Home » Gangguan Psikologi » Klasifikasi Gangguan Jiwa Berat

Klasifikasi Gangguan Jiwa Berat

by Arby Suharyanto

Setiap individu pasti tak ingin mengalami gangguan jiwa berat. Namun, keadaan terkadang tak mampu membuat individu terhindar dari kondisi gangguan kejiwaan. Tingkat stres yang berlebihan karena suatu sebab yang sangat mengganggu fisik dan psikis merupakan faktor utama yang dapat menyebabkan individu kemudian terkena gangguan jiwa berat.

Gangguan jiwa berat merupakan kondisi adanya gejala klinis berupa sindroma pola perilaku dan pola psikologik yang sangat berkaitan dengan adanya rasa tidak nyaman, rasa nyeri, dan tidak tenteram. Berikut ini merupakan beberapa macam gangguan jiwa berat pada manusia.

Penyebab gangguan jiwa berat

Secara umum, manusia yang mengalami gangguan jiwa berat, biasanya disebabkan dari beberapa faktor. Misalnya saja faktor fisik, lingkungan sosial atau juga faktor psikis atau psikogenik. Faktor yang menyebabkan gangguan kejiwaan ini biasanya tidak berasal dari satu unsur saja. Namun, bisa berasal dari beberapa unsur yang saling mempengaruhi, atau terjadi secara bersamaan. Dari sinilah kemudian muncul gejala gangguan kejiwaan pada diri individu. Baca juga mengenai : dampak prostitusi bagi kesehatan mental wanita

Sebagai contoh, bila individu mengalami depresi, hal ini membuat mereka merasa sulit tidur dan enggan untuk makan. Akibatnya, daya tahan tubuh yang mereka miliki akan meurun drastis dan membuat mereka mengalami gangguan secara fisik.  Baca juga mengenai : pentingnya olahraga untuk kesehatan mental

Jenis-jenis gangguan jiwa berat :

  • Gamomania

Gamomania atau obsesi untuk mengajukan pernikahan. Gangguan jiwa berat jenis ini memang cukup aneh (mungkin Anda juga belum pernah menjumpai atau mendengar gangguan jiwa berat jenis ini) dimana individu yang dikatakan mengalami Gamomania ini biasanya memiliki obsesi mengajukan atau mengajak menikah kepada individu-individu yang berbeda dalam waktu yang sama. Dalam banyak kasus, Gamomania ini dapat memicu terjadinya poligami. Baca juga mengenai : alasan tidak boleh mengabaikan gangguan mental

  • Climomania

Individu yang mengalami Climomania ini akan cenderung memiliki keinginan untuk berlama-lama di atas kasur terlebih kalau sedang musim dingin, penderita Climomania ini mempunyai keinginan atau obsesi untuk selalu ada di atas kasur dalam jangka waktu lama, bahkan bisa sampai seharian. Climomania berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti obsesi tidur. Apakah Anda termasuk ke dalam Climomania? Baca juga mengenai : alasan pentingnya keluarga dalam menjaga kesehatan mental

  • Onomatomania

Onomatomania tidak kalah menggelikannya dibandingkan gangguan jiwa berat jenis lainnya, pada penderita Onomatomania ini ia memiliki obsesi untuk mengulang kata-kata khusus karena dianggap menggangu pikirannya. Baca juga mengenai : alasan kenapa bernostalgia bisa menyehatkan mental

  • Enosimania

Enosimania ini mungkin dalam beberapa hal bisa positif karena akan menimbulkan sikap kehati-hatian, perfect, dan lainnya. Namun kalau berlebihan maka akan membuat diri menjadi tidak nyaman.

Enosimania ialah keadaan dimana individu takut melakukan kesalahan besar, takut mendapatkan kritikan, dan lain-lain. Gejala yang biasanya terjadi pada individu yang mengalami Enosimania meliputi detak jantung yang tidak menentu, timbul rasa muak, berkeringat, napas menjadi pendek dan cepat.

  • Demonomania

Demonomania ini sangat erat kaitannya dengan eksistensi makhluk atau alam gaib. Individu yang menderita gangguan kejiwaan jenis ini selalu memiliki perasaan ketakutan yang berlebihan, bahkan ketakutan dirasuki oleh roh jahat dari alam gaib ke dalam tubuhnya. Individu yang mengalami Demonomania ini akan semakin parah setelah ia melihat film-film horor, membaca buku horor atau mendengarakan cerita horor.

  • Aboulomania

Coba diingat-ingat apakah Anda termasuk individu yang selalu mengalami kesulitan ketika hendak mengambil keputusan terkait suatu hal? Kalau iya, kemungkinan Anda mengidap Aboulomania yang merupakan kondisi dimana individu selalu merasa kesulitan ketika hendak mengambil suatu keputusan, bahkan untuk hal yang sederhana sekalipun.

  • Ablutomania

Ablutomania mungkin bisa disebut positif dalam konteks untuk menjaga kebersihan tubuh dari terkontaminasi oleh kuman. Namun akan mengganggu kalau ketakutan terhadap kotor atau kuman datang dalam skala per detik yang berdampak pada keinginan untuk membersihkan tubuh, minimal tangan secara intens, bahkan keseringan. Ablutomania merupakan kondisi untuk selalu membersihkan tubuh.

  • Trichotillomania

Penderita jenis ini juga cukup aneh dan menggelikan. Trichotillomania merupakan kelainan gerakan refleks dalam bentuk penyiksaan diri seperti menarik atau menjambak rambut, bulu mata, alis, dan lainnya.

Berikut ini adalah beberapa pengobatan gangguan jiwa berat yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Psikofarmakologi

Penanganan penderita gangguan jiwa berat dengan cara ini adalah dengan memberikan terapi obat-obatan yang akan ditujukan pada gangguan fungsi neuro-transmitter sehingga gejala-gejala klinis tadi dapat dihilangkan. Terapi penyembuhan sakit jiwa ini diberikan dalam jangka waktu relatif lama, bisa berbulan-bulan hingga memakan waktu bertahun-tahun.

  • Psikoterapi

Terapi gangguan jiwa berat yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik.

Psikoterapi ini bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa. Psikoterapi re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu. Sedangkan psikoterapi rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit.

Sementara psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilai moral etika. Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya (Maramis, 1990)

  • Terapi psikososial

Terapi penyembuhan sakit jiwa ini dimaksudkan agar penderita mampu kembali beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengonsumsi obat psikofarmaka (Hawari, 2007).

  • Terapi psikoreligius

Terapi gangguan jiwa berat lainnya adalah terapi keagamaan. Terapi ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, mendengar ceramah keagamaan, atau kajian kitab suci. Serangkaian penelitian terhadap pasien pasca epilepsi menemukan bahwa, sebagian besar mengungkapkan pengalaman spiritualnya dengan menemukan kebenaran tertinggi karena merasa berdekatan dengan cahaya Ilahi.

  • Rehabilitasi

Penyembuhan sakit jiwa yang paling banyak dilakukan adalah program rehabilitasi. Hal ini penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali ke keluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi) rehabilitasi.

Dalam program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain; dengan terapi kelompok yang bertujuan membebaskan penderita dari stres dan dapat membantu agar dapat mengerti sebab dari kesukaran serta membantu terbentuknya mekanisme pembelaan yang lebih baik dan dapat diterima oleh keluarga/masyarakat. Selain itu, menjalankan ibadah keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olahraga, keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam, dan rekreasi (Maramis, 1990).

Semoga bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

You may also like