Globalisasi merupakan salah satu fenomena sosial yang tidak bisa kita hindari saat ini. Dampak globalisasi semakin cepat menyebar dalam kehidupan masyarakat terutama pada gaya hidup dan perilaku.
Gaya hidup yang ditonjolkan saat ini sudah banyak yang mencerminakan gaya hidup bangsa asing daripada menunjukkan keaslian budaya dan gaya hidup asli bangsa Indonesia. Pada kenyataaanya, perubahan gaya hidup akibat globalisasi ini tidak hanya dilakukan masyarakat perkotaan saja, namun juga masyarakat di daerah pedesaan.
Pengaruh Globalisasi terhadap Gaya Hidup
- Makanan dan Minuman
Pengaruh globalisasi terhadap gaya hidup yang paling utama adalah dari segi makanan dan minuman. Sebab, makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok yang harus manusia penuhi lebih dulu.
Sekarang ini, kita dimanjakan dengan munculnya berbagai macam produk baik itu makanan dan minuman dari mancanegara yang diimpor atau memang perusahan asing yang berada di Indonesia.
Banyak sekali orang-orang yang kemudian beralih dari makanan tradisional ke makanan modern atau siap saji. Beberapa makanan dan minuman asing adalah ayam goreng, steak, bostik, pizza dan burger dan aneka makanan yang lain. Akibat pengaruh globalisasi ini, masyarakat menjadi lebih memilih untuk mendapatkan sesuatu dengan serba cepat dan singkat tak tekecuali jika ingin memilih makanan.
- Pakaian
Pengaruh globalisasi berikutnya adalah cara berpakaian masyarakat yang sudah tidak menujukkan cara asli orang Indonesia dalam mengenakan busana.
Seperti kita ketahui fungsi utama berpakaian adalah sebagai pelindung tubuh. Dalam adat Indonesia sendiri, masyarakat biasa menggunakan pakaian untuk melindungi tubuh dan memilih bentuk pakaian yang rapat dan longgar dengan memperhatikan bentuk, corak dan warna.
Namun, agaknya akibat globalisasi, adat tersebut mulai ditinggalkan terutama oleh para remaja dan anak-anak muda. Sekarang mereka akan memilih berpakaian ketat dan terbuka untuk memperlihatkan garis tubuh atau bahkan menampakkan sebagian anggota tubuh.
- Penampilan
Dalam hal penampilan, hal ini juga tidak luput dari pengaruh globalisasi. Akibat terlalu sering melihat warna rambut orang-orang asing, kini banyak sekali remaja yang tertarik untuk merubah warna asli rambutnya. Warna rambut yang tadinya hitam, bisa mereka rubah warna menjadi pirang, cokelat, kemerah-merahan, kuning atau bahkan trend warna rainbow.
Sedangkan untuk para remaja laki-laki, mereka biasanya akan memilih rambutnya untuk dibuat memanjang menyerupai wanita atau hanya dibuat panjang sebagian. Menindik telinga dan memasang anting-anting seperti perempuan serta menato sebagian tubuh juga merupakan salah satu pengaruh globalisasi yang terjadi pada penampilan remaja saat ini.
- Perawatan tubuh
Jika pada jaman dulu, perawatan tubuh hanya menjadi kebiasaan perempuan, namun tidak dengan masa sekarang. Laki-laki sekarang juga gemar melakukan perawatan tubuh sama seperti yang perempuan lakukan.
Saat-saat maraknya perempuan yang melakukan berbagai jenis perawatan tubuh, laki-laki di seputar kota-kota besar juga banyak yang kecanduan melakukan perawatan tubuh.
Mereka akan meluangkan waktunya untuk pergi ke tempat fitness atau pusat kebugaran untuk membentuk otot dan tubuh. Bahkan, salon dan spa yang biasanya hanya dipenuhi oleh kaum perempuan saja, sekarang juga banyak didatangi oleh kaum pria.
Jika kesenangan ini tidak terpenuhi, maka bisa saja orang-orang tersebut menampakkan tanda – tanda stres atau tanda – tanda depresi seperti ciri – ciri depresi terselubung, ciri – ciri depresi berat serta ciri – ciri depresi ringan yang lambat laun bisa berbahaya.
- Individualis
Gotong royong adalah salah satu ciri khas bangsa Indonesia yang sebenarnya tidak boleh untuk ditinggalkan. Bagaimanapun modernisasi dan globalisasi yang kemudian melahirkan gaya hidup yang kompleks tidak seharusnya menjadikan Indonesia kehilangan ciri khas dan kepribadiannya.
Tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa derasnya arus globalisasi saat ini membuat kita terpengaruh dengan gaya hidup bangsa asing.
Ya, individualis adalah pergeseran gaya hidup masyarakat Indonesia yang tadinya lebih senang untuk saling tolong menolong, tetapi sekarang masyarakat akan lebih senang mempertahankan kemauan dan kebebasan diri sendiri, egois dan jarang sekali untuk ikut membantu satu sama lain.
Masyarakat yang sudah terpengaruh virus individualis akan jarang sekali memperdulikan orang lain, memudarkan solidaritas hingga meniadakan musyawarah untuk mufakat.
- Permainan anak-anak
Globalisasi yang pesat ditambah dengan perkembangan teknologi yang meluas semakin menambah pengaruh globalisasi terhadap gaya hidup termasuk pada permainan anak-anak jaman sekarang.
Saat ini, anak-anak akan lebih memilih untuk bermain game di dalam rumah ketimbang harus bermain permaian tradisional seperti kelereng dan petak umpet bersama dengan teman-teman di luar rumah. Hal inilah yang kemudian ikut mempengaruhi dan memperparah gaya individulis suatu masyarakat di era globalisasi ini.
- Enggan bersolisialisasi
Gaya hidup akibat pengaruh globalisasi selanjutnya adalah masyarakat sekarang enggan untuk bersosialisasi dalam kehidupan nyata. Hal ini terutama terjadi pada remaja. Mereka akan lebih senang untuk aktif di media sosial tetapi pasif ketika harus berhadapan dengan orang lain di dunia nyata.
Akibat dari perilaku tersebut, remaja akan semakin acuh tak acuh pada norma sosial masyarakat, memiliki kepribadian antisosial atau fobia sosial dan mengganti asyiknya berhubungan sosial di dunia nyata menjadi hubungan sosial di dunia maya. Sebab makin cepat berkembangnya komunikasi di media sosial, globalisasi semakin mudah menyebar.
- Senang berbelanja
Tidak dapat dipungkiri bahwa sarana komunikasi saat ini adalah salah satu bagian globalisasi yang berpengaruh besar terhadap gaya hidup masyarakat. Banyak sekali sarana komunikasi sekarang yang digemari masyarakat seperti facebook, instagram, blogger, twitter, whatsapp dan aplikasi lainnya.
Masyarakat sekarang mudah sekali untuk mengakses jejaring sosial media. Dengan hanya bermodalkan handphone ratusan ribu, mereka dapat mudah masuk untuk sekedar menjalin pertemanan dan berkomunikasi dengan orang lain. Selain sebagai alat komunikasi, sosial media juga dapat dijadikan sebagai media untuk memperomosikan barang.
Mereka yang memiliki bisnis seperti baju, kerudung, handphone, laptop atau barang apa saja dapat dengan mudah dipromosikan melalui media sosial. Namun, kejadian tersebut membuat masyarakat semakin gemar berbelanja.
Meskipun berbelanja adalah salah satu cara menyembuhkan orang depresi secara sederhana dengan sedikit terapi psikologi untuk depresi, namun hal ini tetap saja tidak baik. Semakin sering seseorang mengakses media sosial, maka semakin besar pula kecenderungan mereka untuk tertarik berbelanja banyak orang.
- Lupa tradisi
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, tradisi dan budaya. Indenesia memiliki kekayaan tradisi yang sangat luar biasa. Bahkan, keanekaragaman budaya dan tradisi tersebut ikur menarik perhatian warga asing untuk datang dan memperlajarinya.
Banyak sekali mahasiswa dan peneliti asing yang tertarik dan datang untuk memperlajari budaya dan tradisi bangsa Indonesia. Seperti warga asing yang kemudian mempelajari tarian Bali atau mempelajari karawitan.
Sedangkan gaya hidup kita yang tergeser dengan pengaruh globalisasi malah bertolak belakang dengan yang warga asing tersebut lakukan. Kita sendiri malah asyik mendegarkan dan menghafal lagu-lagu barat daripada menghafal lagu daerah, kita lebih antusias untuk mempelajari breakdance atau cheerleader daripada mempelajari Tari Piring atau Tari Remo.
Kita akan lebih senang melihat fim Bollywood, Hollywood dan drama Korea daripada menonton pertunjukkan wayang kulit. Namun, masih ada beberapa musis yang tercatat telah sukses memperkenalkan budaya Indonesia ke bangsa asing seperti Slamet Gundono, W.S. Rendra, Sardono W. Kusuma dan musis lainnya.
- Migrasi
Gaya hidup masyarakat sekarang juga cenderung cepat dalam hal migrasi. Pergeseran globalisasi sekarang ini sangat mudah terjadi sekarang. Perpindahan manusia dari wilayah satu ke wilayah yang lain bahkan dari negara satu ke negara lain dapat berlangsung secara cepat.
Masyarakat semakin dipermudah dengan berbagai fasilitas transportasi yang semakin canggih. Bahkan dengan maraknya ojek online, gaya hidup orang-orang terutama di daerah perkotaan saat mengakses transportasi akan lebih mudah terakses dengan cepat.
- Sering Narsistik
Gaya hidup akibat pengaruh globalisasi juga berdampak buruk dalam kegiatan nasrsistik. Orang-orang akan cenderung mengumbar-umbar aktivitas yang ia lakukan setiap harinya. Entah itu saat berbelanja, makan bersama dengan teman, pergi berwisata, olahraga dan hal-hal yang bersifat pribadi lainnya.
Memang hal-hal semacam ini tak sedikitpun menentang hukum selama postingannya baik dan tidak mencela siapapun. Tetapi, kegiatan semacam ini malah membuat kita tidak memiliki privasi sama sekali. Dengan rasa narsisistik sama saja dengan mengizinkan orang-orang untuk mengetahui segala aktivitas yang kita lakukan setiap harinya.
Demikian pengaruh globalisasi terhadap gaya hidup masyarakat sekarang. Kita sebagai manusia memang tidak bisa menolak adanya perkembangan globalisasi yang semakin meluas tersebut, namun kita dapat sedikit mencegah pengaruh buruknya bagi kehidupan kita di masa depan.
Tingkatkan pengetahuan kita akan makna cinta dalam psikologi, teori cinta dalam psikologi sosial, jenis jenis cinta dalam psikologi, fakta psikologi tentang jatuh cinta, karakteristik anak bungsu dalam percintaan, teori dalam psikologi abnormal, macam macam abnormalitas dalam psikologi , macam gangguan perkembangan dalam psikologi abnormal dan ilmu lainnya yang dapat diakses pada situs psikologi ini. Semoga bermanfaat.