Kita pasti pernah mendengar profesi psikolog dan psikiater. Sebagian orang mungkin masih kebingungan apa yang membedakan kedua profesi tersebut. Pada dasarnya, psikolog adalah orang yang lulus dari jurusan S1 dan S2 Psikologi, sedangkan Psikiater adalah orang yang lulus dari jurusan S1 Kedokteran kemudian mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) ilmu kedokteran jiwa. Lihat juga 11 Perbedaan Psikolog dan Psikiater.
Seorang psikiater memiliki latar belakang sebagai dokter sehingga dapat memberikan intervensi menggunakan pendekatan medis atau farmakoterapi dan psikofarmakoterapi. Sementara, psikolog dalam melakukan intervensi tidak menggunakan obat-obatan, tetapi dengan psikoterapi atau asesmen psikologi. Akan tetapi, baik psikolog dan psikiater sama-sama sangat dibutuhkan saat ini.
Apabila kamu ingin menjadi psikiater, pastikan tidak salah memilih jurusan sejak masuk kuliah. Dilansir dari situs Renesia, berikut adalah tahapan untuk menjadi psikiater yang harus kamu pahami:
1. Mengikuti Pendidikan S1 Jurusan Kedokteran
Psikiater sebenarnya adalah dokter yang memiliki spesialisasi di bidang kejiwaan. Oleh karena itu, kamu harus mengikuti rangkaian studi di S1 Kedokteran atau Pendidikan Dokter Umum. Mengapa demikian? Sebab seorang psikiater harus memahami cara mendiagnosis penyakit atau gangguan pada pasien, mempelajari anatomi tubuh, serta fungsi dan mekanisme dasar organ tubuh agar dapat memberikan cara pengobatan yang tepat dan dapat mencegah penyakit itu muncul kembali atau setidaknya agar dapat lebih terkendali.
2. Menyelesaikan Studi S1 Kedokteran
Untuk dapat lulus menjadi Sarjana Kedokteran, kurang lebih kamu memerlukan waktu studi selama 4 tahun. Belajarlah dengan tekun selama menjalani perkuliahan. Sudah hal umum bahwa menjadi mahasiswa Kedokteran masuknya berat, bertahannya berat, apa lagi keluarnya. Namun, apabila kamu menjalaninya dengan sepenuh hati dan tulus serta mengetahui cara untuk manajemen diri yang baik, maka beban tanggung jawab dapat lebih dapat diatasi. Lihat juga 12 Pengaruh Regulasi Diri Terhadap Hasil Belajar Siswa.
3. Menjalani Pendidikan Profesi Kedokteran
Ketika kamu baru lulus dari S1 Kedokteran, kamu perlu mengikuti pendidikan profesi kedokteran atau dapat disebut juga dengan istilah co-ass selama kurang lebih tiga semester. Co-ass ini dilakukan untuk bisa memperoleh gelar dokter sebab S1 Kedokteran hanya memberikan gelar Sarjana Kedokteran saja.
4. Mengikuti UKDI
UKDI atau Uji Kompetensi Dokter Indonesia adalah ujian yang harus dilakukan untuk membuktikan kelayakan seseorang untuk menjadi dokter. Lihat juga 15 Cara Belajar Efektif menurut Psikologi.
5. Memperoleh SKD
Setelah lolos dalam Uji Kompetensi Dokter Indonesia, kamu akan diberikan Sertifikat Kompetensi Dokter (SKD) yang menunjukkan legalitas gelar dokter yang dimiliki.
6. Melakukan Sumpah Dokter
Sebelum benar-benar mendapatkan gelar dokter, kamu wajib melakukan sumpah dokter. Sumpah ini diucapkan oleh lulusan dokter yang intinya berjanji akan menjalankan profesi sekaligus tugas mulianya dengan baik dan benar.
7. Menjalankan Program Internship
Kamu harus melakukan program internship selama satu tahun dengan delapan bulan di rumah sakit dan empat bulan di puskesmas yang dipilih sesuai dengan tempat yang tersedia dan kuota dokter yang dapat melaksanakan internship.
8. Melanjutkan Studi dengan Pendidikan Keprofesian Kedokteran Jiwa
Tidak banyak perguruan tinggi yang membuka program pendidikan ini, terdapat beberapa universitas negeri yang mungkin bisa menjadi pilihan untuk melanjutkan studi, di antaranya:
- Universitas Riau
- Universitas Airlangga
- Universitas Udayana
- Universitas Hasanuddin
- Universitas Sriwijaya
Untuk dapat menjadi psikiater, pendidikan terakhir yang harus kamu lakukan adalah mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) terkait ilmu kedokteran jiwa atau psikiatri selama empat tahun. Setelah itu, kamu akan mendapatkan gelar Spesialis Kedokteran Jiwa.
Akan tetapi, beberapa psikiater memilih untuk mengambil pelatihan untuk spesialisasi tambahan yang dapat meningkatkan kompetensinya untuk menangani gangguan psikologis khusus, seperti psikiater forensik, psikiatri anak dan remaja, atau psikiatri psikosomatis.
9. Kamu sudah Menjadi Psikiater
Akhirnya, setelah mengikuti pendidikan serta kewajiban-kewajiban lainnya selama paling tidak sepuluh tahun, kamu dapat melakukan praktik Psikiatri.
Sedikit tambahan, walaupun terlihat serupa, tetapi Psikologi Klinis dengan Psikiatri adalah dua bidang studi yang berbeda. Metode yang dilakukan dalam pendekatan Psikologi Klinis memang mirip dengan Psikiatri, tetapi dalam upaya penanganannya psikolog menggunakan psikoterapi dan tidak dapat memberikan resep obat. Lihat juga Sejarah Perkembangan Psikologi Klinis dan Pendekatan Psikoterapi terhadap Mental illness.
Proses yang panjang sekaligus berat ini membuat tidak heran mengapa hanya sedikit orang yang berminat menjadi psikiater. Selain itu, beberapa orang merasa profesi psikiatri juga tidak terlalu menguntungkan dibanding profesi dokter spesialisasi lainnya. Dengan demikian diperlukan kebesaran hati dan keikhlasan untuk mengabdikan diri pada masyarakat. Semangat selalu!