Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Kepribadian » 10 Hubungan Efikasi Diri dengan Kecemasan

10 Hubungan Efikasi Diri dengan Kecemasan

by Hana Masita

Efikasi diri adalah sebuah keyakinan atau rasa percaya pada diri sendiri bahwa dirinya mampu mengorganisasi, melakukan suatu tuga, mecapai tujuan atau keinginan, menghasilkan sesuatu serta mengimplementasi tindakan untuk mencapai keahlian tertentu. Menurut Bandura (1986), efikasi diri mengacu pada kepercayaan individu terhadap kemampuannya untuk bisa sukses melakukan sesuatu. Sementara itu, Santrock (2007) memaparkan bahwa efikasi diri adalah kepercayaan seseorang atas kemampuannya untuk bisa menguasai situasi dan menghasilkan sesuatu yang memberi keuntungan.

Dari beberapa definisi efikasi diri di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa efikasi diri berkaitan dengan kepercayaan diri seseorang terhadap kemampuannya sendiri. Pada akhirnya, efikasi diri seseorang dapat mempengaruhi keyakinan ataupun kecemasan dalam dirinya. Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai hubungan efikasi diri dengan kecemasan supaya kita bisa lebih mengenal pentingnya efikasi diri dalam seorang individu.

  1. Menentukan target usaha seseorang

Seseorang yang memiliki efikasi diri yang tinggi cenderung menempatkan dirinya dalam sebuah scenario kesuksesan. Hal ini berikutnya akan memicu dirinya untuk selalu berusaha dan berjuang untuk mencapai target tersebut. Dia akan menyusun langkah-langkah maupun perencanaan yang diperlukan untuk memastikan dirinya melakukan usaha yang terbaik disertai keyakinan dan kepercayaan diri. Semua hal ini akan membuatnya sibuk dan tidak sempat untuk merasakan kecemasan yang tidak perlu. (Baca juga: Pentingnya Kesehatan Mental Terhadap Diri Sendiri)

  1. Efikasi diri mempengaruhi tingkat usaha

Seorang siswa yang tidak percaya dengan kemampuannya sendiri akan cenderung kurang berusaha dalam melakukan sesuatu. Artinya, seseorang yang memiliki efikasi diri yang rendah bisa membuat usahanya dalam mencapai sesuatu menjadi tidak maksimal. Pada akhirnya dia pun akan menyesal dan merasa cemas bahwa hasil yang akan dia dapatkan tidak sesuai target dan ekspektasinya. (Baca juga: Hubungan Efikasi Diri Dengan Prestasi Belajar)

  1. Mempengaruhi pengambilan keputusan atau tindakan

Jika seorang individu memiliki efikasi diri yang tinggi, maka dia akan mengambil tindakan atau keputusan yang dia yakini benar. Dia pun yakin bahwa apa yang dia lakukan adalah yang terbaik dan hal ini akan memberi rasa tenang di dirinya karena dia tidak ragu dalam melangkah. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan orang yang memiliki efikasi diri rendah. Seseorang yang efikasi dirinya rendah akan cenderung ragu dan takut mengambil keputusan. Dia selalu tidak yakin dengan dirinya sendiri yang pada saat bersamaan juga menimbulkan rasa cemas bahwa apapun yang dia lakukan tidak cukup baik.

  1. Mudah menyerah dan takut tantangan

Seseorang yang memiliki efikasi diri rendah lebih sering merasa tidak mampu dalam melakukan sesuatu. Hal ini akan membuat orang tersebut menjadi mudah menyerah dan takut tantangan. Dia akan mudah merasa cemas tentang hal-hal yang dia rasa tidak bisa dia tanggung. Dia juga selalu mencemaskan dirinya, apakah dia mampu melalui tantangan atau hambatan yang sedang menghadang.

Baca juga:

Hal ini tentu akan berbeda jika seseorang memiliki efikasi diri tinggi. Rasa percaya pada kemampuan diri sendiri akan membuat seseorang berani menghadapi tantangan apapun dan selalu mengeluarkan usaha maksimal tanpa kenal kata menyerah. Dia tidak takut dengan kegagalan, justru yakin bahwa apapun hal yang menimpanya akan menjadi pelajaran untuk dirinya.

  1. Menentukan reaksi terhadap tekanan

Menurut Bandura (1997), teori kognitif sosial memiliki persepsi tentang efikasi diri, yaitu perannya dalam sebuah mekanisme kognitif yang memungkinkan seorang individu mengendalikan reaksi terhadap tekanan.

Jika seseorang merasa yakin bahwa dirinya bisa menghadapi tekanan yang muncul secara efektif, maka dia akan tidak merasa cemas atau gelisah. Sebaliknya, seseorang yang tidak yakin mampu menghadapi tekanan, maka dia akan merasa tertekan dan gelisah serta melihat lingkungannya sebagai ancaman.

  1. Efikasi mempengaruhi suasana hati

Efikasi diri memiliki pengaruh juga terhadap keadaan emosi manusia. Dalam penelitian yang dilakukan Baron dan Byrne (1991) terhadap pasien yang sedang menderita penyakit yang parah, ditemukan bahwa individu yang memiliki efikasi diri rendah cenderung lebih mudah depresi dan merasa tidak berdaya. Artinya, seseorang yang memiliki efikasi diri rendah akan memiliki suasana hati atau emosi yang buruk daripada seseorang yang memiliki efikasi diri tinggi. (Baca juga: Teori Psikologis Tentang Gangguan Mood Pada Manusia)

  1. Efikasi diri berperan dalam daya tahan banting

Hampir serupa dengan poin sebelumnya, dalam penelitian lain juga ditemukan bahwa seseorang yang memiliki rasa percaya pada diri sendiri yang tinggi lebih bisa mentolerir rasa sakit dan mengendalikan stress yang dialami. Artinya, efikasi diri juga bisa mengendalikan situasi-situasi yang bisa menimbulkan kecemasan dan ketegangan pada individu tersebut. Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa efikasi diri bisa mengaktifkan zat bernama opioid di tubuh yang berperan mengatasi rasa sakit, sehingga bisa menjadi obat alami untuk tubuh menghadapi kecemasan yang muncul.

  1. Lebih mampu menghadapi kegagalan

Dengan keberadaan rasa yakin dan percaya dengan kemampuan diri sendiri, seseorang akan lebih mampu menghadapi kegagalan. Dia tidak mudah stress ataupun menyalahkan keadaan di sekitarnya. Dia yakin bahwa apa yang dicapainya saat ini memang merupakan hasil dari usaha terbaiknya.

Tidak berhenti di situ, apapun hasil yang dia dapatkan akan menjadi pemicu untuk berusaha lebih baik di kesempatan selanjutnya karena dia yakin bahwa dirinya mampu lebih baik di kesempatan lain. (Baca juga: Manfaat Penerapan Manajemen Diri)

  1. Meningkatkan motivasi

Menurut Bandura (1994), efikasi diri juga berperan dalam menumbuhkan motivasi dengan cara membantu menentukan tujuan, meningkatkan daya usaha, memperlama waktu untuk bertahan dalam kesulitan, dan meningkatkan daya tahan diri dalam mengadapi kegagalan. Dengan semua hal ini, tentu seseorang yang memiliki efikasi diri tidak akan mudah cemas karena telah tahu apa yang dia lakukan merupakan pilihan atas keinginannya sendiri untuk mencapai tujuan yang diyakininya. (Baca juga: Jenis-Jenis Motivasi dalam Psikologi Islam)

  1. Membuat usaha lebih ringan dan tanpa beban

Stajkovic dan Luthans dalam Demir (2008) dan Bandura (1994) juga menjelaskan bahwa orang yang memiliki efikasi tinggi lebih berusaha untuk mencapai keberhasilan. Dia juga tidak akan mudah terbebani oleh suatu hal sehingga lebih berani untuk mengambil tindakan. Hal ini akan membuat orang seperti ini bebas dari kecemasan dan rasa depresi.

Baca juga:

Demikian 10 hubungan efikasi diri dengan kecemasan. Dari pembahasan kali ini kita tahu bahwa ternyata efikasi diri memiliki peranan yang sangat penting dalam cara kita menyikapi persoalan ataupun hambatan yang kita alami. Semoga dengan pembahasan ini kita lebih bisa memahami akan pentingnya efikasi diri sehingga kita bisa mulai mencari solusi untuk mengatasi kecemasan yang sering muncul dalam diri kita. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!

You may also like