Home » Ilmu Psikologi » Metode Ekstropeksi dalam Psikologi

Metode Ekstropeksi dalam Psikologi

by Arby Suharyanto

Ada banyak macam macam metode dalam psikologi penyelidikan di dalam ilmu atau bidang psikologi secara khusus maupun yang berhubungan dengan bidang lain. Penentuan sesuatu metode dalam psikologi merupakan hal yang penting setelah penentuan objek (materi) atau hal yang akan dipelajari.

Dari segi metode dalam psikologi akan terlihat ilmiah tidaknya sesuatu penyelidikan itu sebab dilakukan dengan dasar atau hanya dengan perkiraan. Di dalam ilmu atau bidang psikologi juga digunakan  metode ekstropeksi dalam psikologi yang diterapkan yang disesuaikan dengan keadaan objek (materi)nya itu sendiri. Pada kesempatan kali ini akan dijelaskan secara khusus mengenai Metode Ekstropeksi dalam Psikologi, berikut selengkapnya.

Pengertian

Suatu metode ekstropeksi dalam psikologi penyelidikan di dalam suatu ilmu atau bidang tertentu untuk keperluan penelitian dan penyelidikan ialah suatu keharusan mutlak adanya. Terlebih jika ilmu itu telah berdiri sendiri, ini harus ditandai adanya metode ekstropeksi dalam psikologi tersendiri untuk menyelidiki terhadap suatu objek (materi)nya.

Objek (materi) ilmu atau bidang psikologi ialah penghayatan dan perbuatan individu, yaitu perbuatan individu di dalam alam yang komplek dan selalu berubah. Jiwa (sisi psikologi) bukanlah sesuatu benda yang mati, tetapi sesuatu yang hidup dinamis. (Baca juga mengenai metode penyelidikan dalam ilmu psikologi)

Selalu berubah untuk maju menuju kesempurnaanya. Oleh karena itu penggunaan untuk sebuah metode ekstropeksi dalam psikologi yang bagaimana baik baiknya pun pasti tidak dapat menghasilkan kebenaran mutlak. Sebab tiap metode ekstropeksi dalam psikologi pasti mempunyai kebaikan dan kelemahan (Baca juga mengenai metode refleksi dalam psikologi)

Sebetulnya setiap individu dewasa yang normal meskipun belum mempelajari metode ekstropeksi dalam psikologi ilmu atau bidang psikologi tetapi karena pengalaman hidupnya, adanya interaction atau hubungan dengan dunia sekitar ia dapat pula memahami metode ekstropeksi dalam psikologi tersebut. (Baca juga mengenai metode sosiometri dalam psikologi sosial)

Metode ekstropeksi dalam psikologi penyelidikan di dalam ilmu atau bidang psikologi terbagi menjadi dua karakter berdasarkan renungan renungan dan sebuah pengalaman sebuah pengalaman yaitu metode ekstropeksi dalam psikologi yang berkarakter filosofis dan metode ekstropeksi dalam psikologi yang berkarakter empiris. (Baca juga mengenai metode transversal dalam psikologi perkembangan)

Baik filosofis maupun empiris keduanya saling berhubungan dan dapat diterapkan secara bersamaan. Filosofis umumnya berhubungan dengan keyakinan, budaya, dan pandangan secara pribadi yakni sesuatu yang dinilai berdasarkan kebiasaan masyarakat umum sekitar seperti hubungannya dengan sopan santun, adat, kewajiban dalam budaya tertentu, dsb. (Baca juga mengenai metode proyeksi dalam psikologi belajar)

Sedangkan empiris lebih berkenan pada pikiran yang disampaikan sesuai ilmiah atau sesuai ilmu pengetahuan dan nalar, misalnya ialah kebiasaan yang ada dalam suatu daerah namun tidak dijalankan bagi sekelompok orang bukanlah masalah asalkan hal tersebut tidak merugikan orang lain sebab tiap individu punya hak dan batasan dalam melakukan apa yang ia mau.

Dasar Ilmu

Ekstropeksi artinya melihat keluar (ekstro; keluar dan speksi (spectare) = melihat).  Dan sebagai metode ekstropeksi dalam psikologi, ekstropeksi mempelajari dengan sengaja dan teratur gejala gejala jiwa (sisi psikologi) individu lain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejala gejala yang ditunjukkannya. Ekstrospeksi ialah melihat keluar.

Metode ekstropeksi dalam psikologi ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan kelemahan yang terdapat pada metode ekstropeksi dalam metode lain. Pada metode ekstropeksi dalam psikologi ekstrospeksi subyek penyelidikan bukan dirinya sendiri tetapi individu lain.

Namun metode ekstropeksi dalam psikologi ekstrospeksi sebenarnya juga berdasarkan atas metode ekstropeksi dalam psikologi introspeksi. Individu akan dapat mengatakan yang terjadi pada individu lain, juga berdasarkan atas keadaan

dirinya sendiri. Individu dapat mengatakan individu di dalam keadaan susah, di dalam keadaan gembira, tergesa gesa dan sebagainya oleh karena ia sendiri apabila di dalam keadaan yang demikian megalami hal hal yang demikian itu.

Metode ekstropeksi dalam psikologi ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan kelemahan yang terdapat pada metode lainnya walaupun juga tidak dapat diingkari dalam metode ini juga terdapat kelemahan. Memang tiap bidang ilmu selalu ada sisi posotof dan negatifnya.

Penerapan

Pada ekstropeksi subyek penyelidikan bukan dirinya sendiri melainkan individu lain. Namun demikian, sebenarnya ekstropeksi ini tidak bisa lepas dari instropeksi, sebab mustahil individu dapat menyatakan, mengetahui, ataupun menyimpulkan segala sesuatu yang terjadi pada diri individu lain kalau dirinya sendiri tidak pernah mengalaminya.

Akan tetapi, suatu hal yang perlu diperhatikan di dalam pengambilan kesimpulan analogi dari hasil ekstropeksi ini ialah bahwa gejala gejala kejiwaan (sisi psikologi) yang sama belum tentu diakibatkan oleh sebab yang sama. Lain dari itu, bisa saja satu sebab yang sama belum tentu berakibat sama. Kelebihan metode ini adalah:

  • Lebih memenuhi syarat ilmiah, karena ini berkarakter objektif (materi).
  • Dapat digunakan di dalam menyelidiki anak anak dan individu individu yang menyimpang keadaan jiwa (sisi psikologi) normal maupun abnormal.
  • Dapat mengetahui pandangan atau pikiran orang yang terdekat sehingga mengetahui perasaan atau hubungan satu sama lain.
  • Menjadi bahan yang baik untuk penilaian diri sendiri dan instropeksi diri.
  • Menghargai penilaian yang diberikan orang lain dan menerima kritik atau saran dengan terbuka.

Kritik

Metode ekstropeksi dalam psikologi ekstropeksi ini juga memiliki kelemahan. Adapun kelemahan kelemahan metode ekstropeksi yang sering dinyatakan dalam kritik ialah :

  • Metode ekstropeksi dalam psikologi ini hanya dapat meyelidiki gejala gejala jiwa (sisi psikologi) yang tampak saja, padahal tiap tiap individu di dalam mengeluarkan buah fikiran dan perasaanya tidak sama
  • Terutama pada individu dewasa, yang dapat mengekspresikan sikap sikap yang tidak wajar atau yang bertentangan dengan keadaan/ situasi jiwa (sisi psikologi) nya.
  • Jika individu yang diselidiki tahu, terkadang ia memberikan kesan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, sehingga apa yang disimpulkan diri dari hasil ekstropeksi itu akan berbeda dengan apa yang semestinya.
  • Tidak semua penilaian dapat menghasilkan sesuatu atau nilai yang relevan, sebab terkadang penilaian berhubungan dengan perasaan orang luar terhadap individu yang dinilai atau dari mood yang sedang dialami.
  • Misalnya ialah dalam kondisi marah atau benci seseorang cenderung berkata buruk tentang orang lain karena rasa bencinya dan sebaliknya jika sedang dalam kondisi senang atau menyukai maka akan lebih banyak mengatakan hal yang positif.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga menjadi wawasan bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

You may also like