Persepsi merupakan sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang merupakan istilah serapan dari Bahasa Inggris yaitu perception. Kata perception sendiri berasal dari bahasa Latin, percepto dan percipio, yang berarti pengaturan identifikasi dan penerjemahan dari informasi yang diterima melalui panca indra manusia dengan tujuan untuk mendapatkan pengertian dan pemahaman akan lingkungan sekitar.
Semua persepsi dalam psikologi melibatkan sinyal dalam system syaraf. Sinyal ini timbul sebagai akibat dari rangsangan fisik dan kimiawi terhadap indra perasa. Misalnya, indra pengelihatan melibatkan cahaya menyentuh retina dari mata, indra penciuman dirangsang melalui molekul-molekul bau yang tersebar melalui udara dan indra pendengaran melibatkan gelombang suara. Persepsi bukanlah reaksi pasif terhadap sinyal-sinyal ini, melainkan lebih cenderung kepada pembentukan pembelajaran, ingatan, harapan, ekspektasi dan perhatian.
Baca juga : Cabang – Cabang Psikologi
Persepsi sendiri dapat dibagi dalam dua proses:
Pemrosesan masukan atau rangsangan yang diterima indra, di mana terjadi transformasi dari informasi tingkat rendah ini menjadi informasi dengan tingkat yang lebih tinggi, misalnya adalah mengenali obyek melalui bentuknya.
Pemrosesan informasi yang terkait dengan konsep dan ekspektasi suatu individu yang berdasarkan pada pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dan mekanisme selektif atau perhatian yang mempengaruhi persepsi.
[box title=”” align=”centerRangsangan – Informasi bentuk obyek – Ekspektasi konsep – Persepsi[/box]
Persepsi tergantung kepada beragam fungsi sistem syaraf yang kompleks tetapi tampaknya tidak membutuhkan adanya usaha secara subyektif, karena berjalannya proses ini terjadi di luar dari kesadaran.
Kemunculan Psikologi Eksperimental dan Pengaruhnya
Semenjak timbulnya psikologi eksperimental dalam abad ke 19, pengertian psikologi terhadap persepsi sudah mengalami berbagai macam kemajuan yang menggabungkan beragam teknik. Psychophysics merupakan suatu teknik yang menjabarkan mengenai hubungan antar kualitas fisik dari rangsangan indrawi dengan persepsi. Sensory neuroscience melakukan analisa terhadap otak yang mendasari persepsi.
Sistem persepsi dalam psikologi juga dapat dianalisa secara komputasional dalam hal informasi yang diproses. Masalah persepsi dalam filosofi termasuk pada seberapa jauh sensor pengindraan manusia menanggapi rangsangan seperti suara, baud an warna yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari yang nyata dibandingkan dengan apa yang ada dalam pemikiran suatu individu.
Baca juga: Psikologi Pendidikan
Walaupun indra manusia secara tradisional dipandang sebagai penerima rangsangan yang pasif, penelitian lebih jauh terhadap ilusi dan gambar-gambar yang ambigu telah menunjukkan bahwa kemampuan otak untuk bertindak secara aktif dalam system persepsi an secara prasadar berusaha untuk menalar masukan atau rangsangan yang diterimanya.
Hingga saat ini anggapan tentang pembentukan persepsi sebagai proses yang aktif dari pengujian hipotesa masih diperdebatkan secara terus menerus. Ini dapat dianalogikan dengan ilmu pengetahan, atau apakah informasi inderawi yang realistis cukup banyak untuk membuat proses ini tidak lagi dibutuhkan.
Modul Otak Manusia dan Hewan
Otak manusia dan hewan secara structural terbagi dalam berbagai modul dengan masing-masing area pada otak melakukan proses terhadap jenis informasi dan rangsangan yang berbeda. Beberapa dari modul ini membentuk peta sensorik yang memetakan berbagai aspek dari dunia sebagai bagian dari permukaan otak.
Modul-modul yang berbeda ini sebetulnya saling terkait dan bekerja bersama-sama satu dengan lainnya. Pada saat tertentu, modul-modul ini juga saling mempengaruhi. Misalna adalah hubungan antara indra perasa dan indra penciuman, di mana indra perasa mendapatkan pengaruh yang kuat dari indra penciuman.
Dengan kata lain, persepsi merupakan suatau cara otak manusia bekerja dalam memberikan arti dan mengintepretasikan berbagai rangsangan yang diterima oleh panca indra. Persepsi merupakan salah satu hal paling utama yang membedakan manusia dari hewan dan juga membedakan manusia satu dengan lainnya secara individu.
Baca juga: Psikologi eksperimen
Pembentukan persepsi dalam psikologi diawali dengan suatu objek di dunia nyata yang disebut sebagai stimulus distal atau objek distal. Objek ini lalu merangsang organ-organ pengindraan tubuh manusia melalui cahaya, suara dan proses fisik lainnya.
Kemudian, organ pengindraan akan mengubah rangsangan yang diteima tersebut menjadi aktivitas syaraf melalui suatu proses yang dikenal dengan transduksi. Pola aktivitas syaraf yang demikian ini dikenal dengan proximal stimulus.Sinyal-sinyal syaraf lalu dikirimkan ke otak di mana mereka lalu akan diproses. Hasil dari proses tersebut yang lalu dikenal sebagai persep.
Baca juga: Psikologi pendidikan
Contohnya adalah sebuah sepatu. Sepatu sebagai suatu objek adalah rangsangan distal. Pada saat cahaya dari sepatu memasuki mata manusia dan merangsang retina, ini adalah proximal stimulus. Gambar dari sepatu yang diterima oleh otak manusia adalah persep.
Contoh lainnya adalah bunyi telepon berdering. Bunyi dering dari telepon sendiri adalah rangsangan distal, Suara ini lalumenstimulasi indra pendengaran manusia dan membentuk proximal stimulus. Lalu, intepretasi dari otak terhadap bunyi dering tersebut adakah persep. Sensasi rangsangan yang berbeda-beda seperti rasa hangat, suara dan rasa dikenal juga sebagai model-model sensorik.
Proses Pembentukan Opini
Terdapat beberapa proses pembentukan opini terkait persepsi dalam psikologi, diantaranya:
Jerome Bruner
Menurut Jerome Bruner, manusia melalui 3 proses dalam pembentukan opini, yaitu:
Alan Saks dan Gary Johns
Menurut Alan Saks dan Gary Johns, ada 3 komponen dari persepsi. Komponen-komponen tersebut yaitu:
1. Persepsi sebagai Persepsi langsung
Teori kognitif dari persepsi memiliki asumsi adanya kekurangan dari stimulus yang didapat. Dengan demikian, maka dipercaya bahwa rangsangan semata tidak cukup untuk menyediakan deskripsi dan gambaran yang unik dari dunia. Sebelum rangsangan ini dapat diintepretasikan, rangsangan harus diperkaya terlebih dahulu dan ini merupakan peranan dari model mental.
James Gibson mengemukakan teori perceptual ecology yang menolak perlunya stimulus untuk diperkaya terlebih dahulu. Sebagai gantinya, Gibson menyelidiki informasi apa yang sebenarnya diberikan kepada system persepsi.
Teori Gibson sendiri mengasumsikan adanya keberadaan yang stabil, tidak terikat dan stimulus informasi yang permanen dalam pandangan optik. Selanjutnya adalah anggapan bahwa sistem visual dapat mengeksplorasi dan mendeteksi informasi ini. Dalam teori ini, dapat dilihat bahwa rangsangan yang diteria merupakan informasi dan bukan suatu sensasi.
Paradigma yang dibuat oleh Gibson membuat ia dan para ahli psikologi yang bekerja dengan paradigma ini membuat rincian detail mengenai cara bagaimana dunia dapat dibagi secara lebih spesifik dan mengeksplorasi organisme melalui proyeksi informasi tentang dunia dalam bentuk energi. Spesifikasi merupakan pemetaan satu banding satu dari berbagai aspek dalam dunia ke dalam beragam persepsi. Dengan pemetaan yang demikian maka proses pemerkayaan terhadap rangsangan tidak lagi diperlukan dan persepsi merupakan pandangan yang langsung.
Baca juga: Psikologi Keluarga
2. Persepsi dalam tindakan
Sebuah pengertian ekologikal dari persepsi didapatkan dari karya awal Gibson yaitu persepsi dalam bertindak yang memandang persepsi sebagai suatu keharusan atau tindakan yang hidup. Dengan demikian tanpa persepsi, tindakan akan menjadi tidak terarah dan tidak memiliki suatu tujuan. Tindakan yang hidup membutuhkan dua hal yaitu persepsi dan gerakan. Persepsi dan gerakan dapat dianggap sebagai dua sisi mata uang logam di mana uang logam tersebut sedang mendapatkan tindakan.
Asumsi-asumsi yang terbentuk dari hasil karya Gibson merupakan suatu entitas tunggal yang ia sebut sebagai “invariants” yang telah ada di dunia nyata dan bahwa hal yang dilakukan dalam proses pembentukan persepsi hanyalah diarahkan pada mereka.
Pandangan lainnya yang disebut konstruktifisme yang juga dianut oleh filsuf seperti Ernest von Glasersfeld menganggap bahwa proses penyesuaian secara terus menerus dari persepsi dan tindakan terhadap rangsangan eksternal adalah persis seperti apa yang membentuk entitas tersebut. Oleh sebab itu jauh dari tidak bervariasi.
Glasersfeld menganggap bahwa “invariants” sebagai target yang dituju dan kebutuhan secara pragmatis untuk membolehkan suatu ukuran awal daripengertian haruslah diadakan sebelum adanya pembaharuan dari suatu pernyataan yang dituju untuk dicapai. “Invariants” ini tidak perlu dan bukan merupakan suatu hal yang mewakili dari keadaan yang nyata.
Glassersfeld menjabarkan bahwa sangatlah tidak mungkin hal-hal yang diinginkan atau ditakuti oleh organisme akan berubah seiring dengan perubahan waktu. Teori pembangunan social ini oleh karenanya menekankan pada evolusi dan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan.
Teori matematis yang berdasarkan pada pandangan ini telah diterapkan dan diselidiki dalam banyak bentuk terhadap pergerakan yang terkontrol dan sudah digambarkan dalam banyak spesies dari organisme-organisme dengan menggunakan teori General Tau. Menurut teori ini, tau dari informasi atau informasi waktu ke tujuan meruapakan sebuah hal yang menjadi landasan dari persep dalam persepsi.
Baca juga: Psikologi Industri dan Organisasi
3. Psikologi Evolusi dan Persepsi
Banyak dari para filsuf seperti Jerry Fodor menulis bahwa tujuan dari persepsi sebenarnya adalah ilmu pengetahuan. Para psikolog yang memegang prinsip ini meyakini bahwa tujuan utama dari persepsi adalah untuk menjadi panduan dari tindakan.
Contohnya adalah, menurut para psikolog ini kedalaman suatu persepsi tampaknya telah berubah menjadi tidak hanya membantu kita untuk mengetahui jarak dari satu objek ke objek lainnya tepati juga untuk membantu kita bergerak di dalam ruangan.
Para psikolog evolusi mengatakan segala jenis mahkluk dari kepiting sampai manusia menggunakan pengelihatan untuk menghindari tumbukan. Hal ini menyarankan bahwa pandangan pada dasarnya adalah merupakan panduan dari tindakan dan bukan hanya menyediakan pengetahuan.
Membangun dan memelihara organ pengindra menggunkan banyak energy dari metabolisme. Hal ini menyebabkan organ pengindra hanya dapat berkembang pada saat kesehatan suatu individu dalam kondisi yang baik dan fit. Lebih dari separuh bagian dari otak dipergunakan untuk melakukan pemrosesan dari informasi indrawi dan otak sendiri menggunakan sekitar seperempat bagian dari sumber daya metabolis tubuh.
Oleh sebab itu, pengindraan haruslah memberikan keuntungan yang luar biasa bagi kesehatan. Persepsi secara akuratnya menerminkan dunia dan mahkluk hidup akan mendapatkan informasi yang akurat dan berguna melalui pengindraan mereka.
Baca juga: Psikologi Kognitif
Para ilmuwan yang mempelajari persepsi dan sensasi telah lama mengerti tentang adaptasi dari indra manusia. Kedalaman persepsi terdiri dari pemrosesan lebih dari setengah petunjuk yang berasal dari pengelihatan, masing-masing dengan berdasarkan pada hal yang biasa terdapat dalam dunia fisik sendiri.
Penglihatan berevolusi menjadi tanggap terhadap energi elektromagnetik gelombang pendek yang banyak terdapat di sekitar dan tidak dapat menembus objek. Gelombang suara menghasilkan informasi yang berguna mengenai sumbernya dan jarak terhadap objek dengan hewan yang lebih besar menghasilkan dan mendengarkan suara dengan frekuensi yang lebih rendah dan hewan yang lebih kecil membuat dan mendengarkan frekuensi yang lebih tinggi. Rasa dan bau sendiri merupakan tanggapan terhadap zat kimia dalam lingkungnan yang memiliki pengaruh yang besar terhadap kesehatan dan kemampuan adaptasi dalam evolusi.
[box title=”” align=”centerRespon Penglihatan – Respon terhadap Informasi – Menangkap frekuensi obyek – Penafsiran (Persepsi)[/box]
Indra perasa sentuhan merupakan indra yang sebetulnya terdiri dari banyak macam, misalnya tekananm panas, dingin dan rasa sakit. Rasa sakit memang tidak menyenangkan, namun rasa sakit sendiri sebetulnya bersifat adaptif. Artinya indra perangsang manusia secara perlahan-lahan akan menjadi berkurang atau bertambah sensitivitasnya terhadap sebuah rangsangan. Misalnya adalah salah satu mata kita akan menjadi lebih sensitive atau kurang sensitive terhadap cahaya yang redup atau cahaya yang terang.
Kemampuan organ pengindraan antar dua spesies yang berbeda dan berada dalam satu lokasi sering kali berevolusi bersamaan, seperti sensor pendengaran pada kelelawar dan sensor pendengaran pada ngengat yang berevolusi untuk menanggapi suara yang dibuat oleh kelelawar.
Para psikolog evolusi mengklaim bahwa persepsi meunjukkan prinsip dari modularitas di mana mekanisme khusus menangani tugas dan fungsi tertentu dari persepsi. Misalnya, pada individu tertentu yang mengalami kerusakan pada bagian tertentu dari otak menderita dari ketidakmampuan untuk mengenali wajah atau prospagnosia. Psikologi evolusi mengambil kesimpulan bahwa ini mengindikasikan adanya modul pengenal wajah dalam otak.
Baca juga: Psikologi Anak
Terdapat beberapa bentuk persepsi dalam psikologi, yaitu :
1. Penglihatan
Visis atau pengelihatan merupakan indra manusia yang paling utama. Cahaya diterima oleh kedua mata dan difokuskan dengan sedemikian rupa di mana lalu diteruskan ke retina menurut arah datangnya sumber cahaya tersebut. Retina yang menangkap informasi ini lalu meneruskannya ke otak untuk diproses. /secara keseluruhan, ada sekitar 15 informasi yang berbeda yang diteruskan melalui syaraf optik.
Baca juga: Psikologi Sosial
2. Pendengaran
Syaraf pendengaran merupakan kemampuan untuk memberikan suatu pengamatan terhadap suara yang diterima melalui getaran udara. Frekuensi yang dapat didengar leh mansia disebut sebagai audio atau sonic. Rentang frekuensi ini biasanya antara 20Hz sampai 20,000 Hz.
Frekuensi yang lebih tinggi dari ini dan tidak dapat terdengar oleh manusia dinamakan ultrasonic dan frekuensi yang berada di bawah rentang frekuensi ini dinamakan infrasonic. Sistem pendengaran manusia sendiri terdiri dari 3 bagian yaitu telinga bagian luar yang mengumpulkan dan memfilter suara, telinga bagian tengah yang mengubah tekanan suara dan telinga bagian dalam yang menghasilkan sinyal syaraf untuk diproses oleh otak.
Baca juga: Psikologi Forensik
3. Sentuhan
Persepsi haptic merupakan proses untuk mengenali berbagai objek melalui sentuhan. Ini melibatkan kombinasi dari penginderaan dengan pola dan tekstur pada permukaan kulit manusia. Manusia dapat mengenal dan secara akurat mengidentifikasi objek 3 dimensi melalui sentuhan. Ini melibatkan proses eksplorasi seperti menggerakkan jari melalui permukaan luar dari objek atau memegang keseluruhan objek di tangan.
Persepsi haptic mengandalkan pada kekuatan pengalaman dalam sentuhan. Gibson mendefinisikan sistem haptic sebagai sensibilitas dari individu terhadap dunia di luar dari tubuhnya dengan menggunakan tubuhnya. Gibson menekankan pada hubungan dekat antara persepsi haptic dan pergerakan tubuh, Konsep persepsi haptic terkait dengan penggunaan suatu alat seperti tongkat . Pengalaman persepsual seara transparan ditransfer pada penggunaan alat tersebut.
Baca juga: Psikologi Konseling
4. Rasa
Rasa merupakan kemampuan untuk memberikan persepsi terhadap rasa dari suatu objek, termasuk tapi tidak terbatas pada makanan. Manusia menerima rasa melalui organ pengindra yaitu pengecap rasa yang terdapat pada permukaan lidah.
Pada lidah manusia, terdapat sekitar 100 ampai 150 reseptor penerima rasa yang di daam masing-masingnya terdapat tidak kurang dari 10,000 pengecap rasa. Rasa-rasa dasar adalah manis, pahit, asam , asin dan umami. Rasa-rasa lainnya didapatkan sebagai kombinasi dari rasa-rasa dasar tersebut.
Baca juga: Psikologi Faal
5. Sosial
Persepsi social merupakan bagian dari persepsi yang memperbolehkan manusia untuk memahamai individu dan kelompok dalam dunia social mereka, sehingga merupakan bagian dari kognisi social.
Baca juga: Psikologi Keperawatan
6. Bicara
Persepsi dalam berbicara merupakan suatu proses dalam bahasa yang didengar, diintepretasikan dan dimengerti. Riset dalam persepsi berbicara mencoba untuk memahami bagaimana manusia mendengar dan memahami suara yang berisi kata-kata dan menggunakan informasi yang diperoleh untuk memahami bahasa ang diucapkan.
Baca juga: Kode etik Psikologi
Proses pemahaman akan bahasa ini dimulai dari tingkat suara di mana sinyal audio akan diproses seperti dalam pendengaran. Sinyal audio pada awalnya dibandingkan dengan informasi visual, paling utamanya adalah pergerakan bibir untuk mendapatkan petunjuk.
7. Wajah
Persepsi terhadap wajah mengacu kepada proses kognitifyang menspesialisasi pada penanganan wajah manusia termasuk persepsi terhadap identitas dari suatu individu dan ekspresi wajah seperti petunjuk emosional.
Baca juga: Psikologi Keperawatan
8. Sentuhan sosial
Sentuhan social merupakan persepsi yang dibentuk ketika menerima sentuhan dari individu lainnya. Informasi yang diterima dari individu lainnya diterima dan diproses dengan cara yang berbeda dengan informasi sentuhan yang diterima dari interaksi dengan objek lainnya.
Baca juga: Psikologi Keluarga
9. Persepsi yang terbentuk melalui indra lainnya
Indra lainnya memungkinkan tubuh manusia untuk berbagai macam persepsi seperti gravitasi, keseimbangan tubuh, posisi dari bagian bagian tubuh dan bahkan untuk pembuangan urine dan feces, serta sensasi yang dirasakan di dalam kerongkongan dan paru-paru.
Baca juga: Psikologi Sastra
Demikianlah di atas telah dapat dilihat mengenai persepsi manusia dalam psikologi, di mana persepsi merupakan proses dari otak manusia dalam mengenali objek-objek sekitar, termasuk di dalamnya adalah benda, orang, rasa, serta berbagai sensasi lainnya yang kesemuanya merupakan hasil dari poroses yang dilakukan oleh otak secara prasadar untuk membentuk pemahaman dan pengertian terhadap segala yang terjadi.
Pembentukan persepsi sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor yang telah ada dan dialami sebelumnya seperti motivasi, pengetahuan dan pengalaman. Kesemua factor ini saling berinteraksi untuk memberikan pengaruh bagaimanakah sebuah kejadian, objek atau orang dilihat dan menjadi persepsi dari individu yang bersangkutan.
Dalam proses pembentukan persepsi, semua indra perasa manusia memainkan peranan penting, namun yang terpenting adalah indra pengelihatan. Indra pengelihatan memainkan peran utama yang tampaknya mendominasi pandangan terhadap persepsi manusia. Selain itu indra pengelihatan juga merupakan lebih mudah untuk dipelajari dibandingkan dengan indra manusia lainnya, seperti pendengaran, bau, sentuhan, rasa dan keseimbangan.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…