak di luar rumah, dan memberi perasaan aman kepada anak. Orang tua harus tetap menunjukkan rasa cintanya kepada anak sekalipun terdapat masalah-masalah yang harus diselesaikan.

6. Pahami Fase Perkembangan Anak Perempuan

Orang tua perlu mengerti pentingnya memahami fase-fase perkembangan anak, dalam hal ini perkembangan fisik, mental, hormon, dan sistem kerja tubuh anak perempuan dari usia ke usia selanjutnya. Apalagi, anak perempuan dikatakan lebih cepat matang dan dewasa daripada anak laki-laki.

Orang tua yang menghadapi perubahan fase anak perempuan menuju remaja perlu memahami perilaku-perilaku baru yang wajar dan tidak wajar dilakukan dan melakukan pemantauan aktivitas yang mungkin anak dapatkan dari rasa ingin tahu yang sudah berkembang lebih luas dari masa usia dininya.

7. Beri Hukuman yang Aman

Dalam beberapa kasus, hukuman perlu diberikan pada anak untuk memberi pemahaman bahwa terdapat beberapa perilaku yang tidak boleh dilakukan. Hindari membentak secara berlebihan atau melakukan kekerasan fisik atas dasar memberi pelajaran.

Lakukan hukuman yang aman sehingga anak mengerti konsep tanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri. Pastikan bahwa orang tua paham cara menghukum anak yang benar, sekaligus orang tua mampu memberi pengertian kepada anak mengenai alasan mengapa suatu pemikiran atau tindakan tidak patut untuk dilakukan.

8. Berikan Harapan dan Kepercayaan Kepada Anak

Salah satu hal yang sangat penting dilakukan orang tua adalah memberi harapan yang baik kepada anak. Orang tua perlu meletakkan kepercayaannya bahwa anak mampu tumbuh dan berkembang menjadi anak perempuan yang berakhlak mulia dan memiliki harga diri yang berkualitas. Jika orang tua tidak percaya kepada anaknya, kepada siapa lagi anak menaruh kepercayaannya?

9. Bangun Kebiasaan Aturan Sedini Mungkin

Membiasakan penerapan aturan di lingkungan keluarga merupakan hal dasar yang penting untuk dilakukan orang tua. Aturan mengenai batasan terhadap apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan dapat membentuk budaya perilaku anak, baik di rumah maupun di luar rumah. Semakin dini, semakin baik.

10. Konsisten dalam Penerapan Batasan

Batasan yang telah disepakati antara anak dan orang tua sudah seharusnya diterapkan dengan konsisten. Apabila anak sempat melakukan kesalahan yang menyalahi aturan yang berlaku, maka orang tua berhak melakukan punishment. Keabsenan atau pemakluman hukuman dalam situasi tertentu bisa memberi kelonggaran yang menyebabkan anak tidak takut untuk mengulanginya kembali.

Perlu diingat, dari semua cara mendidik anak yang telah dijelaskan di atas, hal yag paling penting untuk menjadi perhatian khusus orang tua adalah cinta dan kasih sayang yang harus selalu diberikan kepada anak perempuan.

Melakukan kesalahan merupakan hal yang wajar di dalam proses perkembangan anak yang memulai untuk mengeksplorasi perasaan dan pengetahuannya. Konsep pemahaman pada anak tentu lebih sempit daripada pemahaman orang tua, maka peran orang tua dalam pembentukan kepribadian anak sangat diperlukan guna menjaga anak perempuan kita dari kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi.

You may also like