Home » Gangguan Psikologi » Trauma » 12 Cara Menghilangkan Trauma Saat Melahirkan

12 Cara Menghilangkan Trauma Saat Melahirkan

by Arby Suharyanto

Pengalaman melahirkan yang tidak mengenakkan adalah salah satu penyebab para wanita  menjadi takut dan trauma saat melahirkan. Sebenarnya trauma saat melahirkan itu dapat diminimalisir. Selain menyiapkan diri dengan baik, Wanita yang trauma saat melahirkan juga perlu berdiskusi dengan ahli supaya dapat menghadapinya. Nah sobat, untuk mengatasinya, dapat dilakukan 12 Cara Menghilangkan Trauma Saat Melahirkan berikut.

1. Jika Trauma Terjadi karena Pengalaman Rasa Nyeri

“Nyeri melahirkan sifatnya subjektif dan berbeda pada masing-masing orang tergantung dari ambang rangsang terhadap rasa nyeri. Trauma saat melahirkan akibat melahirkan sebelumnya secara psikis dapat memengaruhi ketakutan terhadap melahirkan yang akan datang.

Dukungan dari keluarga terutama suami termasuk persiapan psikis sangat penting dalam menghadapi nyeri melahirkan. Sementara dari segi medis, mengurangi nyeri selama melahirkan dapat dibantu dengan anestesi.” (Baca juga mengenai cara menghilangkan fobia darah)

2. Trauma karena Luka Bekas Melahirkan

“Waktu penyembuhan luka sama dengan penyembuhan luka pada umumnya yaitu kurang lebih 3 minggu. Karena posisi yang selalu tertutup, penting bagi setiap wanita  pasca melahirkan untuk menjaga kebersihan. Konsumsi makanan yang bergizi tanpa pantangan turut membantu pemulihan luka.

Selama kebersihan terjaga (rajin mengganti pembalut dan membersihkan dengan cairan antiseptik) dibarengi dengan konsumsi asupan bergizi, pemulihan luka akan berlangsung dengan baik. Jika feses terasa lebih keras, obat-obatan seperti pelunak feces dapat diminum untuk mengurangi tekanan.” (Baca juga mengenai cara menghilangkan phobia buah)

3. Pahami Gejala Trauma yang Lebih Besar

  • Mengalami satu atau beberapa peristiwa yang melibatkan ancaman cedera serius atau kematian (untuk dirinya sendiri atau bayi mereka).
  • Respon perasaan takut, tidak berdaya, atau horor yang mengikuti pengalaman tersebut.
  • Teror kilas balik, mimpi buruk, kenangan mengganggu, dan halusinasi yang berulang dan kembali dari waktu ke waktu. Ia biasanya akan merasa tertekan, cemas, atau mengalami serangan panik saat teringat hal-hal yang mengingatkan mereka tentang acara tersebut. (Baca juga mengenai cara menghilangkan phobia terhadap orang)
  • Sikap menghindari apapun yang mengingatkan mereka terhadap peristiwa melahirkan, termasuk berbicara mengenai trauma saat melahirkan tersebut hingga menghindari untuk berinteraksi atau melihat bayi mereka. Kadang, seorang wanita  pengidap trauma saat melahirkan mungkin justru akan membicarakan pengalaman menyakitkan tersebut terus menerus sehingga menyelimuti mereka dengan obsesi.
  • Pengingat konstan terhadap kenangan buruk dan kebutuhan untuk menghindar seringnya akan berakibat pada sulit tidur dan berkonsentrasi. Penderita juga mungkin merasa marah, mudah tersinggung, dan sangat waspada (merasa gelisah atau waspada sepanjang waktu).

4. Dukungan Orang Terdekat

Wanita yang trauma saat melahirkan butuh orang-orang terdekat yang mendukung dan mencintai yang mampu merawat dan memelihara. Beri tahu orang-orang yang perlu tahu bahwa Wanita yang trauma saat melahirkan mengalami waktu yang sulit dan mintalah dukungan.

Dapatkan bantuan ekstra untuk merawat bayi, jika memungkinkan. Merawat bayi yang secara tidak langsung bertanggung jawab atas cobaan yang telah Wanita yang trauma saat melahirkan lalui bisa sulit. (Baca juga mengenai cara mengatasi fobia gelap).

5. Hindarkan Perasaan Negatif

Wanita yang trauma saat melahirkan mungkin tidak memiliki perasaan atau memiliki perasaan yang sangat negatif terhadap bayi. Jangan salahkan diri Wanita yang trauma saat melahirkan. Pahami bahwa perasaan Wanita yang trauma saat melahirkan tentang bayi akan berubah dan menjadi lebih positif secara bertahap. (Baca juga mengenai fobia lubang).

6. Beri Waktu untuk Pulih

Beri diri Wanita yang trauma saat melahirkan waktu untuk pulih. Menjadi seorang wanita  adalah transformasi indah tapi bisa menjadi tantangan sulit. Wanita yang trauma saat melahirkan telah melalui satu dari masa terburuk. Wanita yang trauma saat melahirkan juga butuh kasih sayang dan perhatian.

7. Psikoterapi

Psikoterapi reguler adalah bagian lain dari pengobatan trauma saat melahirkan setelah melahirkan, biasanya termasuk pengembangan keterampilan relaksasi, membangun strategi mengelola kecemasan dan mood depresif, dan melaksanakan sistem dukungan. Pada akhirnya, terapis akan memfokuskan terapi pada perencanaan perilaku untuk membantu Wanita yang trauma saat melahirkan lebih nyaman dan terlibat dengan bayi. Obat-obatan, umumnya, adalah jalan keluar terakhir.

8. Ubah Mindset Wanita yang Trauma Saat Melahirkan

Mendengarkan berbagai informasi, baik itu informasi mengenai hal yang menyenangkan maupun yang tidak, memiliki manfaatnya masing-masing. Wanita yang trauma saat melahirkan harus bisa mengatur perspektif wanita yang trauma saat melahirkan dapat menangkap sebuah informasi.

Misalnya, jika seorang teman menceritakan pengalaman buruk tentang proses melahirkan normal, wanita yang trauma saat melahirkan dapat mengambil sikap membangun diri dengan cara mencari info tentang risiko hal tersebut terjadi dan bagaimana cara mencegahnya.

9. Berbagai Pengalaman

Jika teman menceritakan betapa menyenangkannya melahirkan dengan proses normal, wanita yang trauma saat melahirkan juga harus dapat termotivasi untuk dapat bisa melalui proses dengan baik dan tenang.

10. Kesehatan Fisik

Persiapkanlah kesehatan serta energi untuk menghadapi proses setelah melahirkan lebih mudah. Melakukan olahraga menjelang hari kelahiran sangat dianjurkan karena sangat bermanfaat untuk menambah kebugaran dan kekuatan tubuh. Selain itu, wanita yang trauma saat melahirkan juga dapat melakukan latihan untuk otot otot panggul serta pernafasan agar setelah melahirkan nanti lebih lancar.

11. Latih Mental Bahwa Melahirkan adalah Anugrah

Berkonsultasi pada pakar tentang kehamilan dan melahirkan adalah hal yang sangat dianjurkan. Hindari terlalu banyak mencari informasi di internet karena persoalan kesehatan sangatlah berbeda pada tiap individu. Tidak ada salahnya untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya,

namun tetap memperhatikan kefalidan dan dampak dari mendapat info yang salah. Jadi, sebaiknya, wanita yang trauma saat melahirkan berkonsultasi dengan bidan atau dokter yang menangani. Tanyakan tips untuk mempersiapkan kehamilan sealnjutnya dengan lebih matang.

12. Tingkatkan Percaya Diri dan Berserah Pada Tuhan

Terakhir, tingkatkan rasa percaya diri dengan meyakinkan diri bahwa wanita yang trauma saat melahirkan dapat melalui itu semua. Wanita yang trauma saat melahirkan adalah seorang wanita kuat yang mampu berjuang untuk kelahiran.

Kepercayaan diri ini sangat penting untuk menjaga mental. Kemudian, jangan lupa untuk berserah pada Tuhan dengan apapun yang Ia kehendaki. Lalui proses ini dengan ikhlas dan lapang dada. Hal ini sangat penting untuk mengatasi risiko trauma saat melahirkan melahirkan selanjutnya.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, intinya bersyukur bahwa melahirkan adalah anugrah ya sobat, dimana kadang wanita lain ada yang ingin sekali punya anak namun belum mendapat anugrah tersebut. Oke sobat, sampai jumpa di artikel berikutnya. Terima kasih.

You may also like