Pembelajaran merupakan suatu sistem. Hal ini berarti pembelajaran merupakan satu kesatuan yang terdiri atas berbagai komponen yang saling menunjang. Karena itu, keberhasilan pembelajaran akan ditentukan oleh komponen-komponen yang terlibat dalam pembelajaran tersebut.
Komponen-komponen tersebut adalah guru, siswa, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode dan teknik pembelajaran, evaluasi, serta sarana yang dibutuhkan. Siswa sebagai agen pembelajaran bahasa memiliki pemikiran dan proses yang ada dalam dirinya sehingga bahasa yang ia pelajari tidak dapat dipahami dengan ilmu linguistik, tetapi dapat diperdalam dengan psikologi.
Melalui alasan inilah, kemudian muncul disiplin ilmu Psikolinguistik atau Psikologi Bahasa. Berikut adalah beberapa pengertian dari psikolinguistik menurut para ahli :
Maka, dari pengertian-pengertian tersebut, tujuan teoritis psikolinguistik adalah mencai suatu bahasa yang bisa diterima secara linguistik dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat suatu bahasa dan pemrolehannya. Sedangkan jika dikaitkan dengan komunikasi, psikolingustik berfokus pada modifikasi pesan yang berlangsung selama komunikasi berlangusng dengan ujaran dan penerimaan atau pemahaman ujaran. Bahasan-bahasan psikolinguistik adalah :
Jenis pembelajaran bahasa menuru Ellis (1986:215) dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
Hubungan Psikolingusitik dengan Pembelajaran Bahasa
Pada hakekatnya, tujuan dari pembelajaran bahasa adalah individu diharapkan dapat menggunakan bahasa dalam hal ini bahasa Indonesia secara baik dan benar, baik dalam berbahasa lisan maupun tulisan. Berbahasa Indonesia yang baik, benar dan sesuai dibutuhkan adanya kaidah-kaidah bahasa.
Kaidah bahasa tersebut akan dijumpai dan dipelajari dalam ilmu linguistik. Tak hanya membutuhkan kaidah bahasa, untuk memperlancar bahasa, individu juga perlu adanya kesiapan kognitif, afektif (ketenangan atau keyakinan tanpa rasa cemas) serta aspek psikomotor (pelafalan yang fasih dan kemampaun dalam memilih kata yang baik dan tepat.
Dan aspek-aspek ini seluruhnya didapatkan, dipelajari dan dipahami dalam studi ilmu psikolinguistik.
Individu dianggap sebagai subjek yang dapat menjangkau aspek psikologi baik kognitif, afektif maupun psikomotor. Aspek-aspek ini dibutuhkan saat kita menggunakan bahasa baik pada saat reseptif yakni menyimak dan membaca atau saat produktif yakni berbicara dan menulis.
Garnham (Nababan, 1992:60-61) pernah meneliti kegiatan berbicara yang melakukan penyimpangan atau kesalahan berbicara yang kurang benar. Ia mengatakan bahwa penyebab kesalahan ini disebabkan oleh kesaratan beban (overloading), perasaan waswas, penguasaan materi yang kurang, pengaruh dari perasaan afektif, kesukaran melafalkan kata-kata dan topik pembicaraan yang kurang dikuasai.
Perasaan waswas terkait dengan ranah afektif, kurang menguasai materi terkait dengan ranah kognitif dan sukar melafalkan kata-kata terkait dengan psikomotor. Dengan psikolinguistik kesalahan pembelajaran bahasa yang kurang benar dapat dianalisa.
Pembelajaran bahasa yang mengacu pada proses pemerolehan bahasa kedua (B2) adalah pada saat seseorang memperoleh bahasa pertamnaya (B1). Ada pakar yang menyebut sebagai pembelajaran bahasa (language learning) dan ada yang menyebutnya sebagai pemerolehan bahasa (language acquisition) kedua. Istilah pembelajaran diambil karena bahasa kedua dapat dikuasai dengan proses belajar yang berbasis formal.
Tentu hal ini berbeda dengan bahasa ibu yang dapat diperoleh secara ilmiah. Di dalam suatu masyarakat yang bilingual atau multilingual, pemerolehan bahasa kedua bisa terjadi secara informal seperti di derah pinggiran Jakarta dimana Melayu Betawi bercampur dengan bahasa Sunda. Sehinggga, mereka lebih condong berbahasa dialek Jakarta dan berbahasa Sunda.
Suwarno (2002:18) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah usaha yang bertujuan dalam menguasai kaidah-kaidah kebahasaan language or language usage, language learning is knowing about language, or formal knowledge of a language. Jika rasa kebersamaan itu banyak sekali dipupuk, maka seluruh kaidah bahasa akan mudah dipelajari dan diterapkan di banyak aspek.
Namun, pembelajaran bahasa tidak pernah membatasi setting yang yang harus menuntut dalam ramah yang formal, seperti pembelajaran di kelas. Akan tetapi, pembelajaran formal tidak hanya terbatas pada suatu tempat yang dibatasi oleh ruang seperti di dalam kelas. Sebab belajar dimanapun, asalkan tujuan belajar tersebut diperuntukkan untuk menguasai kaidah kebahasaan, sama sekali tidak menjadi masalah.
Selain pada penguasan kaidah-kaidah bahasa yang diatur oleh psikolinguistik, peran selanjutnya adalah bagaiman seseorang dapat bersiap secara kognitif untuk memperlancar komunikasi. Kesiapan kognitif meliputi penguasaan kaidah bahasa dan materi yang telah disampaikan.
Kemudian kesiapan secara afektif, yakni perasaan tenang, percaya diri, yakin, tidak cemas, mampu mengurangi rasa ragu dan was was serta masih banyak lagi. Secara psikomotor, seseorang juga diharapkan mampu melafalakan suatu bahasa dengan fasih serta mampu memilih kata, frasa, klausa maupun kalimat. Hal-hal semacam ini hanya ada pada bidang ilmu psikologi dan linguistik.
Salah satu hal penting dalam hubungan psikolinguistik dengan pemerolehan bahasa adalah mengenal manusia sebagai pemakai bahasa.
Dalam aspek ini, psikolinguistik menyediakan hal itu sebagai bentuk pemerolehan sebuah bahasa. Yang diperlajari disini adalah sistem-sistem bahasa yang terdapat pada manusia seperti, cara manusia untuk menangkap ide-ide orang lain dan bagaimana orang tersebut mengekspresikan ide mereka sendiri menggunakan bahasa, baik itu secara tertulis atauipun tidak.
Hubungan psikolinguistik dengan pemerolehan bahasa selanjutnya adalah adanya hubungan kebutuhan-kebutuhan kita untuk mengekspresikan dan mengomunikasikan melalui bahasa yang telah kita capai sejak kecil. Maka, dalam hal ini psikolinguistik dalam pemerolehan bahasa adalah bagaimana menggabungkan antara perasaan yang saat itu sedang kita rasakan dengan bahasa yang kita ucapkan.
Pada hakikatnya, psikolinguistik dan pemerolehan bahasa ditentukan oleh komponen yang terlibat dalam pembelajaran, seperti siswa, guru dan bahasa yang terlibat dalam pembelajaran bahasa tersebut. Dalam ilmu psikologi, kita mengenal siswa dan secara linguistik, lalu kita kenal bahasa dengan linguistik.
Tingkatkan pengetahuanmu akan jenis-jenis konsep diri, tanda-tanda depresi, cara menyembuhkan orang depresi, terapi psikologi untuk depresi, kepribadian antisosial, fungsi jiwa dalam psikologi, fungsi fantasi dalam psikologi, penyakit kejiwaan ringan, macam macam tingkah laku dalam psikologi, konsep diri dalam psikologi, memori dalam psikologi, macam-macam taruma psikologis, cara melupakan cinta dalam diam psikologi pendidikan, psikologi sosial, cabang cabang psikologi dan semoga bermanfaat.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…