Kodrat anak adalah sebagai manusia mungil yang polos yang kehidupannya dipenuhi dengan dunia fantasi, kegembiraan, sikap polos serta tingkah laku yang aktif ingin tahu banyak hal. Namun, dengan seiringnya waktu membuat mereka tumbuh menjadi usia matang dan menjadi dewasa. Sebagai permulaan, Anda harus memahami perkembangan psikologi pada anak masa prasekolah untuk bisa mendidik anak Anda lebih baik lagi.
Emosi anak dengan remaja dan dewasa amat berbeda satu sama lain, emosi anak-anak merupakan perasaan ketidaktahuan serta ketidaksempurnaan panca indera dan juga inteletualnya, sehingga begitu lugu mereka berpola dan bersikap, seiring perjalanan usia lambat laun emosi akan berkembang dan berubah. Berikut ini akan dijelaskan mengenai perkembangan emosi pada masa kanak-kanak akhir :
1. Pola Emosi Umum pada Usia Kanak-Kanak Akhir
Dalam dua pola emosional pada masa kanak-kanak akhir berbeda dari pola emosional masa kanak-kanak awal. Yang pertama, yaitu situasi yang membangkitkan emosi dan yang kedua bentuk dari ungkapannya. Perubahan tersebut terjadi akibat dari luasnya pengalaman dan sistem belajar daripada proses pematangan dalam diri anak – anak. Berikut langkah dan cara mengatasi stres pada anak usia dini dengan tepat yang juga perlu Anda pahami agar emosi anak Anda dapat lebih stabil.
Perkembangan emosi pada masa kanak-kanak akhir ada waktu dimana anak akan mengalami emosi yang sangat hebat. Akibat dampak emosi yang cenderung kurang menyenangkan, maka meningginya tingkat emosi menjadi periode ketidakseimbangan, dimana anak menjadi sulit untuk dihadapi dan diatasi.
Akibat tingginya emosi pada masa kanak-kanak akhir dapat disebabkan karena kondisi fisik serta lingkungan tempat tinggal. Apabila kondisi anak sakit atau merasa lelah, ia akan cenderung cepat marah, rewel, tantrum dan pada akhirnya akan sulit ditangani. Namun sebelum masa kanak-kanak tersebut berakhir , dan ketika organ-organ seks mulai berfungsi sempurna, tingginya emosi dalam tahap yang berada dipuncaknya. Pentingnya dukungan dan peran orang tua dalam pembentukan kepribadian anak harus dimulai sejak dini demi perkembangan dirinya yang lebih baik dan beradab.
2. Proses Permulaan Katarsis Emosional
Terlalu mengekang ungkapan emosi eksternal anak akan menjadi gelisah, tegang dan mudah tersinggung bahkan dengan masalah yang kecil sekalipun. Anak dapat dikatakan mengalami suasana hati atau mood yang buruk apabila kondisi emosinya tidak tersalurkan dengan tidak menyenangkan.
Umumnya anak akan mencoba meredakan keadaan ini dengan sibuk bermain , tertawa, bercanda ria atau bahkan dengan menangis. Perkembangan emosi pada masa kanak-kanak akhir melalui bagaimana proses cara meredakan emosi yang tidak tersalurkan ini yang disebut dengan katarsis emosional. Contohnya dengan menangis maka anak dapat melampiaskan perasaan emosi yang tertahan, namun akan menimbulkan dampak yaitu perasaan sedih yang dapat melemahkan energi seseorang. Berikut ini peran orang tua dalam perkembangan sosial emosional anak usia dini yang juga perlu Anda ketahui.
Dengan begitu sebelum usia kanak-kanak berakhir sebagian besar anak sudah dapat menemukan pola kataris emosional untuk memenuhi kebutuhan mereka dan juga membatu untuk mengatasi pengendalian emosi.
Contoh pada kasus, anak-anak yang memiliki teman akrab, sebelum masa kanak-kanak berakhir akan mengerti bahwasannya membicarakan berbagai kondisi yang menyebabkan emosi yang tidak baik seperti kecewa, takut, cemburu, dan sedih , merasa tersinggung dan sebagainya, dengan adanya teman seusinya makan akan sangat membantu proses tersebut. Dalam perkembangan emosi pada masa kanak-kanak akhir, maka melakukan hal tersebut dimana setiap situasi yang membangkitkan emosi dan rasa marah dapat dicegah atau dikurangi. Ketahui manfaat dan pentingnya sokongan serta peran orang tua dalam pembentukan karakter anak.
Demikianlah penjelasan mengenai perkembangan emosi pada masa kanak-kanak akhir, semoga menjadi manfaat untuk Anda dalam menyelami perasaan serta emosi anak usia dini.