Home » Gangguan Psikologi » Trauma » 9 Jenis Pelecehan pada Perempuan Beserta Contohnya

9 Jenis Pelecehan pada Perempuan Beserta Contohnya

by Gendis Hanum Gumintang

Pelecehan merupakan tindakan yang dilakukan seseorang untuk membuat orang lain terluka atau tertekan. Perempuan dan anak adalah korban pelecehan yang paling banyak ditemui. Hal ini disebabkan oleh kurangnya rasa saling menghormati dan menghargai antarmanusia.

Dilansir dari situs Staffordshire and Stoke-on-Trent Adult Safeguarding Partnership Board (SSASPB), terdapat 9 jenis pelecehan yang dapat dilakukan terhadap wanita, yakni:

1. Pelecehan Fisik

Pelecehan fisik merupakan segala bentuk tindakan yang dengan sengaja dilakukan untuk mengganggu atau menyakiti tubuh seseorang. Contohnya, menyentuh tanpa consent, memukul, menampar, menggenggam terlalu erat, melemparkan barang pada bagian tubuh, atau perbuatan lainnya yang berkaitan dengan tubuh.

Indikator yang dapat dilihat dari korban pelecehan fisik seperti, perasaan cemas, lebih protektif dan sensitif terhadap tubuhnya, merasa kesakitan, terdapat bekas luka, bagian tubuh yang rusak, serta menurunnya berat badan secara tiba-tiba karena kurang mendapat asupan nutrisi atau dehidrasi.

2. Pelecehan Seksual

Tindakan pelecehan yang dilakukan terkait jenis kelamin seseorang adalah definisi dari pelecehan seksual. Pelecehan ini dapat dilakukan secara verbal, nonverbal, visual, dan fisik. Misalnya, catcalling atau menggoda, sentuhan yang tidak diinginkan, kekerasan seks, pemerkosaan, paparan tidak senonoh, serta fotografi seksual.

Indikator yang mungkin muncul pada perempuan korban pelecehan seksual adalah perubahan perilaku yang mendadak, penarikan diri dari lingkungan sosial, rasa rendah diri bahkan merasa tidak berguna, rasa sakit pada alat kelamin, kehamilan yang tidak diinginkan, atau bahkan terkena infeksi penyakit seksual menular.

3. Pelecehan Finansial

Pelecehan secara finansial yang dimaksud adalah tindakan memaksa seseorang untuk mengeluarkan biaya atau menyerahkan properti yang dimiliki tanpa adanya perjanjian yang jelas. Perempuan sering kali dianggap lemah dan tidak layak memiliki kekayaan sehingga rawan menerima pelecehan ini. 

Contoh dari pelecehan finansial, yakni penipuan, pencurian, pengalihan hak milik properti secara sepihak, pengambilan properti tanpa izin, pemaksaan terkait dengan urusan keuangan (misal: penulisan atau perubahan pada surat perjanjian atau wasiat), serta penyalahgunaan keuntungan.

Individu yang mengalami pelecehan seksual dapat ditandai dengan ketidakmampuan untuk membeli atau membayar, berhutang, kehilangan properti, perubahan status atau pekerjaan, dan hal lainnya yang juga dapat mempengaruhi kondisi mental korban, seperti munculnya stres hingga depresi.

4. Pelecehan dengan Diskriminasi

Diskriminasi menurut (Pettigrew, 2007) diartikan sebagai perlakuan kurang menyenangkan atau tindakan negatif secara nyata yang ditujukan kepada anggota kelompok yang tidak disukai. Diskriminasi pada perempuan dapat berdasarkan suku, ras agama, atau kelompok yang diikuti. Contoh diskriminasi yang biasa diterima oleh perempuan adalah perbedaan perlakuan yang mereka dapat dari perlakuan pada pria, seperti perusahaan yang memberi gaji pada karyawan wanita lebih sedikit dibanding karyawan pria.

Hal ini merupakan bagian dari pelecehan karena pada dasarnya perbedaan gender tidak menunjukkan ada kelompok yang lebih rendah atau lebih tinggi. Tindakan diskriminasi pada wanita dapat berarti upaya merendahkan dan terkait dengan pelecehan.

5. Pelecehan secara Psikologis

Pelecehan ini ditunjukkan dengan menggunakan perkataan atau perbuatan yang mempengaruhi emosi korban. Pada dasarnya, seluruh jenis pelecehan juga dapat berpengaruh pada kondisi psikologis individu. Misalnya, pengancaman, pengabaian, penghinaan, intimidasi, pelecehan, pemaksaan, perkataan yang buruk, serta pembatasan terhadap hak.

Indikator yang mungkin muncul pada korban adalah perubahan nafsu makan, ketidakstabilan emosi, kepercayaan diri menurun, sulit tidur, menarik diri atau menolak didekati, perasaan distress, kehidupan dan perilaku yang berubah.

6. Penolakan

Sering kali perempuan mendapat penolakan karena ia berjenis kelamin perempuan. Sebagian orang masih memiliki pola pikir bahwa perempuan pantas untuk mendapat perbedaan perlakuan termasuk penolakan ini. Contohnya, tidak diterima pada suatu pekerjaan karena jenis kelaminnya, tidak diberikan hak yang sama untuk mendapatkan akses pendidikan atau kesehatan, serta penahanan kebutuhan hidup termasuk makanan bernutrisi dan obat-obatan. Dampak yang dirasakan korban hampir sama seperti apa yang dirasakan korban pelecehan psikologis.

7. Pelecehan oleh Organisasi/Institusi

Terkadang, kita dapat menemui pelecehan yang diberikan pimpinan organisasi kepada perempuan yang menjadi bawahannya. Mau tidak mau, korban pelecehan ini harus menerima berbagai perlakuan yang tidak mengenakan, apalagi jika ia dalam kondisi yang sulit atau sehingga tidak bisa keluar dari organisasi/institusi yang menaunginya. Tidak jarang korban mendapat ancaman dari pelaku pelecehan yang membuatnya menyembunyikan perlakuan tersebut.

8. Pelecehan Domestik

Berdasarkan The Home Office (2013), pelecehan domestik adalah berbagai tindakan dilakukan untuk mengendalikan, memaksa, mengancam, atau membuat anggota keluarga berada dalam kondisi buruk untuk kepentingan pribadi yang dilakukan oleh anggota keluarga lain.

Pelecehan ini juga termasuk pelecehan pada fisik, seksual, finansial, serta emosional yang memang sangat sering terjadi pada perempuan dalam satu keluarga. Padahal, keluarga seharusnya menjadi tempat teraman bagi seluruh anggotanya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa keadaan tertekan, masalah finansial, masalah hubungan antaranggota keluarga, jika tidak diatasi dengan pikiran yang jernih justru dapat menambah permasalahan.

Contoh pelecehan domestik yang sering kita dengar, misal istri yang dipukul atau dilempari benda, anak yang dipaksa untuk melakukan hubungan seksual, diskriminasi pada anggota keluarga tertentu, pembungkaman, dan sebagainya.

9. Perbudakan Modern

Sebagian perempuan terutama dari negara berkembang memilih untuk bekerja sebagai pembantu atau asisten rumah tangga. Beberapa majikan atau agen penyedia jasa tenaga kerja melakukan tindakan perbudakan yang semena-mena, human trafficking atau perdagangan manusia, serta kerja paksa yang tidak sesuai dengan kontrak. Perbuatan tersebut membuat korban yang memang tidak punya pilihan tempat bekerja lain menjadi semakin tertekan.

Contoh dari pelecehan melalui perbudakan modern contohnya, kekerasan seksual, pemberian gaji yang tidak sesuai, pembatasan hak-hak, diskriminasi, dan tindakan lain yang dilakukan terhadap pembantu atau asisten rumah tangga.

Patut kita ketahui bahwa indikator-indikator yang disebutkan di atas tidak bisa dijadikan patokan pasti seseorang menjadi korban pelecehan. Kita harus mengetahui bukti yang benar terkait kondisi yang dialami korban.

You may also like