Home » Ilmu Psikologi » 12 Hubungan Logika dengan Psikologi dan Metafisika

12 Hubungan Logika dengan Psikologi dan Metafisika

by Arby Suharyanto

Logika dan psikologi serta metafisika menyajikan tata cara kaidah berfikir secara lurus dan benar. Oleh karna itu, ketiganya saling mengisi. Psikologi serta metafisika yang baik dan benar dalam praktik kehidupan sehari hari hanya dapat tercipta apabila ada kebiasaan atau kemampuan dasar semua individu dengan berfikir logis.

Sebaliknya suatu kemampuan berfikir logis tanpa memiliki pengetahuan psikologi serta metafisika yang baik maka ia tidak akan dapat menyampaikan isi pikiran itu pada individu lain. Oleh karna itu logika berhubungan erat dengan psikologi serta metafisika. Berikut selengkapnya 12 Hubungan Logika dengan Psikologi dan Metafisika.

1. Berhubungan dengan Perkembangan Pkiran Manusia

Dalam hubungan logika dengan psikologi dan metafisika membicarakan tentang perkembangan pikiran tentang penglaaman melalui proses subjektif didalam jiwa. Dengan demikian, psikologi memberikan keterangan mengenai sejarah perkembangan berpikir. Logika sebagai cabang filsafat bertujuan membimbing akal sebagai berpikir (bagaimana seharusnya). (Baca juga mengenai hubungan sistem endokrin dengan psikologi)

Sebagai manusia tentu ingin agar dapat berpikir bagaimana seharusnya, kita terlebih dahulu harus mengetahui tentang bagaimana manuisa itu berpikir. Disinilah letak hubungan logika dengan psikologi dan metafisika. (Baca juga mengenai hubungan psikologi dengan genetika)

2. Berhubungan dengan Kenyataan

Hubungan logika dengan psikologi dan metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari hakikat realitas. Hakikat realitas dapat dicari da ditemukan dibalik sesuatu yang tampak atau nyata. oleh sebab itu, hubungan logika dengan psikologi dan metafisika selalu mencari kebenaran/ hakikat realitas di balik yang tampak dan nyata. (Baca juga mengenai hubungan psikologi sdm dengan globalisasi)

3. Mempelajari Tentang Kesadaran dalam Bersikap

Sikap seperti itu adalah kritis, yaitu suatu sikap yang selalu ingin tahu dan membuktikan tentang sesuatu ang sudah atau serba dianggap benar. Teori dalam hubungan logika dengan psikologi dan metafisika bahwa kenyataan kebenaran/ hakikat realitas bukanlah apa yang tampak, tetapi apa yang ada di balik yang tampak. (Baca juga mengenai hubungan psikologi dengan ilmu politik)

4. Berhubuangan dengan Kebenaran Secara Logika

Dalil dalil, hukum hukum dalam hubungan logika dengan psikologi dan metafisika bukan apa yang telah dirumuskan yang menjadi hakikat kebenaran, tetapi apa yang ada di balik rumusan tersebut. Dengan demikian bagi logika, metafisika merupakan kritik terhadap dalil dan hukum hukumnya. (Baca juga mengenai hubungan psikologi dengan seni)

Semakin erat hubungan metafisika dengan logika, kebenaran logis semakin dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, kebenaran hubungan logika dengan psikologi dan metafisika mendekat pada hakikat realitas. Semakin mampu berpikir logika, individu tidak mudah tertipu oleh kebenaran yang tampak.

5. Memikirkan Segala Sesuatu Tentang Jiwa Manusia

Maka fungsi hubungan logika dengan psikologi dan metafisika adalah sebagai membahas proses yang berfikir dengan kejiwaan manusia. Dalam psikolog membicarakan perkembangan pikiran tentang pengalaman melalui proses subjektif di dalam jiwa. Dengan demikian, psikolog memberikan keterangan mengenai sejarah perkembangan berfikir.

6. Membimbing Akal dan Tujuan Hidup

Logika sebagai cabang filsafat bertujuan membimbing akal sebagai berfikir (bagaimana seharusnya). Sebagai dapat berpikir bagaimana seharusnya, kita lebih dahulu harus mengetahui tentang bagaimana manusia berfikir.

  • Psikologi memberikan keterangan mengenai sejarah perkembangan berpikir.
  • Psikologi memberikan gambaran bagaimana manusia berpikir.
  • Sementara hubungan logika dengan psikologi dan metafisika adalah cabang filsafat yang bertujuan membimbing akal sebagai berpikir (bagaimana seharusnya).

7. Mengetahui Proses Manusia Berfikir

Dalam psikolog membicarakan perkembangan pikiran tentang pengalaman melalui proses subjektif di dalam jiwa. Dengan demikian, psikolog memberikan keterangan mengenai sejarah perkembangan berfikir. Logika sebagai cabang filsafat bertujuan membimbing akal sebagai

berfikir (bagaimana seharusnya). Sebagai dapat berpikir bagaimana seharusnya dengan hubungan logika dengan psikologi dan metafisika, kita lebih dahulu harus mengetahui tentang bagaimana manusia berfikir. Disinilah letak hubungan logika dengan psikologi dan metafisika.

8. Memperoleh Kecakapan dengan Tepat

Logika dalam psikologi dan hubungan logika dengan psikologi dan metafisika adalah alat berpikir yang apabila dikuasai dan digunakan dengan tepat, maka akan dapat membantu kita memperoleh kecakapan berpikir, berlogika dengan tepat.

9. Sebagai Alat Komunikasi

  • Sebagai menyatakan ekspresi pribadi yaitu : agar menarik perhatian individu lain terhadap kita, keinginan sebagai membebaskan pribadi kita dan semua tekanan emosi.
  • Sebagai alat komunikasi yaitu: komunikasi tidak akan diterima bila ekspresi pribadi kita tidak diterima / difahami individu lain dengan sempurna.
  • Sebagai alat sebagai mengadakan integrasi dan adaptasi sosial yaitu : psikologi memungkinkan integrasi/ pembauran yang sempurna bagi individu dengan masyarakat dan bila ingin hidup tenteram dan harmonis dengan masyarakat harus menyesuaikan pribadi dengan masyarakat.
  • Sebagai alat sebagai mengadakan kontrol sosial yaitu : usaha sebagai mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk individu lain yang sifatnya over/ terbuka dan covert/ tertutup = tidak dapat diobservasi.

10. Berhubungan dengan Kondisi Jiwa Manusia

Hubungan logika dengan psikologi dan metafisika didefinisikan sebagai studi atau pemikiran tentang sifat yang terdalam dari kenyataan atau kebenaran. Persoalan yang dibahas oleh hubungan logika dengan psikologi dan metafisika berhubungan dengan persoalan

ontologis, kosmologis dan manusia. Persoalan ontologis berputar pada masalah keberadaan, apa itu eksistensi, bagaimana penggolongannya sera sifat dari keberadaan. Persoalan kosmologi berkaitan dengan asal mula, perkembangan, struktur atau susunan alam. Sedangkan persoalan manusia berkaitan dengan hubungan jiwa dan badan, kesadaran serta kebebasan manusia.

11. Memahami Segala Jenis Pengetahuan

Hubungan logika dengan psikologi dan metafisika merupakan cabang yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan validitas pengetahuan. Dalam hubungan logika dengan psikologi dan metafisika pertanyaan pokoknya adalah “apakah ada itu?”, maka dalam pertanyaan pokoknya adalah “apa yang dapat saya ketahui?”

12. Menentukan Keputusan dalam Berifkir dan Bertingkah Laku

Hubungan logika dengan psikologi dan metafisika mempelajari mengenai kegiatan berfikir. Logika sendiri merupakan ilmu, kecakapan atau alat untuk berfikir lurus. Persoalan logika berpusar pada pengertian, putusan, penyimpulan, aturan penyimpulan, silogisme dan kesesatan berfikir.

Hal ini juga berhubungan dengan etika yakni cabang filsafat yang berhubungan dengan moral. Objek material hubungan logika dengan psikologi dan metafisika adalah tingkah laku manusia  yang dilakukan secara sadar dan bebas. Sedangkan objek formal etika dalah kebaikan dan keburukan atau bermoral dan tidak bermoral dari tingkah laku manusia tersebut.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, memang segala penelitian dan kesimpulan dari sisi psikologi selalu dirumuskan dari segi logika dan metafisika sehingga ketiganya memiliki hubungan yang erat dalam mempelajari jiwa dan kondisi manusia. Sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

You may also like