Home » Ilmu Psikologi » 15 Tujuan Kode Etik Psikologi Dalam Pendidikan

15 Tujuan Kode Etik Psikologi Dalam Pendidikan

by Tiffany

Jika kita membicarakan mengenai kode etik, maka bisa dikatakan bahwa kode etik adalah tatanan etika yang bisa disepakati oleh suatu individu atau kelompok masyarakat tertentu. Kode etik biasanya melibatkan norma sosial, manusia namun jika ada kode etik yang diterapkan dengan sanksi agak berat maka masuk kedalam kategori norma hukum.

Seringkali kode etik juga disebut sebagai pola aturan, tata cara, tanda dan juga pedoman yang jelas untuk sebuah kegiatan ataupun pekerjaan. Kode etik akan melindungi sebuah perbuatan yang bisa dikatakan tidak profesional. Akan lebih aman dan tentu lebih jelas. Setelah menjelaskan banyak mengenai kode etik sebenarnya dan kaitannya dengan psikologi :

  1. Adil

Hal pertama yang bisa anda kenali dari sebuah kode etik untuk psikologi adalah keadilan. Rasanya bagi dunia psikologi benar dan salah merupakan hal yang wajar, selalu ada motif atau alasan mengapa hal tersebut terjadi. Sehingga toleransi dalam dunia psikologi cukup tinggi. Baca juga tentang  Istilah Psikologi dalam Cinta

Namun kode etik membatasi bahwa dunia psikologi tidak bisa mengambil tindakan atau konsekuensi atas apa yang terjadi. Contohnya, seorang anak membunuh ibunya.

Dalam dunia psikologi ada alasan dibalik terjadinya hal tersebut, misalnya ibunya menjual anaknya untuk prostitusi, bagi dunia psikologi alasan itu memberi toleransi yang menjadikan anak tersebut melakukan namun tidak di bagian hukum. Adanya kode etik ini menjaga agar psikologi tetap adil pada pasien atau siapapun didalamnya. Jika mereka terlibat maka mereka harus mempertanggung jawabkan tanpa ada alasan atau toleransi. Baca juga tentang  Penerapan Psikologi dalam Manajemen Kurikulum

  1. HAM

Selanjutnya, adanya kode etik jelas untuk menjaga kehormatan dan juga hak asasi yang dijunjung dengan sangat tinggi. Manusia merupakan makhluk hidup paling rumit dan berbahaya, namun juga suci dan polos.

Banyak hal yang terjadi diluar kendali kita, dengan adanya kode etik anda akan mendapatkan cukup banyak persetujuan sebelum melakukan segala tindakan professional. Sehingga apapun yang anda lakukan tidak sepihak dan semua pihak terlibat, tahu dan sadar akan hal tersebut. Baca juga tentang Hubungan Efikasi Diri dengan Kecemasan

  1. Penipuan

Berapa banyak dokter gadungan dan juga perawat yang hanya mengambil uang tanpa memikirkan masalah selanjutnya. Adanya kode etik pada psikologi agar tidak adanya penipuan yang dilakukan, mengingat human error bisa berasal dari disengaja ataupun tidak disengaja.

Banyak penelitian dilakukan untuk membuktikan sebuah teori dan beberapa orang yang mungkin tidak bisa mengendalikan emosi jelas mereka  melakukan hal secara sengaja. Menurut Deception, beberapa informasi yang salah secara eksplisit dalam kata lain adalah berbohong.

Cukup banyak sekitar 55% orang dan itu dituangkan dalam jurnal psikologi Hertwig & Ortmaan 2008. Selain itu dalam dunia psikologi sendiri ada banyak penipuan yang mungkin terjadi, bagaimana orang percaya. Simpelnya ada yang tahu dan mempercayai apa itu motivator dan ada yang membenci itu karena hanya sebuah kata-kata bohong saja. Itulah adanya kode etik yang sangat penting.

  1. Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan salah satu cara yang paling sering diabaikan banyak orang. Tanggung jawab bisa menjadi hal yang paling menakutkan karena membebani tubuh anda dan juga membebani pikiran anda. Namun adanya kode etik tanggung jawab tersebut setidaknya bukan hanya membebani namun juga menjadi batas yang baik atau line yang benar akan hal tersebut.

Jika bisa disebutkan psikologi terlibat sangat aktif terhadap kegitna peer review yang dilakukn dalam sebuah penelitian dan menjelaskan bahwa dalam psikologi tanggung jawablah yang ditakuti secara keseluruhan dan sangat besar. Banyak orang yang menyatakan karena ketakutan ini mereka keluar jalur. Karena itulah kode etik justru mempermudah pekerjaan seperti ini menjadi lebih baik. Baca juga tentang Pengaruh Musik Terhadap Emosi Remaja

5. Campur Tangan

Berapa banyak kejadian campur tangan yang terjadi karena tidak adanya kode etik ? campur tangan merupakan hal yang paling dihindari oleh mereka yang memiliki profesi yang sangat rahasia, diurus dengan baik dan tentunya tidak mau ada kesalahan. Adanya campur tangan jelas bisa mengganggu dan memberikan kemungkinan adanya kesalahan. Kode etik menjaga semua hal tersebut agar tidak mungkin terjadi kesalahan.

6. Kontrol sosial

Selanjutnya kode etik merupakan kontrol sosial yang digunakan bukan dari sisi profesi saja, maksudnya mereka yang memiliki tugas profesi tersebut, namun juga masyarakat yang harus menghargai dan menghormati profesi tersebut agar tak sembarangan.

Kontrol sosial termasuk cara yang mudah juga untuk membatasi kebutuhan dan kepentingan baik dari pelaku profesi maupun masyarakat yang ada diluaran khususnya yang terlibat.

7. Menjaga Hubungan

Ketika anda melibatkan kode etik maka anda menjaga kepercayaan orang lain yang artinya kode etik juga bisa menjaga sebuah hubungan antar beberapa pihak.

Khususnya di organisasi, kode etik akan memudahkan hubungan yang terjalin. Salah satu bentuk hubungan profesional antara klien dan juga pemberi jasa juga bisa jadi salah atunya. Sebagian orang menggunakan hal ini untuk mereka yang bekerja di dunia IT atau teknologi yang membutuhkan rahasia dan juga privacy.

8. Prasangka Pribadi

Dalam kode etik disana menjelaskan bagaimana seorang profesi harus profesional. Mengingat hal yang berbentuk subjektif akan membahayakan atau justru membiaskan hal yang salah menjadi benar ataupun sebaliknya. Kode etik membantu banyak orang untuk membatasi rasa pribadinya. Misalnya saja seorang pengacara dilarang menangani kasus jika keluarganya mengalami masalah hukum.

Tidak boleh 3 ke bawah yakni anak dan cucu, 3 keatas yang berarti ayah/ibu dan nenek atau kakek, serta 3 kesamping yang berarti sepupu atau sejenisnya. Mengapa ? bisa jadi mereka memiliki dendam pribadi yang mengaburkan fakta. Sepupu yang malang tertangkap namun ternyata tidak bersalah, sedangkan sebaliknya ibu yang bersalah dinyatakan tidak karena itu ibu sendiri. Jelas melaporkan ke polisi akan mengganggu mental anak. untuk itulah subjektif yang timbul bisa diatasi dengan kode etik.

9. Keterkaitan dengan ilmu lain

anda bisa menjelaskan bahwa setiap ilmu saling berhubungan, yang membedakan adalah cabang keterkaitan tersebut. Psikologi termasuk ilmu yang berkaitan dengan banyak hal, mulai dari hukum, kedokteran, ilmu sosial dan masyarakat dan sebagainya. Keterkaitan ini juga bisa diatur jika ada sebuah kode etik yang jelas.

10. Menyeragamkan pendapat

Anda jelas tahu kan meskipun dalam satu rumpun ilmu, dimana seringkali terjadi perbedaan pendapat dan juga pro kontra. Untuk itu dibandingkan menimbulkan masalah jelas menyeragamkan pendapat akan lebih aman. Kode etik bisa membantu hal tersebut, akan dibentuk dewan tertinggi dan yang dianggap beberapa guru besar ahli. kode etik ditentukan dan ditetapkan untuk terus diikuti oleh profesi selanjuntya.

Setelah membahas mengenai kode etik dari sisi psikolog, beberapa ahli juga mmebantu menjelaskan atau menggambarkan sebenarnya apa fungsi kode etik tidak hanya dalam dunia psikologi saja melainkan dalam bidang lainnya. Baca juga tentang Peran Mahasiswa dalam Pendidikan Karakter Bangsa

Kode Etik menurut pendapat lain

Selain fungsi yang disebutkan diatas, ahli Biggs dan Blocher mengemukakan tiga fungsi kode etik diantaranya adalah :

1. Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah khususnya jika itu tidak ada hubungannya dan justru akan merugikan. Terutama jika terjadi masalah yang tidak diinginkan

2. Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi. Biasanya dalam sebuah profesi dibuat sebuah organisasi atau komunitas.

3. Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi, melindungi bukan maksudnya jika melakukan kesalahan namun ketika profesi melakukan human error ada aturan yang jelas dalam menindaklanjutinya agar tidak subjektif.

Kode etik psikologi 

Ada beberapa hal rinci yang bisa anda dapatkan dari kode etik psikologi diantaranya adalah :

  1. Bab I, merupakan sebuah pedoman Umum (pasal 1 dan 2) telah menjelasakan mengenai apa itu psikolog dan siapa saja ilmuwan psikologi.
  2. Bab II, Mengatasi (pasal 3 – 6)
  3. Bab III, Kompetensi (pasal 7 -12)
  4. Bab IV, Hubungan yang terjadi Antar Manusia (pasal 13 – 22)
  5. Bab V, Kerahasiaan Rekam dan Hasil Pemeriksaan Psikologi khususnya milik pasien yang kasus atau permasalahannya berat dan mengikat(pasal 23 – 27)
  6. Bab VI, Iklan dan Pernyataan Publik (pasal 28 – 32) dan Bab VII, Biaya Layanan Psikologi (pasal 33 – 36)
  7. Bab VIII, Pendidikan dan/atau Pelatihan (pasal 37 – 44)
  8. Bab IX, Penelitian dan Publikasi (pasal 45 – 55)
  9. Bab X, Psikologi Forensik (pasal 56 -61)
  10. Bab XI, Asesmen (pasal 62 – 67)
  11. Bab XII, Intervensi (pasal 68) dan Bab XIII, Psiedukasi (pasal 69 – 70)
  12. Bab XIV, Konseling Psikologi dan Terapi Psikologi (pasal 71 – 80)

Jika bisa dilihat ada beberapa modifikasi dalam kode etik ini, namun lembaga harus memastikan beberapa hal sebelum melakukan modifikasi, yaitu :

  1. Anda bisa melibatkan penilaian profesional dari psikolog khususnya penilaian profesional dari psikologi.
  2. Anda bisa menghilangkan ketidakadilan anda dan ketidaksetaraan yang bisa terjadi tanpa modifikasi.
  3. Memastikan penerapan menyeluruh dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh psikolog. sehingga dipastikan tidak keluar jalur dan juga tetap dalam aturannya. nyatanya kode etik benar-benar sangat penting untuk kelangsungan pekerjaan.

You may also like