Home » Ilmu Psikologi » 6 Teori Dalam Psikologi Lingkungan

6 Teori Dalam Psikologi Lingkungan

by Khanza Savitra

Psikologi lingkungan merupakan salah satu ilmu dari cabang psikologi yang memiliki kaitan dengan lingkungan fisik. Cabang ilmu ini memang masih tergolong muda jika dibandingkan dengan cabang ilmu psikologi lainnya. Teori-teori yang ada di dalam psikologi lingkungan banyak dipengaruhi tradisi teori besar yang kemudian berkembang di dalam maupun di luar dari psikologi.

Pendapat pakar psikologi lainnya seperti Barin & Byrne (1997) menjelaskan jika psikologi lingkungan merupakan disiplin ilmu  yang menjelaskan tentang hubungan antara tingkah laku manusia dengan dunia fisik. Psikologi lingkungan lebih menekankan fokusnya pada isu-isu yang ada di dalam lingkungan berkaitan dengan teknik-teknik metodologis dan sudut pandang ilmu pengetahuan yang sebelumnya dikembangkan cabang ilmu psikologi lainnya. Selain itu terdapat pula penjelasan lainnya dari Veitch dan Arkkelin (1995) yang menjelaskan tentang definisi psikolgoi lingkungan yang merupakan disiplin ilmu perilaku yang memiliki sifat multidipliner dengan fokus keterkaitan antara pengalaman dan perilaku seseorang dengan lingkungan fisik dan sosial.

Disiplin ilmu ini berorientasi pada sifat teoritis dan praktis. Melalui definisi inididapatkan kesimpulan jika psikologi lingkungan memberikan pemahana yang sistematik dan integratif pada proses yang saling berterkaitan satu sama lainnya yang ada di dalam hubungan lingkungan dan organisme. Sama halnya dengan ilmu psikologi lainnya, di dalam psikologi lingkungan tentu saja terdapat teori-teori yang berkembang di dalamnya. Berikut ini beberapa teori yang terdapat di dalam psikologi lingkungan dan fungsinya.

1. Teori Level Adaptasi

Pada dasarnya, teori ini memiliki kesamaan dengan teori beban lingkungan. Menurut penjelasan di dalam teori ini, baik stimulasi rendah maupun tinggi memiliki dampak negatif tersendiri bagi perilaku. Yang dimaksud dengan level stimulasi optimal merupakan yang mampu untuk mencapai perilaku yang optimal juga. Sehingga teori ini lebih dikenaldengan perbedaan indivisu di dalam level-level adaptasi.

Adaptasi dilakukan saat terjadi sebuah distonasi di dalam sistem, yang artinya ketidakseimbangan yang terjadi antara interaksi manusia dan lingkungan, tuntutan di dalam lingkungan yang berlebihan maupun kebutuhan yang tidak sesuai akan kondisi lingkungan. Teori adaptasi stimulasi optimal ini dijelaskan oleh Wohwill di dalam Fisher, 1984. Dijelaskan jika jika terdapat 3 dimensi di dalam hubungan perilaku, antara lain adalah:

  • Intensitas, terlalu banyak atau sedikit orang yang ada di sekeliling kita membuat munculnya gangguan psikologis. Jika terlalu banyak orang menyebabkan timbulnya rasa sesak atau crowding dan jika terllau sedikit maka menyebabkan orang akan merasa terasing atau socialisolation. 
  • Keanekaragaman, adanya keanekaragaman pada manusia maupun benda memiliki akibat pada proses informasi. Jika terlalu banyak keanekaragaman dapat membuat munculnya perasaan overload dan jika kekurangan akan menyebabkan munculnya perasaan monoton
  • Keterpolaan, keterpolaan memiliki kaitan yang erat dengan kemampuan dalam memprediksi. Jika seseorang melakukan setting dengan pola yang rumit dan tidak jelas tentunya akan menyulitkan dalam pemrosesa informasi sehingga nantinya didapatkan stimulus yang sulit untuk diprediksi. Sedangka pada pola-pola yang lebih jelas akan menyebabkan stimulus yang mudah untuk diprediksi

2. Teori Stress Lingkungan

Teori lainnya yang ada di dalam psikologi lingkungan adalah teori stress di dalam lingkungan. Stress sendiri terbagi menjadi 3 komponen yaitu stressori, proses, serta respon. Stressor adalah sumber maupun stimulus yang dapat mengancam keselamatan dan kesejahteraan seseorang, misalnya panas, kepadatan, suara bising atau lainnya. Respon stree merupakan reaksi yang di dalamnya melibatkan komponen-komponen seperti pikiran, fisiologis, perilaku, dan emosional. Proses yang terjadi merupakan proses transaksi antara kapasitas diri dengan stressor.  Istilah stress ini tidak hanya berkaitan pada sumber stress dan respon pada sumber stress, namun juga keterkaitan antara ketiga poin ini.

3. Arousal Theory (Teori Arousal)

Secara harfiah, Arousal memiliki definisi yaitu pembangkit. Yang dimaksud disini adalah emosi atau gairah seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Misalnya saja ketika anda mengerjakan pekerjaan yang tidak disukai atau tidak menyenangkan maka membuat kita akan merasa lelah dan mengantuk lebih cepat. Kaitannya dengan psikologi lingkungan sendiri adalah saat kondisi arousal seseorang tersebut rendah maka kerja orang tersebut juga akan menurun begitupula sebaliknya.

4. Teori Beban Lingkungan

Asumsi teori ini berpendapat jika manusia memiliki pemrosesan informasi terbatas. Menurut Cohen, ada beberapa asumsi yang terkait di dalamnya antara lain adalah:

  • Manusia memiliki kapasitas dalam memproses informasi dalam jumlah yang terbatas
  • Jumlah atensi yang diberikan tidaklah konstan, namun disesuaikan dengan kebutuhan
  • Ketika informasi yang didapatkan berlebihan. maka perhatian tidak dapat bekerja maksimal
  • Stimulus yang masuk nantinya akan dipantau, jika tidak memiliki makna maka akan ada pemrosesan yang lebih jauh. Dan jika tidak maka akan langsung terbuang dan tidak lagi diproses

Jika informasi yang didapatkan lebih besar dari kapasitas yang ada, maka dinamakan sebagai pemusatan perhatian. Namun jika kondisi ini sebaliknya, maka akan menyebabkan kebosanan dalam diri seseorang.

5. Teori Hambatan Perilaku

Asumsi dari teori Hambatan Perilaku ini merupakan stimulasi berlebihan dapat menyebabkan penghambatan dalam proses informasi. Sehingga menyebabkan individu mengalami kehilangan kontrol pada situasi. Pada saat seseorang merasakan kehilangan kendali pada lingkungan, maka awalnya menyebabkan rasa tidak nyaman dan berusaha agar menekankan kembali fungsi kendali sesoerang. Hal ini yang dinamakan sebagai psychological reactance.

6. Beberapa Ekologi 

Perilaku manusia menjadi bagian dalam kompleksitas ekosistem, Hal ini sudah dijelaskan dalam Hawley milik Himman & Faturrochman yang mana memiliki asumsi-asumsi dasar seperti berikut ini:

  • Perilaku manusia berketerkaitan dengan konteks lingkungan
  • Interaksi manusia dengan lingkungan bersifat dinamis
  • Interaksi manusia dengan lingkungan terjadi di berbagai level serta bergantung pada fungsi
  • Interaksi timbal balik yang memiliki keuntungan antara manusia dengan lingkungan

Nah itu tadi penjelasan mengenai teori-teori yang ada di dalam ilmu psikologi lingkungan. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat bagi anda.

You may also like