Kecemasan (Anxiety), dalam Psikologi didefinisikan sebagai perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut serta bersifat individual.
1. Pemahaman Kecemasan
Kecemasan dipahami oleh pihak yang mengalami sendiri dan dapat diketahui secara psikologi dengan pemerikaan dan pengamatan tertentu atau menggunakan tes tes secara khusus, setiap kecemasan selalu timbul dan berhubungan dengan apa yang pernah terjadi dalam masa lalu seseorang. Baik itu terjadi sekali namun begitu besar atau sesuatu yang sepele namun terjadi berulang ulang. (Baca juga mengenai hubungan efikasi diri dengan kecemasan).
2. Kegiatan dan Keseharian
Kecemasan berhubungan dengan berbagai kegiatan dan urusan sehari hari sebab berpengaruh terhadap pandangan seseorang secara khusus atau berpengaruh terhadap tingkah laku, kecemasan bisa menjadi sesuatu yang menghalangi atau mendorong tindakan seseorang dan dapat menjadi hal yang mengganggu pola kehidupan dalam keseharian. (Baca juga mengenai teori kecemasan).
3. Hubungan Kecemasan dengan Psikologi
Ahli psikologi Nevid menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan aprehensif bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. (Baca juga mengenai cara mengatasi kecemasan).
4. Situasi Sekitar
Pendapat lain dari Sarason dan Davison menjelaskan bahwa kecemasan merupakan bagian dari tiap pribadi manusia terutama jika individu dihadapkan pada situasi yang tidak jelas dan tidak menentu. Sebagian besar dari individu merasa cemas dan tegang jika menghadapi situasi yang mengancam atau stressor. (Baca juga mengenai cara menghilangkan kecemasan berlebihan).
Kecemasan dapat diketahui melalui aspek-aspek kecemasan. Berikut ini terdapat dua pendapat mengenai aspek dari kecemasan. Nevid, Rathus dan Greene (2003) membagi aspek kecemasan dalam tiga aspek, yaitu: (Baca juga mengenai cara mengatasi gangguan kecemasan (anxiety disorder).
5. Aspek fisik
Seseorang yang mengalami kecemasan dapat tercermin dari kondisi fisiknya, seperti tangan bergetar, muncul banyak keringat, kesulitan berbicara, suara bergetar, timbul keinginan buang air kecil, jantung berdebar lebih keras, kesulitan bernafas, merasa lemas, atau pusing.
Hal ini merupakan perubahan yang mudah diamati dan sulit untuk disembunyikan sebab tampak jelas dari aktifitas fisik dan pada saat itu pula mengganggu aktifitas atau menghentikan kegiatan yang dilakukan, pada masa seperti ini harus dilakukan penanganan yang tepat untuk meringankan dan meredakan gejala tersebut sehingga tidak menjadi sesuatu yang berbahaya untuk orang yang mengalami dan orang di sekitarnya.
6. Aspek kognitif
Kecemasan dapat ditandai dengan adanya ciri kognitif seperti sulit untuk berkonsentrasi, berpikir tidak dapat mengendalikan masalah, ketakukan tidak bias menyelesaikan masalah, adanya rasa khawatir, ketakutan akan terjadi sesuatu dimasa depan, timbul perasaan terganggu, atau adanya keyakinan yang muncul tanpa alasan yang jelas bahwa akan segera terjadi hal yang mengerikan.
7. Hubungan dengan Kenyataan
Merupakan kelanjutan dari kecemasan yang timbul terus menerus dan terlihat nyata telah mengganggu rutinitas harian, kecemasan dalam hal ini akan berpengaruh secara mendalam pada kesehatan dan perilaku seseorang, hal ini umumnya menjadi sesuatu yang sulit diamati secara jelas jika tidak diceritakan atau diamati secara khusus.
8. Aspek perilaku
Kecemasan yang dialami seseorang dapat terlihat dari perilakunya. Perilaku individu yang mengalami kecemasan seperti mengindar, melekat dan dependen, dan perilaku terguncang. perilaku ini merupakan dampak dari adanya kecemasan tersebut hingga berhubungan dengan hubungan sosialnya, ia akan dengan mudah mengalami kecemasan yang berulang ketika mengingat atau mengalami hal yang hampir sama.
9. Aspek afektif
Ciri afektif dari kecemasan merupakan perasaan seseorang yang mengalami kecemasan, seperti gugup, tersinggung, takut, tegang, gelisah, tidak sabar, atau kecewa.
10. Aspek fisiologis
Ciri fisiologis merupakan ciri dari kecemasan yang terjadi di fisik seseorang seperti peningkatan denyut jantung, sesak napas, napas cepat, nyeri dada, sensasi tersedak, pusing, berkeringat, kepanasan, menggigil, mual, sakit perut, diare, gemetar, kesemutan atau mati rasa di lengan atau kaki, lemas, pingsan, otot tegang atau kaku, dan mulut kering.
11. Aspek kognitif
Ciri kognitif merupakan ciri yang terjadi dalam pikiran seseorang saat merasakan kecemasan. Ciri ini dapat berupa takut akan kehilangan kontrol, takut tidak mampu mengatasi masalah, takut evaluasi negatif oleh orang lain, adanya pengalaman yang menakutkan, adanya persepsi tidak nyata, konsentrasi rendah, kebingungan, mudah terganggu, rendahnya perhatian, kewaspadaan berlebih terhadap ancaman, memori yang buruk, kesulitan dalam penalaran, serta kehilangan objektivitas.
12. Aspek perilaku
Ciri perilaku dari kecemasan tercermin dari perilaku individu saat mengalami kecemasan, seperti menghindari situasi atau tanda yang mengancam, melarikan diri, mencari keselamatan, mondar-mandir, terlalu banyak bicara, terpaku, diam, atau sulit berbicara.
Spielberger, Liebert, dan Morris, Jeslid, Mandler, Sarason, Gonzales, Tayler, dan Anton telah mengadakan percobaan konseptual untuk mengukur kecemasan yang dialami individu dan kecemasan tersebut didefinisikan sebagai konsep yang terdiri dari dua dimensi utama, yaitu kekhawatiran dan emosionalitas.
Dimensi emosi merujuk pada reaksi fisiologis dan system saraf otonomik yang timbul akibat situasi atau objek tertentu. Juga merupakan persaan yang tidak menyenangkan dan reaksi emosi terhadap hal buruk yang tidak menyenangkan dan reaksi emosi terhadap hal buruk yang dirasakan yang mungkin terjadi terhadap sesuatu yang akan terjadi, seperti ketegangan bertambah, jantung berdebar keras, tubuh berkeringat, dan badan gemetar saat mengerjakan sesuatu.
13. Komponen Kecemasan
Shah membagi kecemasan menjadi tiga kompponen. Komponen fisik, seperti pusing, sakit perut, tangan berkeringat, perut mual, mulut kering, grogi, dan lain-lain. Emosional seperti panic dan takut. Mental atau kognitif, seperti gangguan perhatian dan memori, kekhawatiran, ketidakteraturan dalam berpikir, dan bingung.
Dampak kecemasan yang paling memuncak adalah kecaman yang akan mengarah pada tindakan. Kecaman merupakan pikiran negatif tentang diri dan lingkungannya. Timbulnya perasaan negatif terhadap kemungkinan kegagalan dan konsekuensinya yang akan didapatkannya. Sikap cemas ini tentunya akan mempengaruhi psikologi diri seseorang mereka akan menjadi pesimis dalam suatu situasi. Dampaknya seperti kritis terhadap diri sendiri, menyerah terhadap situasi yang ada, dan merasa khawatir berlebihan tentang kemungkinan apa yang dilakukan kedepannya.
Demikian artikel kali ini mengenai aspek aspek kecemasan dalam psikologi, semoga menjadi wawasan yang bermanfaat untuk anda. Terima kash. Salam hangat dari penulis.