Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Cinta » 15 Jenis Cinta Dalam Psikologi Menurut Para Ahli

15 Jenis Cinta Dalam Psikologi Menurut Para Ahli

by Devita Retno

Dalam kehidupannya, semua manusia pasti pernah merasakan yang namanya cinta. Cinta merupakan emosi dasar manusia yang sulit dipahami mengenai bagaimana dan mengapa seseorang bisa merasakan cinta tersebut. Dapat diartikan bahwa cinta adalah suatu perasaan yang kuat terhadap sesuatu hal berupa kasih sayang dan ketertarikan yang besar kepada hal yang menarik hati seseorang. Cinta dikaitkandengan segala hal yang baik dan berbelas kasih serta perasaan yang halus. Yang termasuk ruang lingkup cinta seharusnya tidak hanya perasaan terhadap lawan jenis, melainkan juga cinta terhadap semua hal, seperti kepada alam, jagat raya dan seisinya, kepada pencipta, keluarga dan lain sebagainya.

Cinta tidak dapat diukur atau diteliti menggunakan ilmu sains, melainkan hanya dapat dijabarkan melalui pandangan ilmu filsafat dan cinta menurut psikologi. Kadar cinta yang kita rasakan terhadap berbagai hal berbeda jenisnya dan tidak dapat disamakan porsinya, begitu juga dengan macam – macam cinta yang akan berbeda tergantung objek yang menjadi sasaran dari rasa cinta tersebut. Untuk itu, perlu diketahui beragam jenis cinta dalam psikologi cinta untuk dapat menentukan atau mendefinisikan perasaan cinta apa yang sedang dirasakan oleh seseorang.

Ciri-Ciri Cinta

Seseorang yang sedang mengalami perasaan cinta terhadap orang lain bisa dilihat dengan mudah melalui ciri  – ciri tertentu yang tampak dari perilakunya antara lain:

  • Adanya ketertarikan seksual

Ketertarikan ini dimulai dari perasaan selalu ingin bertemu, ingin selalu dekat dan bersentuhan secara fisik merupakan awal dari ketertarikan seksual terhadap lawan jenisnya.

  • Pengorbanan

Seseorang yang sedang mengalami jatuh cinta tidak dapat dipungkiri bahwa ia akan melakukan apa saja untuk membuat orang yang dicintainya itu bahagia. Maka orang tersebut akan mampu berbuat diluar akal sehat dan berkorban apa saja demi orang yang dicintai. Ketahuilah beberapa fakta psikologi tentang jatuh cinta, teori cinta dalam psikologi sosial dan konsep cinta dalam psikologi.

  • Tidak lepas dari ingatan

Perasaan cinta ini membuat seseorang akan selalu mengingat orang yang disukainya. Pikiran itu akan terus menerus ada pada seseorang yang sedang jatuh cinta dan membuatnya merasakan rasa rindu kepada orang yang dicintainya.

  • Adanya kekaguman

Biasanya rasa cinta akan diawali dari perasaan kagum terhadap sesuatu atau seseorang yang didasari karena berbagai macam hal misalnya karena penampilan fisik, kecerdasan sifat yang menonjol, materi ataupun prestasi seseorang.

Jenis cinta menurut Darwin:

Darwin membuat artikel yang menguraikan tentang berbagai jenis – jenis cinta dalam psikologi antara lain:

1. Eros

Eros merupakan jenis cinta yang timbul tehadap lawan jenis. Cinta semacam eros melibatkan romantika dan gairah, berdasarkan kisah Cupid yaitu dewa cinta yang ada dalam mitologi Yunani dan disimbolkan sebagai anak kecil bersayap yang terbang dan menembakkan panah cinta. Eros memandang orang lain sebagai obyek semata. Walaupun eros merupakan cinta yang ditujukan untuk orang lain, sksn tetapi sasarannya adalah kepuasan diri pribadi ysng mengarah kepada diri sendiri.

2. Ludus

Ludus adalah jenis cinta yang tidak terikat atau tidak berkomitmen antara dua pihak yang saling mencintai. Tidak adanya ikatan ini disebabkan karena sebuah penghormatan dan digambarkan sebagai penggoda yang semata – mata berdasarkan kesenangan saja. Karena hanya untuk bersenang – senang maka Ludus termasuk ke dalam jalinan cinta yang kasual, ringan dan tidak rumit. Tanpa adanya tuntutan besar yang harus dipenuhi, maka terkadang  Ludus membuat orang merasakan dilema. Orang yang memiliki jenis cinta ini biasanya merupakan orang yang cenderung tidak dewasa dan kekanakan, senang mengumbar cinta dan rayuan gombal.

3. Storge

Cinta Storge lebih mengarah kepada sebuah penghormatan, dan ketulusan yang suci dan murni yang tumbuh sejal kelahiran manusia. Biasanya cinta ini diradakan terhadap kerabat dan keluarga dekat.

Jenis cinta dalam psikologi ini biasanya juga merupakan cinta yang muncul pada tahap awal suatu hubungan. Intinya dalam cinta ini adalah untuk melindungi orang yang dicintai.

4. Pragma

Merupakan jenis cinta dalam psikologi yang memiliki kepentingan tertentu dan berupa kepentingan untuk jangka waktu yang panjang. Cinta ini didasarkan kepada pertimbangan yang logis dan realistis, bertujuan untuk mendaoatkan keuntungan berupa materi. Biasanya jenis cinta ini terdapat dalam kasus perjodohan yang diatur demi kepentingan tertentu, misalnya kepentingan ekonomi, bisnis atau politik. Cinta ini bisa memudar dan berakhir apabila tidak lagi mendapatkan keuntungan.

5. Mania

Jenis cinta dalam psikologi ini cenderung posesif dan ada keinginan  memiliki yang besar. Cinta ini biasanya cenderung aksn mengekang pasangannya karena adanya rasa cemburu yang besar dan berlebihan. Orang yang memiliki jenis cinta ini tidak mau pasangannya melakukan suatu hal yang akan membuatnya merasa tidak nyaman.

6. Agape

Jenis cinta ini adalah yang dirasakan atau ditunjukkan kepada suatu hal yang paling tinggi atau yanqg paling besar dan agung, seperti cinta kepada Tuhan. Menurut beberapa penelitian yang dilakukan, cinta jenis ini biasanya dikaitkan dengan beberapa aspek dari kesehatan mental dan fisik dari seseorang yang mencintai. Cinta agape adalah cinta yang tulus dan tanpa pamrih, rela berkorban, tidak diungkapkan namun ditunjukkan melalui perbuatan.

7. Philia

Jenis cinta dalam psikologi ini tidak bergantung kepada gairah atau nafsu semata. Cinta filia ini lebih mengarah kepada persahabatan yang membuat kedua pihak saling menguntungkan berdasarkan kepercayaan danketergantungan kepada masing -masing. Philia memandang orang lain sebagai satu pribadi yang memiliki kualitas dan keunikan tersendiri. Philia merupakan cinta yang terbuka untuk segala jenis kelamin, dan bersifat lebih universal.

8. Philautia

Yaitu jenis cinta dalam psikologi yang ditujukan kepada diri sendiri. Cinta ini terjadi ketika manusia memperhatikan dirinya sendiri secara fisik dan rohani dengan seksama dan menganggapnya sangat berarti.

Jenis Cinta dalam Hubungan

Menurut teori yang dikemukakan oleh Sternberg, ada tiga komponen yang penting dalam cinta yang membentuk segitiga yaitu antara lain:

  • Intimacy – Keintiman yang merujuk pada adanya perasaan atau keterikatan terhadap orang lain, muncul relatif lambat dan mewujud seiring dengan peningkatan ikatan interpersonal. Situasi yang berubah dapat menaikkan atau menurunkan tingkat intimacy.
  • Gairah atau nafsu – Komponen yang paling penting dalam suatu hubungan dan berhubungan dengan aspek romantis dan seksual dalam satu hubungan. Gairah atau hasrat ini cenderung terjadi pada awal hubungan dengan cepat lalu menjadi stabil karena telah terbiasa.
  • Komitmen – Pada tahap awal hubungan komitmen berkaitan dengan keputusan untuk menjalin cinta dengan seseorang, sedangkan pada tahap lanjut akan berkaitan pada sejauh mana cinta akan dipertahankan. Pada awalnya komitmen akan tampak relatif lambat namun akan menetap secara bertahap. Tingkat komitmen akan menurun atau menghilang ketika hubungan gagal.

Jika dalam suatu hubungan tidak ada ketiga komponen tersebut, maka tidak bisa dikatakan sebagai cinta melainkan hanya interaksi kasual yang terjadi dalam hubungan antara dua orang. Tidak semua orang bisa mendapatkan ketiga komponen tersebut secara sempurna. Itulah sebabnya teori cinta Sternberg membagi jenis – jenis cinta kepada beberapa aspek yang terpenuhi yaitu:

1. Infatuation Love

Jenis cinta dalam psikologi ini mengandung hasrat, ketertarikan fisik yang kuat dan adanya gairah seksual tanpa komitmen atau keintiman. Cinta jenis ini bisa timbul secara tiba – tiba dan cepat dengan beberapa syarat tertentu, dan berlangsung dalam jangka panjang. Elemen yang ada dalam jenis cinta ini adalah gairah atau hasrat.

2. Empty Love

Pada cinta ini elemen yang tersisa hanya berupa komitmen. Cinta ini sering ditemukan pada hubungan yang sudah berjalan dalam jangka waktu lama yang telah kehilangan keintiman dan hasrat untuk satu sama lain. Hal ini sering terjadi pada pernikahanyang dilangsungkan karena dijodohkan, walaupun tidak menutup kemungkinan cinta ini muncul pada orang  yang memilih pasangannya sendiri.

3. Romantic Love

Yaitu jenis cinta yang memiliki unsur keintiman dan hasrat didalamnya. Hubungan yang memiliki cinta jenis ini mengandung ketertarikan secara fisik dan kedua pihak tertarik secara emosional juga. Tidak ada unsur komitmen dalam hubungan ini dan kedua pihak tidak menjalin komitmen antara satu dengan lainnya.

4. Compasionate Love

Cinta ini berkaitan dengan keintiman dan komitmen. Jenis cinta dalam psikologi ini merupakan hubungan jangka panjang yang berkomitmen dan seringkali ditemui dalam hubungan pernikahan ketika ketertarikan secara fisik sudah mulai menghilang atau berkurang.

Namun masih ada keterikatan antara satu dengan lainnya sehingga kedua pihak memutuskan untuk tetap bersama.

5. Fatous Love

Merupakan jenis cinta dalam psikologi yang hanya memiliki hasrat dan komitmen, cinta jenis ini sulit dipertahankan karena kurangnya aspek emosi dan keintiman dalam hubungan ini.

6. Consummate Love

Jenis cinta yang dianggap sempurna karena memiliki  komponen yang lengkap dan didambakan banyak orang. Banyak orang yang manginginkan jenis cinta ini dalam hubungan romantis mereka, namun cinta ini lebih mudah dicapai daripada dipertahankan. Dalam hubungan ini tetap ada konflik atau persoalan seperti lazimnya hubungan antara dua orang manusia, namun akan berbeda pada cara mengatasinya.

7. Passionate Love

Berupa pengalaman emosional yang mendalam dan luar biasa bahagia atau luar biasa menderita. Seseorang yang merasakan cinta ini akan merasa luar biasa senang jika perasaannya berbalas, dan luar biasa menderita jika cintanya tidak berbalas.

Mengetahui jenis cinta dalam psikologi berguna untuk dapat mengetahui sejauh mana diri kita berada dalam cinta yang sedang dijalani atau dirasakan. Baik teori cinta dari Darwin atau teori cinta Sternberg, keduanya dapat membantu kita untuk mendefinisikan rasa cinta yang sedang dialami, dan juga berguna untuk mengenali masalah yang ada dalam kehidupan cinta seseorang berdasarkan aspek apa yang terpenuhi dan yang tidak dalam kehidupan percintaannya.

Demikianlah yang dapat disampaikan, semoga artikel ini bermanfaat.

You may also like