Home » Teori Psikologi » 7 Teori Tingkah Laku Dalam Psikologi Menurut Para Ahli

7 Teori Tingkah Laku Dalam Psikologi Menurut Para Ahli

by Bernadet Maress

Jika dilihat secara biologis, tingkah laku merupakan aktivitas atau kegiatan organisme yang berhubungan dan bisa dilihat secara langsung atau tidak langsung yang menghasilkan macam macam tingkah laku dalam psikologi. Dilihat dari operasional, tingkah laku bisa diartikan sebagai respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar objek. Tingkah laku bisa terjadi jika ada sesuatu yang menimbulkan reaksi yakni rangsangan. Menurut pendapat Ribert Kwick, tingkah laku merupakan perilaku atau tindakan suatu organisme yang bisa diamati dan juga dipelajari. Sedangkan menurut Drs. Sunaryo M.Kes, tingkah laku merupakan aktivitas yang terjadi karena stimulus atau respon yang bisa diamati secara langsung dan tidak langsung.

Aliran Psikologi Tingkah Laku

Pandangan belajar menurut aliran tingkah laku adalah berubahnya tingkah laku karena interaksi antara stimulus dengan respons. Beberapa teori tingkah laku dalam psikologi diantaranya adalah:

  1. Teori Belajar Thorn Dike

Thorndike memberi pandangan jika macam macam teori belajar dalam psikologi merupakan sebuah usaha untuk memecahkan masalah. Dari eksperimen yang ia lakukan, didapat tiga buah hukum belajar, yakni:

  • Hukum Akibat [Law of Effect]: Tercapainya keadaan yang memuaskan akan menguatkan hubungan antara stimulus dan juga respon. Jika respon terhadap stimulus terjadi, maka akan menyebabkan sesuatu yang memuaskan. Jika stimulus tersebut terjadi kembali, maka subjek akan memberikan respons yang lebih intens, cepat dan juga tepat.
  • Hukum Latihan [Law of Exercise]: Respon terhadap stimulus bisa diperkuat jika respons sering digunakan. Ini nantinya akan menghasilkan implikasi jika praktik khususnya pengulangan dalam pelajaran merupakan hal penting yang harus dilakukan.
  • Hukum Kesiapan [Law of Readiness]: Dalam memberikan respons, subjek harus siap dan juga disiapkan. Hukum ini berhubungan dengan syarat kematangan dalam pengajaran fisik dan juga mental intelek.

Thorndike berpendapat jika teori belajar dalam psikologi merupakan proses interaksi stimulus dan respon. Stimulus merupakan apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti perasaan, pikiran atau hal lain yang bisa ditangkap alat indera. Sementara respons merupakan reaksi yang dilakukan peserta didik ketika belajar berbentuk perasaan, pikiran atau tindakan. Dengan ini, maka perubahan tingkah laku karena kegiatan belajar bisa terwujud konkrit yakni bisa diamati atau tidak konkrit yakni tidak bisa diamati.

  1. Teori Belajar Skinner

Konsep yang dikemukakan Skinner mengenai belajar lebih unggul dari konsep tokoh sebelumnya selain juga mengeluarkan teori Skinner dalam psikoogi kepribadian lainnya. Ia menjelaskan konsep belajar dengan sederhana tetapi lebih komperhensif. Skinner berpendapat jika hubungan stimulus dan respon terjadi saat interaksi dengan lingkungan yang kemudian menyebabkan perubahan tingkah laku tidak sesederhana seperti yang sudah diungkapkan tokoh tokoh sebelumnya. Skinner berpendapat jika respon yang didapat seseorang tidaklah sederhana sebab stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan kemudian berpengaruh pada respon yang dihasilkan.

Respon yang diberikan tersebut juga memiliki konsekuensi yang nantinya juga akan mempengaruhi timbulnya perilaku. Sehingga untuk memahami tingkah laku seseorang harus benar benar bisa memahami hubungan stimulus yang satu dengan yang lainnya dan paham tentang konsep yang mungkin akan ditimbulkan serta berbagai konsekuensi yang mungkin bisa terjadi karena respon tersebut. Dari hasil eksperimen, B.F Skinner menghasilkan beberapa hukum, yakni:

  • Law of operant conditioning: Apabila timbulnya perilaku diikuti dengan stimulus penguat, maka kekuatan tingkah laku juga akan meningkat.
  • Law of operant extinction: Apabila terjadinya perilaku operant yang sudah diperkuat lewat proses conditioning dan tidak diikuti dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku akan menurun dan bahkan musnah.
  1. Teori Belajar Ausubel

Ausubel berpendapat jika siswa akan belajar dengan baik jika pengatur kemajuan cara belajar efektif menurut psikologi atau advance organizer dipresentasikan dan didefinisikan dengan sangat baik dan tepat pada siswa. Pengatur kemajuan belajar merupakan konsep atau informasi umum yang mencakup semua isi pelajaran yang akan diajarkan pada siswa. Ausubel percaya jika advance organizer bisa memberikan 3 manfaat, yakni:

  • Bisa memberikan kerangka konseptual untuk materi belajar yang akan dipelajari siswa.
  • Bisa berfungsi sebagai jembatan penghubung antara yang sedang dipelajari siswa sekarang dengan yang akan dipelajari.
  • Bisa membantu siswa untuk memahami bahan belajar lebih mudah.
  1. Teori Gagne

Robert M. Gagne merupakan ahli psikologi yang banyak melakukan penelitian tentang macam macam teori pembelajaran, tipe kegiatan belajar dan hirarki belajar. Dalam penelitian tersebut Gagne memakai materi matematikan sebagai medium untuk menguji penerapan teori yang dimilikinya. Gagne juga menyatakan jika belajar adalah kegiatan yang kompleks dan ia mengemukakan 8 fase dalam tindakan belajar, yakni: 

  • Fase motivasi: Seseorang yang belajar harus diberikan motivasi agar bisa belajar sesuai harapan jika belajar tersebut akan menghasilkan hadiah. Sebagai contoh, siswa bisa berharap jika informasi bisa memenuhi rasa ingin tahu tentang pokok bahasan yang nantinya akan berguna atau bisa menolong mereka untuk mendapatkan angka yang lebih baik.
  • Fase pengenalan: Siswa harus memperhatikan bagian esensial dari sebuah kajian instruksional apabila sedang melakukan jenis jenis metode pembelajaran. Sebagai contoh, siswa memperhatikan aspek relevan mengenai apa yang dikatakan guru atau mengenai gagasan utama dalam buku teks.
  • Fase perolehan: Jika siswa memperhatikan informasi yang relevan, maka berarti sudah siap untuk menerima pelajaran. Informasi tidak secara langsung terserap dalam memori ketika disajikan namun akan diubah dalam bentuk bermakna yang dikaitkan dengan materi yang sudah ada dalam memori siswa.
  • Fase retensi: Informasi yang baru saja diterima akan dipindahkan dari memori jangka pendek menuju memori jangka panjang, Ini bisa terjadi lewat pengulangan kembali, praktek dan juga elaborasi.
  • Fase pemanggilan: Kehilangan hubungan informasi dalam memori jangka panjang mungkin terjadi sehingga bagian penting dalam metode pembelajaran kooperatif adalah mendapatkan hubungan dengan yang sudah dipelajari agar bisa memanggil kembali informasi yang sudah dipelajari sebelumnya.
  • Fase generalisasi: Umumnya informasi kurang bernilai jika tidak bisa diterapkan di luar konteks informasi tersebut dipelajari. Apabila transfer informasi dalam situasi baru merupakan fase kritis dalam belajar. Transfer bisa ditolong dengan meminta siswa untuk memakai informasi dalam keadaan baru.
  • Fase penampilan: Siswa harus memperhatikan jika sudah belajar sesuatu lewat penampilan yang terlihat.
  • Fase umpan balik: Siswa memperoleh umpan balik mengenai penampilan mereka yang memperlihatkan jika merea sudah atau belum mengerti mengenai yang diajarkan.
  1. Teori Pavlov

Pavlov terkenal dengan teori belajar klasik dimana ia mengemukakan konsep pembiasaan atau conditioning untuk meningkatkan kecerdasan linguistik. Dalam keterkaitan dengan kegiatan belajar mengajar dilakukan supaya siswa bisa belajar dengan baik dan harus dibiasakan. Sebagai contoh, jika siswa mengerjakan soal pekerjaan rumah dengan baik, maka biasakan untuk memeriksa, menjelaskan atau memberi nilai terhadap hasil pekerjaan tersebut. 

  1. Teori Bandura

Bandura mengemukakan jika siswa melakukan macam macam gaya belajar dengan cara meniru. Pengertian meniru disini bukan berarti mencontek namun meniru tentang beberapa hal yang dilakukan orang lain khususnya guru. Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan Albert Bandura yang menerima sebagian besar prinsip teori belajar perilaku namun juga memberikan lebih banyak penekanan pada kesan serta isyarat perubahan perilaku serta pada proses mental internal. Dalam teori ini akan dipakai beberapa penjelasan reinforcement eksternal dan juga penjelasan kognitif internal untuk memahami cara belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar sosial, manusia tidak didorong dengan kekuatan dari dalam dan juga tidak dipengaruhi stimulus lingkungan.

Teori ini menekankan jika lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan dan lingkungan dipilih dan diubah dari orang tersebut lewat perilaku mereka sendiri. Bandura berpendapat jika sebagian besar manusia belajar lewat pengamatan secara selektif dan juga mengingat tingkah laku dari orang lain. Inti pembelajaran ini adalah modelling dan merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu. Ada 2 jenis pembelajaran lewat pengamatan yakni pembelajaran lewat pengamatan bisa terjadi lewat kondisi yang dialami orang lain seperti contohnya pelajar melihat teman mereka yang dipuji dan ditegur guru karena perbuatan yang dilakukan kemudian meniru perbuatan lain dengan tujuan agar dipuji guru sebagai cara belajar efektif menurut psikologi. Sedangkan jenis kedua adalah pembelajaran lewat pengamatan meniru perilaku model meski model tersebut tidak mendapatkan penguatan positif atau penguatan negatif ketika mengamati saat sedang memperhatikan model tersebut.

  1. Aliran Latihan Mental

Aliran ini mulai berkembang hingga abad ke-20 yang mengatakan jika struktur otak manusia terdiri dari gumpalan otot dalam penerapan prinsip belajar menurut psikologi. Supaya ini bisa kuat, maka harus dilatih dengan beban. Semakin banyak latihan dan juga beban, maka otot atau otak juga akan semakin kuat sehingga apabila anak atau siswa ingin pandai, maka harus dilatih otaknya dengan cara banyak berlatih memahami dan juga mengerjakan soal dengan benar dan semakin sulit materi tersebut, maka anak itu juga akan semakin pandai. Struktur kurikulum dalam masa tersebut berisi tentang beberapa materi pelajaran yang sulit sehingga hanya sedikit orang yang bersekolah karena tidak bisa mengikuti. Selain itu, banyak orang yang tidak sekolah juga disebabkan karena biaya, keturunan dan juga kesadaran betapa pentingnya sekolah.

You may also like