Sekitar 90 persen kasus bunuh diri di Indonesia disebabkan oleh gangguan depresi dan kecemasan. Hal ini menunjukkan bahwa depresi dan kecemasan sangat berbahaya tidak hanya bagi kondisi mental seseorang, tetapi juga terhadap nyawanya. Biasanya, depresi terjadi dalam kurun waktu yang lama, sehingga untuk mengakhirinya, beberapa orang memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Depresi merupakan gangguan suasana hati di mana orang yang mengalaminya akan merasa sedih secara mendalam dan kehilangan minat atau dorongan untuk melakukan berbagai hal, bahkan hal yang biasa mereka lakukan atau sukai. Perlu diketahui juga bahwa terdapat perbedaan depresi dan bipolar meski sama-sama termasuk dalam gangguan kepribadian.
Berikut adalah cara melawan depresi pada diri sendiri termasuk cara melawan depresi tanpa obat.
1. Jangan Pernah Sendirian
Menikmati waktu bersama dengan keluarga atau teman-teman terdekat Anda akan sangat membantu dalam upaya penyembuhan depresi. Hal ini dikarenakan dengan hadirnya orang terdekat, suasana hati Anda akan jauh lebih baik sekaligus membuat Anda lupa akan perasaan sedih yang Anda rasakan.
Meskipun demikian, Anda tidak harus selalu bahagia saat bersama orang lain. Anda juga dapat menyampaikan kesedihan Anda, sehingga apa pun yang Anda rasakan tidak terpendam saja dan orang lain pun dapat membantu Anda untuk mencari solusi yang terbaik. Di sisi lain, ketika Anda sendirian mungkin pikiran atau perbuatan Anda akan mengarah pada hal yang negatif dan orang lain dapat membantu Anda mengalihkanya.
2. Melakukan Hobi atau Kegiatan yang Menyenangkan
Kesedihan yang Anda alami bukan berarti menunjukkan bahwa Anda tidak lagi berhak untuk merasa bahagia. Meskipun rasanya sulit, tetapi jangan berhenti untuk mendorong diri Anda agar tetap melakukan hobi atau kegiatan baru yang dapat membuat Anda merasa senang. Contohnya, mengunjungi tempat wisata baru, membaca buku baru, mendatangi tempat bermain yang berbeda, dan lain-lain.
Hobi yang lama juga tetap dapat Anda lakukan. Anda dapat mengekspresikan diri Anda dengan cara yang positif melalui seni, tulisan, musik, tarian, atau media lain yang Anda suka. Mungkin Anda juga dapat bergabung dengan komunitas yang memiliki hobi yang sama dengan Anda.
3. Berolahraga secara Rutin
Pada umumnya, seseorang yang mengalami depresi akan kehilangan minat untuk melakukan aktivitas fisik dan cenderung memilih untuk berbaring seharian sambil memikirkan hal-hal yang negatif. Akan tetapi, hal tersebut perlu dilawan dengan mulai berolahraga.
Olahraga dapat menciptakan hormon endorfin yang mampu membuat suasana hati Anda menjadi lebih baik. Anda tidak harus melakukan olahraga yang berat, cukup disesuaikan dengan minat dan kemampuan Anda karena yang terpenting adalah konsistensinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pentingnya olahraga untuk kesehatan mental.
4. Menjaga Hubungan Baik dengan Orang Terdekat
Terkadang mungkin muncul pikiran bahwa dengan kondisi Anda yang depresi, orang lain mungkin akan menjauhi Anda atau tidak dapat memahami kondisi Anda. Namun, pikiran-pikiran tersebut sebenarnya hanya spekulasi Anda sebab belum tentu kenyataannya seperti demikian. Akibatnya, Anda mungkin akan menarik diri dan memilih untuk sendirian.
Ketika Anda depresi, akan sangat wajar jika Anda kesulitan membantu diri Anda sendirian. Oleh sebab itu, tetap jagalah hubungan baik Anda dengan orang terdekat, termasuk menerapkan cara menjaga hubungan jarak jauh agar tetap harmonis. Anda dapat menyampaikan kondisi Anda, dan jangan sungkan untuk meminta bantuan. Dengan begitu, kondisi depresi yang Anda alami dapat terbantu untuk segera sembuh
5. Tidur yang Cukup
Biasanya pengidap depresi akan kesulitan untuk tidur pada fase depresi. Akan tetapi, memilih untuk tidak tidur justru dapat memperparah depresi yang dialami. Cobalah untuk menjadwalkan waktu tidur pada jam yang sama setiap hari dan siapkan tempat serta suasana tidur yang nyaman sebelum tidur.
Selain itu, Anda juga perlu menjauhi distraksi, seperti gadget atau televisi sebelum tidur dan minum susu hangat sebelum tidur juga dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Dengan demikian kondisi depresi yang dialami dapat menurun. Terdapat tahapan tidur dalam psikologis yang juga dapat membantu Anda untuk memiliki tidur yang berkualitas.
6. Memperbaiki Pola Makan
Gangguan depresi tidak hanya terjadi karena kondisi mental yang tidak baik-baik saja, melainkan terdapat pula kondisi neurotransmitter serotonin, norepinefrin, dan dopamin di otak yang secara fisiologis berkaitan dengan kondisi tubuh. Selain itu terdapat pula pengaruh makanan terhadap mental dalam psikologi. Oleh sebab itu, meski makan mungkin menjadi hal terakhir yang Anda ingin lakukan, tetapi jika ingin pulih artinya Anda perlu memperbaiki pola makan.
Makanan yang direkomendasikan oleh pengidap depresi yakni harus mengandung protein dan karbohidrat kompleks. Selain itu, direkomendasikan pula untuk mengonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup. Di sisi lain, Anda pun perlu menghindari makanan dengan kandungan gula tinggi, makanan ringan, serta minuman berkarbonasi.
7. Mengonsumsi Omega 3
Para ahli merekomendasikan pengidap depresi untuk lebih banyak mengonsumsi ikan. Hal tersebut dikarenakan ikan mengandung omega 3 yang diketahui dapat menurunkan kekambuhan depresi. Anda juga dapat mengonsumsi suplemen omega 3 sebagai pengganti ikan langsung.
Makan makanan ikan berlemak, seperti ikan salmon, ikan kembung, ikan tuna, sarden, dan ikan asap juga baik untuk dikonsumsi oleh pengidap depresi. Ikan-ikan tersebut setidaknya dapat dikonsumsi sebanyak dua kali seminggu. Terdapat pula alternatif lain selain mengonsumsi ikan, yakni konsumsi suplemen minyak ikan cod.
8. Tetap Berpikir Positif
Salah satu organisasi non-profit di London, bernama Depression Alliance menganjurkan berpikir positif sebagai salah satu cara untuk menjauhkan diri dari depresi. Hal ini dikarenakan pada umumnya orang yang depresi akan berkutat dengan perasaan sedih. Akibatnya adalah individu tersebut akan semakin merasa sedih dan sulit untuk keluar dari fase depresinya.
Agar dapat menjauhkan diri dari rasa sedih, Anda dapat mencoba secara perlahan mengubah pola pikirnya dari yang negatif menjadi positif. Misal, daripada berpikir ‘tetanggaku sungguh tidak mempedulikanku/memperhatikanku’, lebih baik katakan pada diri sendiri bahwa ‘mungkin tetanggaku sedang memiliki kegiatan dan kebetulan tidak memperhatikanku’.