Kebanyakan anak yang pernah didiagnosa dengan sindrom Asperger, yaitu suatu spektrum Autisme menerima diagnosa atau salah diagnosa sebagai ADHD sebelumnya. Gejala keduanya memang seringkali tumpang tindih. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan Autisme bisa tampak serupa satu dengan yang lainnya, sebab anak dengan kondisi demikian memiliki masalah dalam berkonsentrasi. Mereka juga bisa bersikap impulsif atau memiliki kesulitan berkomunikasi, kesulitan dengan pekerjaan sekolah dan dengan hubungan sosial. ADHD dan autisme adalah kelainan perkembangan saraf yang berbeda namun bisa memiliki gejala yang sama walaupun komponen utamanya berbeda. Sementara ADHD atau ADD bukanlah suatu kelainan spektrum, tetapi seperti autisme, juga dapat memperlihatkan rentang gejala tertentu dan setiap gejala bisa menyebabkan kesulitan tertentu pada seorang anak dan yang lainnya.
1. Perbedaan Pengertian
ADHD adalah suatu kondisi perkembangan saraf yang membuat anak sulit berkonsentrasi, menaruh perhatian, duduk tenang dan cenderung bersikap impulsif. Ada tiga subtipe dari ADHD yaitu Inattentive, Hyperactive – impulsive, dan kombinasi keduanya. Gejala ADHD bisa membaik seiring dengan pertambahan usia anak dan bisa mendapatkan fokus lebih serta kontrol akan dorongan mereka. Sementara autisme adalah kondisi perkembangan saraf yang menyebabkan tantangan dalam kemampuan sosial, berkomunikasi dan cara berpikir. Perilaku berulang juga merupakan bagian dari Autism Spectrum Disorder (ASD) yang kerap muncul sebelum anak mencapai usia 3 tahun dan lebih mungkin terjadi lima kali lebih besar pada pria daripada wanita.
2. Gejala ADHD
Beberapa perbedaan anak ADHD dan Autis berupa ciri – ciri anak hiperaktif yang dapat dilihat antara lain :
- Anak ADHD mudah melupakan sesuatu, mudah teralih atau melamun, tampak tidak mendengarkan dan mengalami kesulitan mengikuti petunjuk.
- Rentan mengalami tantrum dan kerapuhan mental karena frustrasi atau kurangnya kontrol impuls
- Kesulitan dengan mengatur dan menyelesaikan tugas
- Mengalami kesulitan untuk tetap mengerjakan tugas kecuali ia sangat menikmati aktivitasnya
- Mengalami kesulitan dengan kemampuan sosial
- Kesulitan untuk duduk tenang selama beraktivitas seperti ketika waktu makan atau pada waktu belajar independen di sekolah
- Sulit menunggu giliran dan bersikap sabar
- Selalu bergerak, mengambil sesuatu dan menyentuh semua hal
- Mengganggu orang lain, bereaksi tidak pantas dan kesulitan dengan bahasa non verbal
- Bertindak tanpa berpikir dan tidak memahami konsekuensi dari tindakannya
- Bisa bereaksi berlebihan pada rangsangan sensorik seperti suara, bau, rasa, penampilan atau perasaan.
- Bermain dengan kasar dan mengambil resiko secara fisik.
3. Gejala Autisme
- Menghindari kontak mata atau fisik
- Mengalami keterlambatan bicara atau tidak bicara sama sekali atau mengulangi frasa terus menerus
- Mudah mengalami kelemahan mental karena masalah memproses rangsangan, kecemasan, frustrasi atau kesulitan berkomunikasi
- Menjadi kesal karena perubahan rutinitas
- Kesulitan dengan kemampuan sosial
- Menggunakan gerakan tubuh berlebihan untuk menenangkan diri seperti bergoyang – goyang atau bertepuk tangan
- Memiliki minat yang obsesif dan sangat tekun pada hal yang disukainya
- Selalu bergerak, perlu memegang sesuatu atau menyentuh segala hal
- Sangat lancar berbicara verbal namun sulit memahami tanda non verbal
- Memiliki kesulitan untuk menunjukkan pengertian akan perasaan orang lain dan perasaannya sendiri
- Bereaksi kuat pada suara, aroma, rasa, penampilan atau perasaan
- Kesulitan dengan rasa aman dan rasa sadar bahaya
5. Perbedaan Dampak Sosial dan Emosional
Perbedaan anak ADHD dan Autis juga dapat dilihat dari kesulitan yang dialami oleh anak ADHD dalam mengikuti peraturan sosial yang bisa membuatnya sulit berteman. Umpan balik negatif yang kerap diterima untuk beberapa perilakunnya atau karena tidak menaruh perhatian bisa mempengaruhi rasa percaya diri dan motivasi, membuat seorang anak merasa bahwa dirinya tidak baik. Sementara pergulatan utama dari Autisme melibatkan pemahaman sosial, komunikasi dan perilaku atau rutinitas yang berulang. Banyak anak dengan Autisme bahkan pada mereka yang tidak memiliki tantangan kognitif signifikan mengalami kesulitan berteman, memahami bagaimana caranya terhubung dengan orang lain dan memahami petunjuk sosial. Ketahui bagaimana cara mengajar anak hiperaktif juga ciri – ciri anak autis ringan dan beberapa jenis autisme pada anak.
6. Perbedaan Fokus ADHD
Melihat perbedaan anak ADHD dan Autis bisa berasal dari kemampuan mereka untuk berfokus. Kedua anak ADHD dan Autis bisa mengalami fokus berlebihan selama waktu yang lama khususnya jika subjeknya menarik bagi mereka. Walaupun demikian anak dengan ADHD pada umumnya memiliki masalah fokus lebih banyak, biasanya karena tidak tertarik dan pikirannya mudah teralihkan, juga mudah beralih ke berbagai tugas lebih dari yang mereka mampu dalam satu waktu, atau melamun. Kekurangan fokus pada anak ADHD bisa menghasilkan banyak proyek tidak selesai, banyak kesalahan dan menghindari mengawali tugas yang memerlukan banyak fokus dan keharusan duduk tenang seperti pekerjaan rumah. Mereka bisa menjadi sangat fokus pada tugas yang menarik dan mulai bosan serta gelisah ketika bagian yang menarik telah usai dan beralih ke kegiatan lain tanpa menyelesaikan tugas sebelumnya.
7. Perbedaan Fokus Autisme
Sementara untuk perbedaan anak ADHD dan Autis dari fokus anak autis, mereka akan kesulitan berfokus jika tidak dapat menghalangi gangguan sensorik seperti suara keras atau cahaya terang. Dalam lingkungan yang ramah sensorik, fokus mereka akan mengarah ke tingkat rata – rata. Namun demikian mereka masih akan mungkin fokus pada satu hal saja dan sulit mengalihkan perhatian kepada hal lain. Video games adalah salah satu yang dapat menyebabkan anak ADHD dan autis mengalami hiperfokus, karena itu sebaiknya carilah kegiatan lain untuk mereka. Ketahui bagaimana cara melatih fokus anak autis, terapi anak autis dan cara meningkatkan konsentrasi pada anak autis.
8. Perbedaan Perkembangan
Hambatan perkembangan menjadi salah satu tanda perbedaan anak ADHD dan Autis berikutnya. Anak autis mengalami hambatan perkembangan yang khusus di beberapa area sementara anak ADHD tidak mengalaminya dengan cara yang sama. Untuk mengetahuinya, bandingkan dengan anak lain yang sebaya. Contohnya apabila anak remaja Anda mengalami kesulitan untuk mencuci rambutnya atau membuatkannya makan siang sementara teman sebayanya bisa, dia mungkin saja menunjukkan tanda autis. Perhatikan jenis perkembangan dan kemampuan sosial apa yang terpengaruh. Anak – anak dengan ADHD bisa saja tampak tidak matang dalam perkembangan jika dibandingkan dengan teman – teman sebayanya.
9. Perbedaan Rutinitas dan Struktur
Perbedaan anak ADHD dan Autis secara rutinitas dan struktur bisa terlihat dari anak ADHD yang bisa menjadi cepat bosan dengan suatu struktur yang mereka anggap tidak menarik termasuk ketika berada di dalam kelas. Tanpa variasi, mereka mungkin akan kehilangan minat pada aktivitasnya. Sebaliknya, anak autis seringkali memperlihatkan keinginan untuk rutinitas yang sama, ingin mengikuti rutinitas atau pola secara ritual dari perilaku verbal dan non verbal. Contohnya mereka bisa membaca buku yang sama berulang – ulang atau menginginkan menu yang sama untuk makan malam setiap hari. Perubahan rutinitas bisa menyebabkan kegelisahan dan anak mudah marah.
Hubungan ADHD dan Autisme
Ada beberapa tumpang tindih dalam gejala keduanya dan sangat mungkin untuk mengalami dua kondisi sekaligus, begitu juga dengan adanya gejala ADHD pada bayi. Sebelum tahun 2013 para dokter di Amerika tidak diizinkan untuk mendiagnosa orang dengan autisme dan ADHD di waktu yang bersamaan. Sebagai hasilnya, hanya ada sedikit penelitian yang melibatkan kondisi yang muncul bersamaan. Saat ini para ahli telah mengenali ada banyak anak yang memenuhi kriteria untuk keduanya, dan walaupun tidak dipahami apa persisnya yang menyebabkan kondisi tersebut, faktor genetik diperkirakan memegang peranan pada keduanya.
Tidak seperti ADHD yang dapat didefinisikan dengan kategori yang khusus, Autisme adalah satu diagnosis umum dan anak – anak ditempatkan dalam satu spektrum. Sekarang apabila ada orang tua yang khawatir bahwa anaknya bisa mengidap Autisme, para ahli akan mencoba menentukan apakah anak tersebut memiliki kekurangan yang signifikan dalam komunikasi sosial dan interaksi sosial, lalu pada minat terbatas atau berulang atau perilaku. Diagnosa harus ditegakkan seawal mungkin secara klinis dan tidak dapat dijelaskan oleh teori yang lain. Karena itu sangat penting untuk mengetahui perbedaan anak ADHD dan Autis. Seorang dokter akan mendasarkan diagnosa ADHD pada gejala yang sudah ada dalam enam bulan terakhir. Jika ada kecurigaan yang mengarah kepada autisme, dokter mungkin akan meneliti perilaku anak dan perkembangannya selama tahun – tahun sebelumnya.
Perawatan dan Pengobatan
Autisme dan ADHD adalah kondisi terpisah yang memiliki beberapa gejala yang sama. Walaupun tidak ada penyembuhan untuk kedua kondisi, beberapa terapi dan pengobatan bisa membantu anak membuat kemajuan di area yang mereka anggap menjadi hambatan dan tantangannya. Perawatan untuk keduanya akan bervariasi tergantung kepada anak, gejala yang dialami dan kondisi lain yang menyertai, sama dengan terapi anak autis serta jenis terapi autisme. Beberapa perawatan untuk autisme dan ADHD termasuk terapi perilaku dan pengobatan yang harus ditentukan dari pengamatan akan perbedaan anak ADHD dan Autis oleh para ahli. Terapi perilaku khususnya adalah langkah awal perawatan untuk anak yang lebih muda. Untuk anak yang lebih besar, dokter mungkin merekomendasikan kombinasi dari terapi perilaku dan pengobatan. Anak autis bisa mendapatkan keuntungan dari bentuk lain terapi tergantung pada kebutuhan mereka seperti konseling, intervensi pendidikan, terapi okupasional, terapi integrasi sensori, terapi bicara yang juga melibatkan orang tua dan pengasuh untuk membantu anak mengatasi gejala yang mereka alami.