Remaja adalah masa dimana seseorang dituntut untuk menyesuaikan diri pada lingkungan dan masyarakat sekitar sehingga akan banyak menghadapi masalah saat proses tersebut berlangsung. Remaja akan mengalami kematangan hormon seks saat ia mereka mengalami mimpi basah bagi laki-laki dan menstruasi bagi perempuan.
Akan tetapi, perkembangan ini dapat memicu anak-anak menunjukkan tanda – tanda stres atau tanda – tanda depresi apabila hal ini tidak disikapi secara positif . Perubahan dan perkembangan ini akan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial remaja.
Tak terkecuali pada perkembangan emosinya. Penelitian menyebutkan bahwa penyebab remaja menjadi nakal adalah adanya gangguan emosi yang mengakibatkan rasa tidak nyaman seseorang pada kehidupannya sendiri. Lalu bagaimana sebenarnya pengaruh lingkungan terhadap emosi remaja. Mari kita simak bersama-sama.
Emosi adalah suatu reaksi psikologis yang ditunjukkan dalam bentuk tingkah laku gembira, bahagia, sedih, berani, takut, marah, haru dan lainnya. Ia akan muncul dalam luapan perasaan dan akan mereda dalam waktu yang singkat. Emosi adalah sesuatu yang menyangkut pengalaman-pengalaman afekif, kenikmatan dan ktidaknikmatan, perasaan, ekspresi tingkah laku serta respon fisiologis. Berdasarkan sebab dan reaksinya emosi dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu :
Sedangkan Luella Cole (1963) mengemukakan bahwa emosi yang paling menonjol ditunjukkan pada periode remaja adalah sebagai berikut :
Emosi marah merupakan jenis emosi yang paling banyak ditunjukkan oleh remaja karena mereka merasa direndahkan, dipermalukan, dihina, atau dipojokkan dihadapan teman-teman sebayanya. Yang perlu diperhatikan bahwa terkadang remaja melakukan tindakan kekerasan dengan meluapkan emosi marah walaupun ia juga sedang berusaha menekan keinginannya. Namun, di lain sisi, ia pun sedang berusaha melampiaskan emosinya dengan sikap yang lebih sopan.
2.Emosi takut
Ketakutan yang dialami remaja bisa terdiri dari berbagai macam penyebab seperti berikut ini :
Jenis jenis cinta dalam psikologi sebenarnya sudah ada sejak bayi dan akan terus berkembang hingga menjelang dewasa. Jika pada masa kanak-kanak, emosi cinta diarahkan untuk keluarga, saudara atau teman sebayanya, maka lain halnya dengan saat menjelang masa remaja.
Ia akan lebih banyak mengarahkan makna cinta dalam psikologi pada teman sebanya yang berlawan jenis. Fakta psikologi tentang jatuh cinta yang diberikan pada teman sebayanya ini akan banyak menimbulkan emosi-emosi yang beragam pada remaja.
Emosi-emosi yang dirasakan remaja tidak selamanya akan berjalan sesuai dengan rencana, mereka juga akan cenderung mendapatkan gangguan-gangguan emosional remaja. Berikut adalah beberapa gejala gangguan-gangguan emosional remaja :
Pengaruh Lingkungan terhadap Emosi Remaja
Emosi-emosi yang dialami oleh remaja tidak akan pernah terlepas dari peran lingkungan di sekitarnya baik itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Berikut ini adalah beberapa pengaruh lingkungan terhadap emosi remaja :
Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang dihadapi sang anak. Saat usia menginjak kurang lebih 4 tahun, anak akan mulai menginjak pada proses mengidentifikasi diri seperti jenis kelamin, siapa dan bagaimana peran ayah dan ibunya, bagaimana sikap yang ditunjukkan oleh kakak, nenek, kakek, paman, bibi dan saudara lainnya.
Berbeda dengan masa kecil, saat anak memasuki masa remaja, ayah dan ibu ditutut untuk bersikap konsisten, dapat terbuka dengan sang anak, bijaksana, ramah dan tegas. Begitu pula dengan pengaruh emosi remaja, hal ini akan dipengaruhi dari pola asuh keluarga terhadapnya.
Pada intinya, pengaruh lingkungan keluarga terhadap emosi anak sangat bergantung erat. Jika lingkungan di dalam keluarga menunjukkan hal-hal positif, maka akan mendukung remaja untuk memiliki emosi yang teratur, positif dan sebaliknya.
Selain pengaruh dari lingkungan keluarga, pengaruh yang cukup kuat bagi perkembangan emosi remaja adalah lingkungan sekolah. Sekolah adalah tempat yang dikunjungi oleh remaja setiap harinya sebagai agen psikologi pendidikan hingga bisa disebut sebagai rumah kedua. Sebagai rumah kedua, remaja tentunya banyak mendapatkan pengaruh-pengaruh yang ia dapatkan selama belajar di sekolah.
Emosi yang dipengaruhi oleh lingkungan sekolah banyak dipengaruhi oleh beratnya tuntutan guru dan kurikulum untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Jika remaja tidak dapat menahan emosinya, maka ia akan mengahadapi banyak masalah salah satunya adalah beban mental bahkan hingga menghadapi penyakit kejiwaan ringan dan berbagai masalah lainnya.
Ketika menghadapi kejadian seperti ini, maka dibutuhkan kerjasama peran antara guru, wali murid ataupun pendamping guru konseling sehingga remaja dapat mendapatkan penanganan yang baik dan sewajarnya.
Sebenarnya yang dibutuhkan seorang siswa apalagi remaja adalah bukan hanya ilmu-ilmu yang disampaikan saja, namun nilai-nilai apa yang terkandung di dalamnya seperti rasa empati, kerjasama, bagaimana cara meningkatkan kepercayaan diri, cara menyikapi hidup dengan bijak, mau mendegarkan pendapat orang lain dan nilai-nilai lainnya.
Dengan adanya penerapan-penerapan hal seperti ini, maka akan membentuk kecerdasan emosional remaja yang maksimal.
Memasuki masa remaja, seseorang akan memiliki banyak keinginan dan rasa pensaran akan sesuatu hal. Seperti halnya dalam hal memilih teman, ketika remaja akan timbul keinginan untuk berteman dengan banyak orang. Bahkan yang terjadi saat ini, sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku teman sebayanya akan jauh lebih bisa mempengaruhi remaja tersebut ketimbang pengaruh dari keluarganya sendiri.
Saat ia dapat meniru dan berpakaian yang sama dengan kelompok teman sebayanya, maka ia sudah pasti dapat diterima oleh anggota tersebut. Sama halnya ketika teman-teman sebayanya memiliki emosi-emosi yang tidak stabil dan cenderung mengarah ke hal-hal yang negatif. Pengaruh ini nantinya juga akan berimbas pada diri remaja tersebut.
Selain pergaulan mempengaruhi emosi remaja saat ini, lingkungan masyarakat juga memiliki andil dalam perkembangan emosi remaja. Biasanya lingkungan akan memberikan pengaruh berupa nilai-nilai yang harus diikuti, dianut dan yang buruk harus dihindari. Salah mengartikan sebuah nilai yang ditunjukkan dalam lingkungan masyarakat, maka akab memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja.
Namun adakalanya, lingkungan masyarakat justru adalah tempat remaja untuk melampiaskan rasa emosi yang didapatnya, baik itu dari lingkungan keluarga, sekolah atau bahkan lingkungan teman sebayanya. Perlu diingat bahwa apapun bentuk lingkungannya, jika remaja sudah siap menghadapi segala bentuk emosi yang akan dihadapinya, emosi akan terbentuk lebih baik.
Demikian pengaruh lingkungan pada emosi remaja. Semoga bermanfaat.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…