Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 13 Faktor Penyebab Aborsi dalam Remaja

13 Faktor Penyebab Aborsi dalam Remaja

by Derina Asta

Para remaja umumnya memang sangat membutuhkan perhatian yang lebih, apalagi saat ini pergaulan bebas remaja sudah sangat terbuka, bahkan para remaja tersebut pun tidak sungkan untuk melakukan hal yang sebenarnya dilarang oleh agama. untuk itu lah peran pentingnya orang tua serta pendidik untuk memberikan perhatian dan juga pengertian dengan baik pada remaja tersebut.

Masa remaja sebenarnya msa dimana seseorang kesulitan untuk memilih jati dirinya sendiri, seseorang tersebut kerap kali merasa dirinya labil dan sulit untuk mengambil sebuah keputusan, hal tersebut biasa ddisebut dnegan labilnya kehidupan para remaja.

Bahkan menurut beberapa penelitian kasuus kehamilan di luar nikha ini meningkat sebanyak 29,8 % dan sebagian besar remaja tersebut sayangnya menggunkan fasilitas aborsi untuk menggugurkan kandungannya.

Aborsi sendiri biasanya di dalam dunia medis dilakukan karena suatu alasan kuat, misalnya saja ada indikasi kematian ibu atau anak, atau adanya penyakit yang bisa mengancam nyawa pasien, sehingga dilakukanlah proses aborsi untuk menyelamatkan sang ibu, namun sayangnya hal tersebut malah dimanfaatkan oleh pihak atau oknum yang tidak bertanggung jawab, dengan melakukan aborsi karena sebuah “kecelakaan” di kalangan remaja.

Untuk itu dalam artikel kali ini kita akan membahas mengenai beberapa faktor yang biasanya menjadi penyebab aborsi di kelangan para remaja, dna bagimana langakh untuk mengurangi angka aborsi tersebut, khususnya untuk di Indonesia sendiri.

  1. Faktor ekonomi

Fakor ekonomi biasanya sangat berkaitan erat dengan perilaku dan juga tingkah lau seseorang, dan kemungkinan besar juga bisa terjadi pada seseorang yang akan melakukan aborsi, kaena takut dan dihimpit oleh keadaan ekonomi yang kurang, sehingga orang tersebut merasa tidak yakin untuk bisa membesarkan anak yang dikandungnya, sehingga terjadilah tindakan aborsi ini, yang sebenarnya sangat dilarang oleh agama dan juga Negara

  1. Faktor social

Faktor social ini biasanya berkaitan dengan kausus aborsi dimana orang tersebut hamil di luar nikah, perilaku aborsi ini memang dipandang sebagai perbuata tercela, hal tersebut juga tidak lepas dari masyarakat yang memang sudah memandang hal tersebut, bahkan kasus pada remaja yang melakukan seks bebas ini menjadi menilai bahwa aborsi bisa dilakukan sebagai jalan keluar dari perbuatannya tersebut. aborsi juga termasuk ke dalam sesuatu penyimpangan social.

  1. Malu dengan keluarga dan tetangga

Perilaku seks bebas dikalangan remaja ini memnag sangat meprihatinkan, sehingga terjadinya hamil di luar nikah menjadi sebuah keadaan yang sulit untuk dilepaskan dari peilaku tersebut.

Orang yang sudah terlanjur hamil biasanya akan merasa malu dengan keluarga dan tetangga di sekitarnya karena mereka menganggap hal tersebut adalah sebuah aib yang sulit dihilangkan, sehingga jalan yang ditempuh adalah dengan aborsi.

  1. Takut janin tertular penyakit

Ada kasusu juga seorang ibu yang mengidap suatu penyakit, ataupun bisa saja dari keuda pasangan yang memiliki penyakit, Karen atakut snag janin tertular oleh penyakit tersebut sehingga memutuskan untuk melakukan aborsi atau menggugurkan kandungan, padahal hal tersbeut belum tentu juga tepat.

  1. Takut membahayakan kesehatan

Aborsi memang selalu dipandang sebagai hal yang salah, namun kegiatan ini bisa dilakukan atas ijin dokter secara resmi jika ada hal-hal yang memang tidak bisa dicari jalan keluar dan harus melakukan hal tersebut demi kesehatan ibu, contohnya saja sebuah kehamilan yang terganggu, sehingga jika tidak dilakukan pengguguran akan sangat mengancam nyawa ibu.

  1. Diagnosis kelainan janin

Adanya diagnosis dari dokter yang bisa menganggu perkembangan janin saat bayi dilahirkan pun bisa menjadi salah stau factor yang menyebbakan aborsi harus dilakukan, mislanya saja karena ibu memiliki penyakit kelamin menular, biasanya penyakit ini timbul dari gaya hidup berganti- ganti pasangan.

  1. Tidak menginginkan anak

Faktor lainnya dari seringnya remaja melakukan abosi adalah karena takut sekolahnya terganggu, hal ini juga dikarenakan dari hubungan seks bebas yang seringkali terjadi pada kalangan remaja, sehingga menyebbakan dirinya hamil, karena biasanya jika para remaja hamil dan merasa takut dikeluarkan dari sekolah sehingga akan menganggu studi nya.

  1. Aib keluarga

Aib keluarga memang menjadi factor paling besar diantara kasus aborsi ini, karena merasa malu dan takut mencemarkan nama baik keluarga sehingga para remaja ini tidak segan untuk melakukan aborsi. hal ini juga akan sangat berpengaruh pada dampak psikologi akibat seks bebas.

  1. Dipaksa pasangan

Kehidupan seks bebas di kalangan remaja ini memang sudah sangat memprihatinkan, salah staunya lagi jika tejadi pada pasangan yang belum resmi, jika kecelakaan atau kehamilan terjadi, tidak jarang pasangan prianya pun seringkali meminta kekasih atau pasangannya untuk menggugurkan kandungannya. Sehingga hal ini dikarenakan adanya untsur paksaan dari pasangan.

  1. Belum siap menjadi orang tua

Karena usia yang masih sangat dini, memang terkadang mengharuskan seorang wnaita yang maish berada di bawah umur untuk melakukan aborsi pada janin yang dikandungnya, hal ini jugalah yang membuat mereka belum sanggup menjadi orang tua pada usia remaja, sehingga hal yang seharusnya dilarang malah dilakukan. untuk itu lah pentingnya  peran orang tua dalam perkembangan remaja 

  1. Korban perkosaan

Diantara beberapa kasus aborsi pada remaja, ada juga salah satu factor yang memprihatinkan salah satunya pada remaja korban perkosaan, karena tidak tahu siapa yang harus bertanggung jawab sehingga tidak heran pada kasus ini mengharuskan remaja tersebut harus melakukan aborsi untuk menyelamatkan masa depannya.

  1. Tidak memiliki biaya untuk merawat anak

Meskipun tidak ada alasan apapun yang menghalalkan perilaku aborsi namun masih saja ada alsan para remaja tersebut yang membuat kegiatan yang salah ini dilakukan, salah satunya karena tidak memiliki biaya untuk melahirkan atau untuk merawat anaknya, sehingga mau tidak mau kegiatan aborsi pun akhirnya dilakukan.

  1. Kurangnya rasa tanggung jawab

Masa remaja bukanlah masa yang seharusnya memikirkan soal anak atau kehidupan rumah tangga, sehingga alasan ini lah yang dijaidkan para pelaku aborsi ini untuk melakukan kegiatan salah tersebut, salah satunya adalah dengan kurangnya rasa tanggung jawab dari kedua pasangan, atau bisa juga dari pihak pria yang tidak mau bertanggung jawab akan perbuatannya.

Dari beberapa faktor yang sudah dibahas diatas, meang harus lebih diperhatikan peran orang tua dalam melakukan pembinaan remaja.  sebagai orang tua agar lebih memperhatikan anak-anak anda yang masih remaja, dan memberikan pendidikan seksual sejak dini, penguatan kehidupan agama pun akan sangat penting sehingga nantinya anak mengerti benar dan salah dalam kehidupan dan juga mengenai dampak psikologis orang yang melakukan aborsi.

You may also like