Di awal abad ke-20, kesehatan dianggap sebagai keadaan dimana seseorang tidak memiliki penyakit. Lalu, pada tahun 1948 keluarlah definisi kesehatan dari WHO (World Health Organization), bahwa kesehatan adalah keadaan lengkap dari fisik, mental dan sosial serta kesejahteraan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Dari definisi tersebut, kita bisa melihat bahwa kesehatan merupakan hal yang kompleks dan sangat dipengaruhi oleh konsep manusia sebagai makhluk sosial.

Definisi kesehatan yang sedikit bergeser di atas juga berdampak pada ilmu psikologi, dimana sebelumnya hanya menganalisa penyakit atau gangguan psikologis seseorang. Saat ini, ilmu psikologi juga menganalisa seorang manusia untuk bisa mencapai kesejahteraan seperti promosi kesehatan. Artinya, seorang manusia akan dikatakan sehat jika keadaan sosialnya, yang juga dipengaruhi oleh keadaan psikologisnya, juga sehat.

Baca juga:

Hal ini tidak mengherankan. Begitu banyak contoh di sekitar kita yang menunjukkan kaitan erat antara kondisi psikologis seseorang dengan status kesehatannya. Misalnya, seseorang yang depresi atau stress rentan menderita penyakit darah tinggi, jantung, hingga stroke. Atau begitu banyak orang yang sedang bersedih cenderung mengalami darah rendah karena enggan mengkonsumsi makanan yang cukup.

Maka, ilmu psikologi dalam dunia kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting, salah satunya dalam pemenuhan gizi seseorang. Berikut ini akan dibahas penerapan psikologi dalam ilmu gizi yang bisa membantu kita mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi.

  1. Kenali manfaat gaya hidup sehat

Psikologi dalam dunia kesehatan tidak hanya melihat dari segi fisik yang tidak sakit, melainkan juga melihat keseimbangan kesehatan fisik, mental dan sosial. Maka, dalam hal ini psikologi juga mendorong untuk kita menjalani gaya hidup sehat.

Misalnya, kita mendorong diri sendiri dan lingkungan untuk memiliki pola makan yang seimbang dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa melakukannya dengan mengenali terlebih dahulu apa manfaat dari pola makan yang sehat, yaitu tercukupinya kebutuhan gizi tubuh kita yang bisa membantu kita mempertahankan daya tahan tubuh dari penyakit.

  1. Ketahui penyebab pola makan yang tidak sehat

Seringkali seseorang memiliki pola makan yang tidak sehat diakibatkan oleh factor psikis. Contohnya, seseorang yang stress cenderung untuk makan lebih sedikit dan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat. Contoh lainnya yang sering kita temui adalah seseorang yang suka begadang lebih suka memakan snack di malam hari yang tidak memiliki kandungan gizi dan bisa berdampak buruk untuk kesehatan.

Baca juga:

Maka, dengan kita mengetahui penyebab pola makan yang tidak sehat, ilmu psikologi bisa membantu kita mengetahui cara menghadapi penyebab tersebut. Misalnya, cara mengelola stress dan depresi, hingga cara meningkatkan kemauan untuk mengubah kebiasaan makan yang tidak baik.

  1. Ajak untuk membuat goal

Apakah Anda ingin menciptakan keluarga yang sehat dan tercukupi gizinya, namun Anda melihat anggota keluarga yang lebih suka makan sembarangan? Maka, cobalah untuk membuat sebuah goal bersama untuk keluarga Anda menjalani hidup sehat.

Misalnya, Anda bersama-sama menyepakati agenda makan di luar setiap minggu, membuat peraturan kapan boleh makan snack, atau membuat rencana wisata kuliner yang terencana. Cara ini akan menjaga agar Anda dan keluarga tidak seenaknya makan makanan yang kurang bergizi kapan saja, sehingga secara keseluruhan gizi keluarga akan terjamin. (Baca juga: Psikologi Industri dan Organisasi)

  1. Memberi motivasi untuk berubah

Motivasi seseorang untuk makan makanan yang sehat dan seimbang memang sering naik dan turun. Terkadang kita melihatnya bersemangat untuk memakan makanan sehat dan organik serta melakukan olahraga teratur. Namun, di saat lain kita melihatnya berputus asa dan kembali pada gaya hidupnya yang tidak baik.

Maka, secara psikologis bisa dibilang dia masih kurang termotivasi. Untuk itu, ada baiknya jika kita membantu untuk selalu mengingatkan dan memotivasinya melakukan gaya hidup yang sehat, seperti makan makanan yang bergizi seimbang dan rendah zat-zat kimia. (Baca juga: Teori-Teori Motivasi)

  1. Belajar dari kisah orang lain

Seringkali kita dihadapkan dengan suatu kondisi yang benar-benar baru untuk kita dan membuat kita merasa cemas dan ketakutan. Hal ini disebabkan kita tidak siap dan tidak tahu apa yang kita alami ke depannya. Maka, belajar dari kisah atau pengalaman orang lain adalah hal yang penting.

Misalnya, ketika seseorang terkena penyakit yang kronis, ada baiknya dia mempelajari kehidupan orang-orang yang survive dari penyakit tersebut. Pelajari gaya hidupnya dan bagaimana dia memenuhi gizinya sehingga bisa meningkatkan kualitas hidupnya. Cara ini akan membantunya untuk ikut memenuhi gizinya demi melawan penyakit kronis yang menyerangnya, alih-alih hanya merasa ketakutan dan depresi mengalami penyakit kronis tersebut.

  1. Menciptakan lingkungan yang mendukung

Meminta seseorang untuk menjalani diet rendah kalori akan sia-sia jika Anda berada di sekitarnya dan banyak mengkonsumsi es krim, permen, atau makanan-makanan tinggi kalori lainnya. Lingkungan benar-benar akan berpengaruh pada psikologi seseorang.

Maka, sebaiknya Anda juga turut berpartisipasi dalam usaha seseorang yang sedang berusaha menjalani gaya hidup sehat dengan membuat lingkungan lebih kondusif. Hal yang bisa dilakukan adalah ikut makan makanan yang sehat, menyediakan makanan yang bergizi tinggi, serta sebisa mungkin menjaga agar seseorang tersebut tidak tergoda untuk kembali ke kebiasaan lamanya. (Baca juga: Terapi Aktivitas Kelompok)

  1. Buat budget yang terencana

Dalam ilmu gizi, terdapat status gizi lebih atau gizi kurang, bergantung pada status sosial ekonomi keluarga. Pada keluarga yang memiliki status sosial ekonomi rendah, sangat mungkin untuk memiliki status gizi kurang karena jenis makanan yang dipilih kurang seimbang atau kurang berkualitas. Sebaliknya, keluarga yang status sosial ekonominya tinggi sangat mungkin kelebihan gizi yang menyebabkan obesitas ataupun penyakit-penyakit degeneratif lainnya.

Baca juga:

Maka, sebaiknya tentukan terlebih dahulu budget keuangan untuk makanan dalam sebulan. Budget ini akan membuat pengaturan menu makanan lebih terencana dan lebih seimbang karena telah direncanakan dan diatur supaya mencukupi kebutuhan keluarga. Dengan mengetahui budget di awal, keluarga yang sosial ekonominya rendah bisa memilih menu makanan yang terjangkau namun bergizi, sementara keluarga yang sosial ekonominya tinggi tidak tergoda untuk jajan lebih dari kebutuhan tubuh.

  1. Hindari stress

Stress seringkali membuat seseorang melampiaskannya pada makanan, rokok, alcohol, ataupun makanan tidak sehat lainnya. Maka, hindari stress yang memang secara psikologi membuat seseorang tidak lagi memikirkan kesehatannya. (Baca juga: Gangguan Mood Dalam Psikologi)

  1. Istirahat yang cukup

Istirahat yang cukup membuat seseorang lebih tenang dan sehat. Pada orang yang memiliki waktu istirahat cukup, dia akan memiliki nafsu makan yang wajar, sesuai dengan kebutuhan hariannya. Hal ini berbeda dengan seseorang yang terlalu memforsir diri, kelelahan, atau sering begadang. Mereka akan cenderung makan makanan yang tidak dibutuhkan tubuh dan tidak bergizi.

  1. Sarapan pagi

Sarapan pagi sebelum memulai aktivitas akan membuat kita lebih bersemangat dan tidak lemas saat memulai hari. Sebaliknya, melewatkan sarapan pagi hanya akan menimbulkan pikiran ‘belum makan’ atau ‘lapar’ yang membuat kita sulit berkonsentrasi dan memakan makanan ringan sebagai cara cepat atau singkat menunda lapar tersebut. (Baca juga: Tips Meningkatkan Daya Ingat)

  1. Banyak minum air putih

Minum air putih, selain menghilangkan haus, juga akan membuat tubuh kita merasa kenyang dan segar. Hal ini secara psikologis akan membuat kita merasa kenyang di antara jam-jam makan kita. Dengan begitu, kita tidak terpikir untuk makan makanan yang tidak penting atau tidak bergizi.

  1. Olahraga

Olahraga akan menyegarkan pikiran dan juga membuat kita lebih bersemangat. Pada seseorang yang sulit makan, olahraga juga akan membantunya merasa lapar sehingga dia akan lebih bernafsu saat makan.

Baca juga:

Namun, bagi seseorang yang ingin diet, olahraga juga akan membuatnya lebih tenang saat makan. Hal ini dikarenakan aktivitas olahraga yang dilakukan akan membuatnya berpikir bahwa kalori yang masuk ke tubuh akan lekas terbuang melalui aktivitas olahraga.

  1. Berkonsultasi dengan ahli gizi

Usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah gizi bisa dilakukan dengan usaha preventif, promotive maupun edukatif. Jika Anda memang merasa kesulitan untuk mengatur dan mengelola kebutuhan gizi Anda dan keluarga, Anda bisa berkonsultasi dengan ahli gizi.

Ahli gizi bisa memberi motivasi, Anda dan keluarga juga bisa lebih mengatur emosi dan mengaktualisasi diri untuk menjadi seseorang yang lebih baik memandang hidupnya. Dengan begitu, kebutuhan gizi akan lebih mudah dicukupi dan sesuai kebutuhan keluarga.

Selamat mencoba!

Share
Published by
Hana Masita

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

8 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

8 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

9 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

9 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

9 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

9 months ago