Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Perkembangan » 10 Aspek Psikologis dalam Berinvestasi

10 Aspek Psikologis dalam Berinvestasi

by Arby Suharyanto

Dalam dunia bisnis sering kali mengalami kegagalan, tak terkecuali dalam berinvestasi. Banyak investor atau trader yang gagal karena beberapa faktor, seperti kesalahan dalam analisis atau sebagainya. Begitupun jika sukses, pasti dikarenakan analisisnya yang bagus atau bahkan mental yang baik. Psikologi diri seorang investor adalah salah satu faktor penting keberhasilan atau bahkan kegagalan dalam berinvestasi. Hal itulah yang menjadi penting dalam pembahasan ini.

Hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Berinvestasi

Dr. Alexander Elder, seorang ahli psikologi dan trader profesional, dalam bukunya yang berjudul: “Trading for a Living, Come into my Trading Room”, mengungkapkan ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi atau trading, yaitu Method, Money, dan Mind: (Baca juga mengenai hubungan neurosains dengan psikologi kognitif).

1. Method (metode) berhubungan erat dengan sistem trading dan strategi yang digunakan, serta kemampuan dalam menganalisa. Digunakan untuk memahami bagaimana dan apa yang diinginkan dalam berinvestasi serta apa pandangan sama yang bisa diperoleh dan diyakini bisa dijalankan di tempat atau lembaga investasi tersebut sehingga bisa memberikan keuntungan yang seimbang. (Baca juga mengenai hubungan psikologi pediatrik dengan ilmu lain).

2. Money (uang) berhubungan dengan manajemen uang dan risiko, tentang bagaimana kita mengelola modal kita dengan menerapkan manajemen modal yang baik. Berhubungan dengan naluri dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan dan melakukan segala sesuatu yang bisa memberikan dampak keuntungan untuk masa depan, seperti halnya keuntungan yang bisa didapatkan dan resiko seminimal mungkin. (Baca juga mengenai hubungan psikologi dengan filsafat).

3. Mind (pikiran) erat kaitannya dengan faktor psikologi, terutama dalam mengendalikan emosi saat berinvestasi. Menjadi bagian yang penting untuk pemahaman jika suatu hari terjadi kerugian atau terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan awal yang diharapkan serta fokus awal untuk mengatasinya. (Baca juga mengenai cara memahami seseorang menurut psikologi).

Tetapi seringkali investor atau trader lebih berfokus mempelajari Method, daripada Money, apalagi Mind. Berfokus pada bagaimana metode atau strategi tentulah penting tetapi begitu pun dengan kedua hal lainnya terutama Mind. Karena pikiran dan juga mental yang terkendali dengan cara memahami aspek psikologis saat berinvestasi sangatlah berperan besar dalam keberhasilan dalam berinvestasi. (Baca juga mengenai contoh rasionalisasi dalam psikologi).

4. Peran Logika dan Sifat Manusia

Menurut sebuah riset, logika manusia berperan hanya 12%-45% saja dalam pengambilan keputusan, sedangkan emosi berperan 55%-88%. Sifat alami manusia inilah kendala paling umum dalam menjalankan investasi. Dr. Van K. Tharp pun juga mengatakan bahwa investasi yang sukses memerlukan penguasaan psikologi sebesar 60%, money management sebesar 30%, dan sistem trading sebesar 10%.

5. Persepsi

Persepsi-persepsi yang muncul akibat pengaruh dari otak emosional pun juga banyak muncul dalam diri investor ketika melakukan aktivitas investasi dan seringkali menimbulkan kecenderungan seperti yang ditulis oleh Curtis Faith dalam bukunya “The Way of The Turtle”, antara lain:

1. Menghindari kerugian dan mencari keuntungan.

2. Mengunci keuntungan dan tidak menerima kerugian sehingga membiarkan kerugian membesar (sindrom get evenitis).

3. Bergantung pada banyak informasi.

4. Mempercayai sesuatu karena banyak yang mempercayainya.

5. Mengambil kesimpulan berdasarkan data yang minim karena rekomendasi teman dekat.

6. Ingat ketika pernah profit, namun lupa ketika pernah mengalami kerugian. Dan banyak kecenderungan lainnya.

6. Kecenderungan dalam Pengambilan Keputusan

Kecenderungan-kecenderungan dalam pengambilan keputusan sebetulnya banyak dipengaruhi oleh 2 emosi utama yaitu perasaan takut (Fear) dan perasaan serakah (Greed).

Rasa takut dan serakah sering memainkan emosi investor atau trader, yang membuat mereka tidak dapat berpikir jernih, sehingga  tidak mengambil keputusan yang tepat dan akhirnya menggagalkan rencana investasinya sendiri. Greed atau rasa serakah, didasarkan pada sifat otak emosional manusia yang cenderung mencari kesenangan, atau dalam hal investasi, adalah keuntungan.

Pada dasarnya memang, keinginan manusia tak pernah terpuaskan, demikian juga dengan investor. Seringkali mindset yang salah dalam berinvestasi bisa berakhir gagalnya investasi yang dijalankan. Mindset yang salah di sini salah satunya adalah ingin cepat kaya (serakah).

7.  Solusi atas Rasa Serakah: Don’t be Greedy

Serakah dalam hal apapun tidaklah baik. Karena itulah maka investor dan traderperlu merencanakan target profit, yaitu untuk mencegah Anda untuk menjadi terlalu bernafsu pada keuntungan yang besar dengan mengabaikan risiko yang ada.

Ketika harga sudah menyentuh target profit, segeralah realisasikan keuntungan Anda, meskipun harga ternyata masih melanjutkan pergerakannya. Anda masih memiliki banyak waktu untuk mencari peluang lain. Demikian pula ketika pasar menghajar level stop loss, janganlah terpengaruh untuk membatalkanstop loss. Ingatlah bahwa stop lossitu pada dasarnya adalah penyelamat dari potensi kerugian yang semakin besar.

8. Solusi atas Rasa Takut: Cut Your Losses, Let Your Profit Runs

Biasakanlah untuk cut loss bila memang sudah di level stop loss, namun biarkanlah profit berjalan ketika memang pasar memberikan peluang lebih. Jangan lakukan sebaliknya, ini sangat penting karena banyak sekali investor yang justru melakukan sebaliknya. Dalam menghadapi rasa takut dan cemas ketika nyangkut di saham, jangan segan untuk melakukan cut loss, sebaliknya biasakanlah diri Anda untuk tidak takut untuk holdsaham yang sedang ada dalam posisi profit.

9. Taking Provit

Bagaimana mengatasi kebiasaan taking profit yang terlalu cepat? Supaya bisa let profit run, maka Anda harus yakin ketika membeli sebuah saham, dan Anda mempunyai perhitungan dan target harga yang jelas dan masuk akal sesuai dengan jangka waktu investasi Anda. Ketika Anda memahami betul-betul saham yang Anda punyai, maka Anda tidak akan mudah diombang-ambing oleh perasaan takut.

10. Mindset Investasi

Dengan mindset berinvestasi yang salah, yaitu mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya, maka seorang investor atau trader akan sulit merasa puas atas keuntungan yang diraih, dan menginginkan lebih, hingga melupakan risiko dari sebuah saham yang dipegangnya.

Oleh sebab itu, sisi Psikologis dalam berinvestasi  ini memainkan peran yang penting dalam pengambilan keputusan yang dilakukan investor membantu kesuksesan investor berinvestasi. Dengan kontrol emosi yang terkendali maka semua akan ikut terkendali. Kesuksesan pun akan mudah dicapai jika para investor atau trader tidak mengabaikannya tetapi lebih memfokuskan pada sisi psikologis diri mereka sendiri.

Setiap investasi memang memerlukan pertimbangan dan pemikiran yang panjang sebab berkaitan dengan masa depan dan hal yang bersifat jangka panjang serta berpengaruh pada kehidupan diri sendiri juga keluarga. Demikian artikel kali ini, semoga mudah dipahami oleh anda dan bisa menjadi wawasan yang bermanfaat. Terima kasih. Salam hangat dari penulis.

You may also like