Impotensi menurut psikologi atau disfungsi ereksi adalah kondisi ketika Mr. P tidak dapat mengeras meskipun ada rangsangan seksual. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masalah impotensi menurut psikologi, yaitu faktor psikologi maupun faktor fisik. Bahkan, yang paling parah bisa karena disebabkan oleh kedua faktor tersebut.
Kesehatan fisik dan psikis
Kesehatan fisik seseorang nyatanya juga berpengaruh pada masalah impotensi menurut psikologi ini. Jika seseorang memiliki tubuh yang kurang fit, kemungkinan masalah ini akan berpengaruh pada fungsi seksual seseorang. Namun jika kondisi fisik seseorang dalam keadaan sehat, fungsi seksual akan berjalan seperti biasa. Baca juga mengenai : alasan kenapa bernostalgia bisa menyehatkan mental
Tidak hanya fisik, masalah psikologis juga dapat membuat seseorang mengalami masalah disfungsi ereksi atau impotensi menurut psikologi. Masalah psikologis ini merupakan jenis masalah yang tidak mudah untuk disembuhkan dan tergolong masalah yang paling sulit karena tidak semua masalah psikologis bisa ditemukan akar penyebabnya. Faktor psikologis bertanggung jawab hampir 20 persen kasus masalah seksual bagi pria. Baca juga mengenai : alasan pentingnya keluarga dalam menjaga kesehatan mental
Jenis masalah yang mempengaruhi emosional
Ya, beragam jenis masalah yang memengaruhi emosional seseorang nyatanya bisa menjadi pemicu atas gangguan seksual para pria. Sebab, masalah yang membebani pikirannya akan memengaruhi jalannya proses ereksi. Baca juga mengenai : alasan tidak boleh mengabaikan gangguan mental
Hubungan seksual yang harmonis merupakan salah satu kunci dari utuhnya rumah tangga pasangan suami istri. Tetapi sayangnya menurut massachussets male aging study, hampir 52% dari pria dalam rentang usia 40 sampai 72 tahun mengalami gangguan disfungsi ereksi baik yang ringan, sedang atau berat, dimana masalahini bisa memicu ketidakharmonisan rumah tangga atau bahkan berujung pada perceraian. Baca juga mengenai : dampak prostitusi bagi kesehatan mental wanita
Disfungsi ereksi, atau biasa orang awam menyebutnya impotensi menurut psikologi atau lemah syahwat merupakan ketidakmampuan yang menetap pada seorang pria untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang adekuat untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan. Baca juga mengenai : pentingnya olahraga untuk kesehatan mental
Banyak hal yang bisa menyebabkan terjadinya disfungsi ereksi, antara lain faktor psikologis, neurogenic, hormonal, pembuluh darah, pengaruh obat-obatan, adanya penyakit lain yang mendasari seperti diabetes dll. Tetapi menurut International Society of Impotence Research pada tahun 1950, hampir 90% dari penyebab disfungsi ereksi adalah faktor psikologis.
Impotensi karena masalah psikis
Ada beberapa ciri-ciri yang mudah dikenali untuk mengidentifikasi apakah Disfungsi ereksi yang dialami disebabkan oleh faktor psikologis atau faktor-faktor lainnya, antara lain:
Timbulnya mendadak dan didahului oleh peristiwa tertentu, misalnya sehabis terjadi perceraian atau ditinggal pasangan, stress karena di PHK dari tempat kerja, atau karena adanya peristiwa-peristiwa lain yang menyebabkan tekanan kejiwaan.
Yaitu disfungsi timbul bila hendak melakukan aktivitas dengan wanita tertentu, tetapi bisa ereksi kembali jika hendak berhubungan dengan wanita yang lain. Atau seringkali penderita bisa ereksi maksimal saat masturnasi atau menontonfilm porno, akan tetapi Mr. P kembali lemas pada saat akan melakukan senggama.
Yang timbul pada saat bangun pagi masih cukup kuat, akan tetapi pada siang hari ereksi menurun atau bahkan sama sekali tidak dapat ereksi.
Yang disebabkan oleh faktor psikologis ini selalu berhubungan dengan dengan ansietas, ketakutan, perasaan bersalah, tekanan atau norma-norma agama.
Jenis masalah psikologis yang dapat memicu timbulnya impotensi menurut psikologi:
Saat seseorang mengalami depresi tentu kondisi ini akan memengaruhi kualitas fisik maupun psikologis seseorang. Dalam keadaan depresi, seseorang tidak akan bisa menerima rangsangan seksual dengan baik, sehingga penyakit psikologis sangat rentan membuat seseorang mengalami disfungsi ereksi atau impotensi menurut psikologi. Pengobatan melalui obat-obatan terkadang juga memberikan dampak yang kurang baik bagi kesehatan seksual seseorang yang mengalami depresi. Obat-obatan nyatanya dapat membuat penyakit impotensi menurut psikologi semakin kuat.
Biasanya, saat mengetahui gejala-gejala yang tidak sesuai pada fungsi seksual, seseorang akan mengalami perasaan cemas yang berlebihan. Kondisi ini membuat pria terkadang menolak untuk melakukan hubungan seksual karena merasa cemas tidak akan bisa melakukan hubungan intim dengan baik. Padahal, kecemasan yang berlebihan seperti ini terkadang justru membuat seorang pria tidak dapat menerima rangsangan dengan baik.
Ereksi dapat terjadi karena berawal dari rangsangan yang diterima dengan baik oleh otak, dan selanjutnya akan diteruskan oleh organ lainnya yang ikut berpartisipasi dalam pencapaian orgasme. Sebaiknya persiapkan diri dengan baik saat akan melakukan hubungan intim dengan pasangan dan istirahat yang cukup, sehingga kondisi fisik menjadi segar dan hubungan intim pun menjadi menyenangkan.
Saat pasangan mengeluh bahwa tidak merasakan kepuasaan saat berhubungan intim, tentu hal ini akan membuat kamu merasa bersalah dan kurang percaya diri saat akan melakukan hubungan intim. Sebaiknya hindari perasaan ini karena akan berpengaruh pada kondisi psikologis kamu dan bahkan membuat gairah seks kamu akan menurun.
Membicarakan kondisimu dengan pasangan merupakan solusi yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini. Selain itu, siapkan diri kamu saat akan melakukan hubungan intim. Komunikasikan dengan pasangan hal-hal yang membuat gairah seks kamu menurun.
Cara menangani
Karena itu, apabila Anda mengalami masalah ini sangat disarankan untuk Anda memeriksakan diri ke dokter. Dan mulai mencoba beberapa cara jitu untuk mengatasi disfungsi ereksi akibat faktor psikologis berikut ini :
Ada ungkapan mengenai kualitas hubungan seksual mencerminkan keharmonisan hubungan rumah tangga. Begitu juga sebaliknya, jika hubungan Anda dan istri sedang tidak sehat maka disfungsi ereksi mungkin adalah pertanda yang diberikan oleh tubuh yang mengatakan bahwa diantara Anda berdua terdapat masalah, maka anda harus menafsirkannya dan menuntaskannya dengan cara berkomunikasi dengan istri.
“Amarah dapat menghambat rangsangan seksual,” ungkap Domeena Renshaw, M.D direktur Sexual Dysfunction Clinic di Loyola University of Chicago Stritch School of Medicine di Maywood. Menurutnya saat amarah menguasai pikiran, syaraf gagal mengirimkan stimulus yang ada ke hipotalamus, akibatnya ereksi sulit terjadi.
Contoh kasus, sering kali pertengkaran dalam rumah tangga terjadi,dan hal ini masih terngiang-ngiang hebat di pikiran Anda sampai malam tiba. Agar hal ini tidak berlarut-larut, ketika sudah tiba kembali dari rutinitas kerja, sebaiknya Anda bicarakan permasalah tadi dengan kepala dingin sehingga pikiran Anda akan kembali santai dan tidak mengganggu aktivitas bercinta Anda dengan istri.
Oke sobat, semoga kita semua memiliki kesehatan reproduksi yang baik ya! sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…