Saat ini sosial media sudah menjadi kebutuhan tersendiir bagi sebagian besar orang, rasanya setidaknya setiap orang memiliki 1 akun sosial media miliknya sendiri. Kehadiran sosial media memang memberikan banyak manfaat, tak hanya menjadi media untuk berkomunikasi namun juga menjadi sarana untuk mendapatkan beragam informasi-informasi terbaru dan terupdate. Hanya saja keuntungan-keuntungan tersebut juga sejalan dengan dampak negatif yang diberikan sosial media. Nah kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pengaruh media sosial terhadap psikologi remaja.
1. Dijadikan Media Untuk Mengungkapkan Diri Yang Lebih Baik
Para ilmuwan telah menjelaskan jika berbicara mengenai diri kita sendiri akan membuat seseorang tersebut merasa lebih baik. Studi yang dijelaskan dalam jurnal ilmiah PNAS menjelaskan jika pengungkapan tentang diri sendiri akan berkaitan dengan syaraf dan mekanisme kognitif yang ada di dalam otak.
2. Membantu Remaja Menemukan Identity
Secara tidak langusng kehadiran sosial media membantu remaja dalam menemukan identity. Remaja yang memiliki minat yang sama dengan remaja lainnya dapat bergabung dalam sebuah kelompok, mengembangkan independent, dan terlibat dalam mengekspresikan diri secara positif bahkan ikut pula berpartispasi dalam pembahasan mengenai topik-topik yang menarik perhatian dan minat mereka. Hal-hal ini lah yang kemudian sangat dibutuhkan untuk bisa membangun sense of indetity di dalam diri remaja.
3. Membangun Relationship dan Cultural Awareness
Kehadiran sosial media sangat memungkin remaja untuk bertemu dengan orang lain dari kota, daerah, bahkan negara lainnya. Hal ini membantu remaja untuk bisa lebih peka dan duniawi terkait perbedaan budaya. Para remaja juga tetap dapat berhubungan dan berkomunikasi dengan teman-teman di masa lalunya yang mungkin saja sudah tinggaldi daerah yang berbeda.
4. Berpotensi Menimbulkan Sifat Iri Hati
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kehadiran sosial media juga dapat memberikan dampak negatif, salah satunya yaitu menimbulkan sifat iri hati dalam diri remaja. Peneliti dari Jerman menemukan hasil jika keberhasilan dari teman lainnya yang diposting ke dalam sosial media dapat memicu timbulnya perasaan iri, kesepian, dan menderita. Penelitian ini melibatkan kurang lebih 600 peserta. Studi yang dilakukan University of British Columbia pad atahun 2015 melaporkan hasil penelitian yang sama. Mereka telah melakukan survey setidaknya pada 1.100 pengguna facebook dan menemukan jika sebagian besar dari mereka memiliki potensi untuk dapat merasa iri hati.
5. Memicu Rasa Cemas
Siapa sangkan jika sosial media dapat memicu gejala gangguan mental pada remaja seperti timbulnya rasa kecemasan yang berlebihan. Studi yang dilakukan tahun 2015 menjelaskan jika terdapat tekanan yang terus menerus terjadi di dalam sosial media yang mana menyebabkan gangguan kecemasan pada remaja. Bahkan setidaknya 42% responden mengalami stress dikarenakan bermain sosial media (pinterest) dikarenakan mereka berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan gambar yang terbaik. Survey serupa juga pernah dilakukan dengan responden dewasa Amerika yan menyimpulkan setidaknya 20% berpendapat jika jaringan sosial memberikan efek paling negatif untuk suasana hati.
6. Hilangnya Privasi
Tak seperti kebanyakan orang dewasam kaum remaja akan cenderung lebih mencantumkan identitas diri yang sebenarnya di dalamnya jejaring sosial. Hal ini mengakibatkan remaja akan lebih rentang terhadap hilangnya privasi serta kemungkinan abuse pada foto maupun video yang mungkin diras akurang “appropiate” yang diposting dalam jejaring sosial media miliknya.
7. Munculnya Budaya Cyber-Bullying
Kasus cyber bullying memang cukup memikat banyak perhatian saat ini, bagaimana tidak rata-rata pelaku dan korban sama-sama merupakan remaja yang berusia masih sangat muda. Para remaja belum cukup matang dalam memahami tentang dampak informasi yang dimunculkannya dalam jejaring media sosial sehingga memicu terjadinya kasus-kasus perkelahian mulai dari timbuulnya komentar yang mengarah ke SARA, status yang dianggap ejekan dan lainnya. Padahal kedepannya ada dampak cyber bullying bagi korban dan pelaku yang bisa saja berpengaruh pada masa depan keduanya.
8. Mempengaruhi Kualitas Tidur
Menurut Heather Clealand Wood, meskipun penggunaan sosial media tidak berdampak pada kualitas tidur secara umumnya namun remaja-remaja yang senang melakukan kegiatan online hingga larut malam akan lebih rentan terpengaruh oleh resiko kesehatan ini. Terutama bagi individu yang memiliki dedikasi tinggi dan bahkan mencurahkan dirinya terlibat di dalam kekaring sosial secara emosional. Jika sudah seperti ini maka tentu saja cara mengatasi insomnia akan sedikit sulit dijalani.
9. Mempengaruhi Kesehatan Mental
Laporan adanya gangguan kesehatan mental diakibatkan sosial media telah diperkuat dengan adanya studi-studi yang dilakukan sebelumnya. Dalam jurnal Cyberpsychology, Behavior and Social Networking menjelaskan jika frekuensi dalam penggunaan sosial media yang terlalu sering pada remaja akan diiringi pula peningkatan adanya resiko kesehatan mental yang buruk. Penelitian American Psychologial Association yang dilakukan tahun 2011 menemukan jika terdapat kaitan antara remaja yang aktif menggunakan sosial dengan ciri ciri skizofrenia dan depresi.
Nah itu tadi penjelasan terkait pengaruh sosial media terkait pskologi remaja, tentua ada baik dan bruuknya tergantung bagaimana seseorang dapat menggunakannya dengan bijak. Selain itu penting pula pengawasan orang tua dalam penggunaan sosial media sehingga nantinya anak dapat diarahkan untuk menghindari hal-hal negatif yang bisa saja terjadi.