Home » Psikologi Remaja » 10 Cara Menghadapi Remaja Pemberontak

10 Cara Menghadapi Remaja Pemberontak

by Arby Suharyanto

Dear sobat semua.. jumpa lagi dengan penulis ya sobat, seperti biasa penuis akan membagikan wawasan dan informasi terbaru mengenai dunia psikologi. Tentunya dunia psikologi sangat luas dan erat kaitannya dengan kehidupan sehari hari dimana tiap hal yang terjadi tentunya dapat diamati dan dipelajari dari sisi psikologinya. Setuju ya sobat?

Nah sobat, kali ini penulis akan membahas mengenai kehidupan sehari hari yang berhubungan dengan remaja, jika sobat pernah menonton televisi mengenai kenakalan remaja atau mungkin melihat di lingkungan sobat sendiri, tentu sobat pernah melihat atau mendengar adanya remaja yang nakal atau dalam kata lain disebut sebagai pemberontak dan tidak bisa diatur.

Sikap yang demikian tentu menyebalkan dan menjengkelkan ya sobat, juga menimbulkan banyak orang di sekitarnya berfikir, apa yang salah dalam ajarannya, apakah teman temannya, apakah guru SMA nya yang tidak bisa mendidik dan hanya bisa menyalahkan, atau karena contoh yang ia lihat di televisi atau media sosial. (Baca juga mengenai peran psikologi dalam mengatasi kesulitan belajar).

Tentunya harus segera diatasi ya sobat, jangan sampai hal ini menjadi kebiasaan dan merusak masa depannya atau merusak dan merugikan orang lain. Caranya? Simak dalam ulasan lengkap berikut ya sobat, 10 Cara Menghadapi Remaja Pemberontak. (Baca juga mengenai contoh indepedensi dalam sikap mental).

1. Arahkah pada Hal Positif

Remaja pemberontak umunya terjadi karena ia menerima kritikan ya sobat, yang diawali dengan keyakinannya akan hal tertentu dimana hal tersebut salah, berusaha dibenarkan namun ia tetap erpegang teguh pada hal tersebut, untuk mengatasinya sobat bisa mengarahkan pada hal positif misalnya tentang mengarahkan sifat teguhnya pada hal hal yang bermanfaat. (Baca juga mengenai contoh pengaruh agama dalam kesehatan mental).

2. Jalin Hubungan Baik

Tentunya pemberontakan terjadi karena remaja merasa sebelumnya sudah menyampaikan dengan cara halus namun tidak didengarkan ya sobat, sehingga ia memberontak untuk menunjukkan kemarahannya, sebab itu sobat perlu menjalin hubungan baik untuk memahami apa yang menjadi inginnya. (Baca juga mengenai gangguan mental pada pegawai baru).

3. Pendengar yang Baik

Jangan lupa dengarkan apa yang mereka ucapkan ya sobat, jangan menyepelekan pendapat mereka, sebab hal itu adalah awal dari adanya pemberontakan. (Baca juga mengenai cara mengatasi depresi hutang).

4. Jangan Bandingkan dengan Orang Lain

Tiap remaja masing maisng terlahir unik dengan sifat dan karakter masing masing ya sobat, sebab itu jangan membandingkan ia dengan orang lain yang justru akan membuat sifat pemebrontakannya semakin menguat karena merasa tidak dihargai, buktikan saja bahwa sobat menerima dia asalkan ia mampu menjadi seseorang yang wajar dan tidak membangkang.

5. Contoh yang Baik

Tentunya sobat harus memberi contoh yang baik sebelum memberi kritik ya sobat, remaja menjadi pemberontak salah satuny bisa karena guru SMA nya misalnya, yaitu ketika guru SMA nya hanya mampu menuntut atau menyuruh sementara guru SMA tersebut tidak memberi contoh yang baik dan menjadi guru SMA yang tidak profesional, misalnya memberi nilai jelek karena tak suka dengan remaja tersebut padahal sebenarnya nilai remaja tersebut baik, tentu hal itu contoh yang jelek ya sobat.

6. Konsisten

Dalam memberi contoh atau mengurus seseorang, harus adil dalam bertindak ya sobat, misalnya saja dalam contoh guru SMA yang baru saja penulis contohkan yang jelas akan membuat remaja menjadi pemberontak karena contoh dari guru SMA nya yang tidak konsisten dan tidak memiliki prinsip. Ajarkan untuk menjadi seseorang yang kuat ketika ia benar namun juga teguh mengakui salah jika memang salah.

7. Teguran Halus

Jika remaja masih memberontak dan sobat sudah berusaha memahaminya, beri ia teguran dengan halus ya sobat, misalnya hukuman apa yang diberikan jika ia mengulang kesalahan yang sama. Namun teguran tersebut jangan dibahas dengan berulang ketika ia telah melakukan hal yang benar. Misalnya ketika ia telah berubah sobat berkata itu adalah sikap yang baik tidak seperti sikapnya kemarin yang jelek.

Hal itu bisa melemahkan dirinya ya sobat, sebab merasa tidak dihargai dengan perubahan diri yang coba ia lakukan, misalnya saja ialah guru SMA tadi yang membuat remaja berontak karena memberi nilai buruk padahal nilainya baik, tentu akan membuat mental remaja menurun karena dianggap tidak diperlakukan tidak adil. Namun Tuhan adil ya sobat, suatu hari guru SMA tersebut tentu akan merasakan hal yang sama.

8. Pujian

Jika remaja memiliki prestasi walaupun ia memberontak akan sesuatu, jangan lupa untuk tetap beri pujian ya sobat, misalnya ialah ketika nilainya bagus, akui saja bahwa ia memang pintar di bidang tersebut dan motivasi aagr nilainya juga bagus di hal atau bidang lain agar ia tidak memberontak dan mengerti bahwa apa yang baik akan memberikan kebaikan pula pada dirinya.

Jangan lakukan seperti yang dicontohkan guru SMA yang penulis contohkan ya sobat, bahwa ia memberi nilai jelek padahal nilainya bagus dimana hal itu bisa membuat remaja semakin memberontak karena merasa apa yang diusahakan tidak dihargai dan baik ataupun buruk dirinya tetap saja mendapat pandangan yang buruk.

9. Beri Perasaan Nyaman

Adanya pemberontakan tentu terjadi karena remaja merasa tidak nyaman ya sobat, sebab itu lakukan hal terbaik agar remaja merasa nyaman dan tak perlu melakukan pemberontakan. Misalny remaja yang memberontak karena merasa tidak nyaman memakai seragam sekolah yang dimasukkan dan ia ingin seragam sekolahnya dikeluarkan.

Beri motivasi bahwa ia terlihat lebih baik dan lebih rapi dengan seragam yang dimasukkan dsb yang menjurus pada hal positif, bukan menyalahkan dirinya dan menganggap pandangannya buruk, lakukan dengan tulus ya sobat sebab hal itu juga akan menjadi pengaruh.

10. Komitmen dan Hukuman

Terakhir, beri ia komitmen dan hukuman, misalnya ia dalam waktu tertentu harus bisa berubah dan hadiah apa yang akan ia dapatkan serta jika ia tidak mampu maka ia akan mendapat hukuman apa sehingga ia termotivasi untuk menjadi lebih baik. Intinya pahami sebabnya dan lakukan penyelesaian disertai pendekatan mengenai apa yang menjadi penyebab.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga menjadi wawasan bermanfaat untuk sobat pembaca semua dan menjadi motivasi untuk terus belajar mengenai dunia psikologi yang luas ini ya sobat. Terima kasih. Salam.

You may also like