Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 6 Cara Mendidik Tipe Anak Berkepribadian Introvert

6 Cara Mendidik Tipe Anak Berkepribadian Introvert

by Wahyu Nur Laili

Tipe kepribadian anak introvert biasanya dianggap melekat dengan masalah kepercayaan diri. Fakta kepribadian anak introvert tidak bisa disamakan dengan anak pemalu atau anak yang memiliki gangguan kecemasan sosial. Termasuk dalam tipe kepribadian menurut psikologi, introvert adalah bagian dari jenis-jenis kepribadian yang dikembangkan oleh Carl Gustav, psikolog asal Swiss.

Introvert merupakan salah satu tipe kepribadian pemikir yang nyaman dengan circle kecil dan membutuhkan kesendirian untuk me-recharge energi agar dapat beraktivitas kembali secara prima. Anak introvert memiliki pemikiran yang mendalam dan tidak jarang yang berdaya kreatif tinggi.

Disebutkan pada Psychology Today, perubahan signifikan tahapan perkembangan psikologis anak dari fase balita menuju fase remaja dapat dilihat secara bertahap, seperti mempelajari ikatan persahabatan, pemecahan suatu masalah, mengenal konsep kolaborasi, dan aturan sosial bisa menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian anak, terutama introvert.

Beberapa orang tua kebingungan cara mendidik anak introvert karena merasakan ketakutan bahwa anak mereka tumbuh menjadi anak yang tidak dapat bersosialisasi atau berinteraksi dengan orang. Berikut ini beberapa tips cara mendidik tipe kepribadian anak introvert yang bisa dilakukan oleh para orang tua.

1. Memahami Kepribadian Introvert

Cara pertama yang dapat dilakukan orang tua adalah memahami dan mengenali konsep kepribadian introvert itu sendiri. Dengan begitu, orang tua dapat mengambil tindakan pola asuh yang tepat sesuai dengan karakter dan kebutuhan psikologis anak.

Sifat-sifat yang ditunjukkan oleh anak introvert merupakan perilaku yang normal. Cenderung menghabiskan waktu sendirian, menghindari keramaian, tidak membuka perasaan kepada banyak orang, dan perilaku lain yang mungkin sangat berbeda dengan tipe kepribadian ekstrovert.

Orang tua tidak perlu merasa khawatir apabila anak menunjukkan perilaku seperti itu. Itu bukan merupakan tanda-tanda depresi, kecuali dalam beberapa kondisi yang berkaitan dengan gangguan emosional.

Untuk memastikan, orang tua perlu mengajak anak untuk mengikuti tes kepribadian supaya orang tua bisa nernapas lega dari ketakutan yang mungkin mengakibatkan kesalahan pola asuh.

Orang sering khawatir bahwa seorang anak yang menghabiskan waktu sendirian dan tidak mau berbicara tentang perasaan berada dalam semacam tekanan emosional seperti depresi. Benar

2. Mengajak Anak untuk Menceritakan Perasaannya

Cara kedua yang sekaligus dapat mempererat hubungan batin antara orang tua dan anak adalah mengajak anak bercerita mengenai perasaan dan pemikirannya mengenai diri. Beri stimulus untuk mempermudah anak dalam menyampaikan dan memberikan gambaran secara detail.

Dengan melakukan obrolan seperti ini, orang tua juga secara otomatis mengalami pendalaman pemahaman mengenai bagaimana bentuk introvert melalui perilaku dan interaksi sosial, emosi, dan ekspresi verbal anak. Melalui cara ini, orang tua dapat mempelajari cara yang paling baik dan tepat untuk diterapkan pada fase-fase perkembangan dalam psikologi perkembangan.

3. Membantu Anak Mencari Metode yang Sesuai

Orang tua yang sudah mengenal bagaimana sifat dan kecenderungan sikap sosial yang dimiliki tipe kepribadian introvert, perlu mengajarkan kepada anak mengenai cara menyikapi karakternya sendiri. Maksudnya, orang tua perlu membantu anak dalam mencari opsi-opsi metode yang sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.

Misalnya, kebutuhan ruang yang tenang dan tidak banyak suara untuk kegiatan membaca di luar pembelajaran kelas dapat diarahkan pada pemilihan perpustakaan dan sudut-sudut rumah atau sekolah. Intinya, orang tua perlu lebih banyak mengenal diri anak sehingga dapat memunculkan gagasan inovatif agar anak bisa dibimbing dengan tepat.

4. Mengajak Anak Menuangkan Perasaan secara Positif

Oleh sebab anak introvert lebih cenderung menutup perubahan emosi yang dirasakan karena terlalu memikirkan banyak pertimbangan, maka orang tua dapat mengajak anak untuk mengenal cara-cara menuangkan perasaan ke dalam berbagai kegiatan positif.

Kapanpun anak merasa sedih, kecewa, senang, bingung, dan marah, anak dapat diarahkan untuk menyampaikannya melalui kegiatan menulis, menggambar, bermain, berkebun, membuat kerajinan, dan kegiatan positif lainnya yang sekaligus merangsang perkembangan anak menjadi lebih kreatif.

5. Mendukung Anak demi Pengembangan Potensi Diri

Anak introvert bukan berarti tidak pintar atau memiliki tingkat kualifikasi akademik yang renda. Introvert juga tidak selalu berarti anak yang susah melakukan interaksi dengan sesama teman. Untuk itu, sebenarnya tidak ada cara yang dikhususkan untuk menghadapi anak introvert karena introvert hanya tipe kepribadian, bukan penyakit atau gangguan yang perlu disembuhkan.

Apabila orang tua merasa anak kurang bersosialisasi, pastikan bahwa anak introvert tidak berniat menjauhi teman-temannya. Beri pengertian bahwa menjadi introvert yang lebih nyaman sendiri atau berkumpul dengan sedikit orang juga tidak salah apabila menjalin pertemanan sehat, meski tidak menjadi dekat.

Selain itu, dukung anak dalam minat dan bakat yang mungkin dimiliki anak. Arahkan anak introvert pada kegiatan-kegiatan yang bersifat membangun dan meningkatkan kemampuan anak sehingga anak introvert jauh dari stigma sosial yang kurang baik.

6. Mengajarkan Anak Meminta Bantuan

Orang tua perlu memberikan perhatian yang penuh apabila ingin tumbuh kembang anak mengalami peningkatan potensi diri yang berkualitas. Beri gambaran bahwa ketika anak merasa membutuhkan bantuan orang lain, tidak ada salahnya anak meminta pertolongan kepada teman, orang tua, atau guru di sekolah.

Hal ini berkaitan dengan sifat anak introvert yang cenderung memikirkan masalahnya sendiri meskipun mengalami kendala. Yakinkan anak bahwa meminta bantuan bukan berarti menyusahkan orang lain. Justru, dari perilaku tersebut bisa membangun proses interaksi sosial yang lebih baik.

Beberapa cara mendidik anak introvert di atas merupakan gambaran umum yang mungkin dapat disesuaikan kembali oleh orang tua dalam mengasuh anak. Masing-masing anak memiliki karakter yang unik, maka penanganannya pun bisa berbeda.

Sesuaikan dengan kebutuhan dan karakter anak sehingga tidak sampai menghilangkan atau mematikan potensi yang seharusnya dapat berkembang menjadi nilai yang sangat berharga. Perlu diingat, semua cara alangkah baiknya diterapkan dengan atas dasar perasaan cinta dan kasih sehingga cara-cara untuk menunjukkan kepedulian orang tua tidak sampai menyakiti perasaan anak atau bahkan memicu gangguan psikologis pada perkembangan anak.

You may also like