Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » Pengertian Dan 13 Jenis Terapi Okupasi Anak Berkebutuhan Khusus

Pengertian Dan 13 Jenis Terapi Okupasi Anak Berkebutuhan Khusus

by Derina Asta

Pada sebuah kondisi kesehatan memang terkadang ada sebuah keadaan yang membuat kita kesulitan untuk melakukan sesuatu hal. Salah satunya aktivitas yang sesungguhnya mudah namun terlihat cukup rumit. Salah satunya aktivitas sehari- hari yang seringkali kita temukan seperti aktivitas makan, mandi sampai dengan aktivitas lainnya. sehingga dengan kata lain mungkin orang tersebut membutuhkan sebuah terapi.

Seorang anak yang mempunyai berbagai gangguan, misalnya mental, sosial dan juga emosional di dalam dirinya bisa dikatakan sebagai anak ABK atau yang biasa disebut anak berkebutuhan khusus. Untuk anak- anak yang satu ini memiliki gangguan seperti perkembangan, kemandirian, keterampilan dan juga dalam hal akademisi. Adapun beberapa anak yang termasuk berkebutuhan khusus diantaranya terapi anak autis, terapi perilaku kognitif, down syndrome, asperger’s syndrome, pervasive developmental disorder, dysfuction, gangguan pada proses bicara dan gangguan perilaku.

Anak- anak yang termasuk ke dalam berkebutuhan khusus ini tentunya tidak bisa kita biarkan begitu saja, bahkan ada juga orang tua yang menganggap anaknya tersebut tidak membutuhkan pendidikan, padahal anak- anak tersebut juga perlu sekolah dan memiliki kehidupan normal layaknya anak lainnya. Pada anak berkebutuhan khusus tentu penanganan yang dilakukan pun haruslah berbeda, dimana sebagai orang tua kita perlu memberikan terapi yang tepat untuk anak tersebut. beberapa diantaranya terapi yang bisa dilakukan adalah dengan terapi okupasi atau occupational theraphy games.

Apa Itu Terapi Okupasi?

Terapi okupasi sendiri merupakan jenis terapi yang membutuhkan perawatan dengan tujuan agar anak- anak yang memiliki keterbatasan seperti fisik, kognitif dan juga mental bisa jauh lebih mandiri untuk aktivitas kehidupan yang dilakukannya. Beberapa diantara aktivitas seperti mandi, makan, dan juga menggunakan pakaian. Selain itu anak- anak berkebutuhan khusus juga membutuhkan sosialisasi yang tepat dan juga melakukan latihan fisik, diantaranya menggerakan otot, membuat tubuh lebih lentur dan juga mempertahankan sendi nya.

Namun dalam melakukannya dibutuhkan alat bantu. Tujuannya sendiri agar pasien yang mengikuti terapi ini bisa lebih memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan terapi ini memang bisa juga dilakukan pada semua usia. Dengan terapi okupasi nantinya anak berkebutuhan khusus bisa lebih mengatur motorik dan juga sensorik tubuhnya, sehingga anak akan jauh lebih mandiri untuk melakukan kegiatan sehari harinya, termasuk ke dalam salah satu cara untuk merawat dirinya sendiri. Terapi okupasi ini biasanya dilakukan dengan berbagai jenis permainan. Diantaranya:

• Balancing Ring
Untuk permainan yang satu ini anak akan berdiri di atas papan, namun perhatiannya harus fokus ke depan, kemudian ring akan dilemparkan. Dengan menggunakan jenis permainan ini bisa melatih anak untuk lebih memiliki konsentrasi yang baik, karena dia harus mempertahankan posisi tubuhnya tetap di tempat meskipun akan melemparkan ring, dan juga membuat tubuh lebih seimbang, dan mengetahui cara memasukkan ring ke dalam conenya.

• ADL Activity Day Learning
Untuk jenis terapi yang dilakukan diantaranya mengajarkan anak melatih menali sepatunya sendiri dan juga mengancingkan baju pada pakaiannya.

• Aktivitas Waktu Luang

Untuk aktivitas yang dilakukan diantaranya membuat anak lebih termotivasi dan juga memberikan berbagai hiburan yang bisa membuat perhatiannya lebih teralihkan. Adapun beberapa aktivitas yang dilakukan misalnya menjelajah waktu, dimana kita melakukan identifikasi mengenai minat, keterampilan dan juga melakukan aktivitas anak yang sesuai
Untuk jenis- jenis terapi yang dilakukan diantaranya dengan kondisi anak- anak yang memiliki berbagai kondisi kesehatan tertentu. Diantaranya:

• Autisme

Dimana anak- anak penderita autism ini memiliki kelainan berupa neurologis dan juga perkembangan yang awalnya dimulai ketika masa kanak- kanak dan akan bertahan seumur hidup. Pada anak penderita autism akan bisa mempengaruhi caranya melakukan interaksi dan juga jenis gangguan spektrum autisme ini memang harus dilakukan terapi.


• Down Syndrome

Untuk anak- anak yang memiliki down syndrome merupakan sebuah gejala kondisi genetik yang menyebabkan anak- anak tersebut memiliki gangguan fisik tertentu dan juga mengalami gangguan belajar.

• Gangguan Perkembangan

Anak- anak yang memiliki gangguan perkembangan ini umumnya memiliki kesulitan untuk melakukan interaksi dengan orang lain, selain itu caranya menerima informasi pun akan jauh lebih sulit.

• Dyspraxia
Pada gangguan yang satu ini merupakan sebuah gangguan pada kemampuan motorik yang berupa koordinasi pada otak, anggota gerak. Salah satunya ketika melompat dan berlari.

• Spina Bifida
Anak- anak yang mengalami spina bifida ini memiliki kecacatan pada saat dilahirkan biasanya pada bagian tulang belakang dan juga syarafnya.

Selain anak- anak yang mengalami kondisi berkebutuhan khusus yang telah disebutkan diatas, terapi okupasi juga biasanya diberikan pada kondisi medis tertentu, diantaranya:

• Penyakit Parkinson

Pada keadaan yang satu ini terjadi sebuah kondisi yang membuat cara otak bekerja tidak pada tempatnya atau kesulitan untuk mengendalikan tubuhnya, serta gejala lainnya yang biasanya terjadi seperti tremor dan juga gemetar.

• Arthritis
Pada kondisi yang seperti ini biasanya terjadi berbagai peradangan pada sendi yang dimilikinya, dimana sendi akan terasa kaku dan juga sulit untuk dilakukan gerakan.


• Multiple Sclerosis

Pada kondisi yang satu ini bisa mempengaruhi sel kerja di dalam otak dan juga pada bagian tulang belakang

• Skizofrenia

Kondisi ini merupakan kondisi dimana terjadi masalah pada mental yang bisa menyebabkan gangguan psikologis pada pasien, misalnya pikiran menjadi kacau, ilusi dan juga halusinasi yang disertai dengan perubahan perilaku yang dialaminya.

• Depresi

Depresi biasanya akan berkaitan dengan gangguan mood yang bisa membuat seseorang merasa sangat sedih dan juga merasa putus asa dalam kurun waktu yang panjang, bahkan tidak jarang gangguan yang seperti ini juga bisa sangat mengganggu aktivitas fisik dan juga perubahan mental pada seseorang, dengan jenis terapi perilaku kognitif dan okupasi bisa dilakukan pencegahan dan pemulihan pada pasien.

Terapi okupasi ini bisa dilakukan di berbagai tempat, mulai dari rumah sakit, pusat rehabilitasi, rumah pasien itu sendiri dan juga di panti maupun rumah singgah. Meskipun memang tidak semua rumah sakit menyediakan layanan terapi okupasi, hal ini juga dikarenakan terapis dan tenaga ahli yang dimiliki memang sangat terbatas. Sehingga untuk orang tua yang ingin membawa anaknya melakukan terapi okupasi sebaiknya dilakukan konsultasi terlebih dahulu pada dokter, karena biasanya dokter akan memberikan rujukan ditempat mana anda bisa melakukan terapi okupasi tersebut. Pahami pula konsep diri dalam psikologi yang sangat bermanfaat.

You may also like