Home » Ilmu Psikologi » Teori Menolong dalam Psikologi Sosial

Teori Menolong dalam Psikologi Sosial

by Arby Suharyanto

Pengertian Menolong dalam Psikologi Sosial

Pengertian Tindakan menolong (helping behaviour) adalah setiap tindakan yang lebih memberikan keuntungan bagi orang lain yang membutuhkan daripada terhadap diri sendiri (Wrightsman & Deaux, 1981). Menurut Staub (1978) & Wispe (1972), tindakan menolong adalah tindakan yang menguntungkan orang lain yang membutuhkan lebih daripada diri sendiri (dalam Hogg & Vaugan 2002).

Menurut Dovidio & Penner (2001), menolong (helping) adalah suatu tindakan yang bertujuan menghasilkan keuntungan terhadap pihak lain. Michener& Delamater (1999), mendefinisikan menolong (helping) sebagai segala tindakan yang mendatangkan kebaikan atau meningkatan kesejahteraan (well- being) bagi orang lain yang membutuhkan.

Sejalan dengan itu tindakan menolong juga diartikan sebagai suatu tindakan yang menguntungkan orang lain yang membutuhkan tanpa harus menguntungkan si penolong secara langsung, bahkan kadang menimbulkan resiko terhadap si penolong (Baron, Byrne & Branscombe, 2006). (Baca juga mengenai terapi kognitif pada lansia).

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa tindakan menolong adalah segala tindakan yang lebih menguntungkan dan meningkatan kesejahteraan (well-being) orang lain yang membutuhkan daripada terhadap diri sendiri, bahkan kadang menimbulkan resiko terhadap si penolong. (Baca juga mengenai peran remaja dalam mengatasi ancaman).

Sebab Terjadinya Menolong Menurut Teori Psikologi Sosial

1. Teori Empati

Empati merupakan repons yang komplek meliputi komponen afektif dan kognitif. Dengan komponen afektif berarti seseorang dapat merasakan apa yang orang lain rasakan dan dengan komponen kognitif seseorang mampu memahami apa yang orang lain rasakan beserta alasannya.Daniel Batson (1995,2008) menjelaskan adanya hubungan antara empati dengan tingkah laku menolong serta menjelaskan bahwa empati adalah sumber dari motivasi altruistik. (Baca juga mengenai contoh peran remaja dalam masyarakat).

2. Teori Norma Sosial

Kegiatan teori menolong dalam psikologi seperti keharusan , semua dipersepsikan sebagai sesuatu yang diharuskan oleh aturan-aturan masyarakat.Aturan merupakan harapan-harapan masyarakat berkaitan dengan tingkah laku yang seharusnya dilakukan individu (Myers, 1996).

Ada dua bentuk aturan sosial yang memotivasi individu untuk melakukan tinglkah laku teori menolong dalam psikologi, yaitu aturan tolong timbal balik dan aturan tanggng jawab sosial. (Baca juga mengenai peran remaja dalam perkembangan desa).

  • Aturan timbal balik

Psikolog Alvin Gouldner dikutip dalam Myers (1996) dan Sarwono (2002) mengemukakan salah satu aturan yang bersifat universal adalah aturanl timbal balik yaitu individu harus teori menolong dalam psikologi orang lain yang pernah teori menolong dalam psikologinya. Hal ini menyiratkan adanya prinsip balas budi dalam kehidupan bermasyarakat. (Baca juga mengenai peran dalam perkembangan emosi remaja).

  • Aturan Tanggung Jawab Sosial

Dalam hubungan tanggung jawab sosial orang lain harus memberikan pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan tanpa mengharapkan balasan di masa datang (Schwartz, 1975 dalam Sarwono 2002). Aturan ini memotivasi orang lain untuk memberikan bantuannya kepada orang lain-orang lain yang lebih lemah dari dirinya.

Waktu Timbulnya Keinginan Menolong Menurut Psikologi

1. Pengaruh Faktor Situasional

  • Bystander

Atau orang-orang yang berada disekitar kejadian mempunyai peran sangat besar dalam mempengaruhi individu saat memutuskan antara menolong menurut psikologi atau tidak ketika dihadapkan pada keadaan darurat.

  • Daya Tarik

Sejauh mana individu mengevaluasi korban secara positif (memiliki daya tarik) akan memengaruhi kesediaan orang untuk memberikan bantuan. Apapun faktor ketertarikan bystander kepada korban, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya respon untuk menolong menurut psikologi (Clark,dkk,1987 dalam Baron,Byrne,Branscombe 2006).

  • Atribusi terhadap korban

Individu akan termotivasi untuk memberikan bantuan pada orang lain bila ia mengasumsikan bahwa ketidakberuntungan korban adalah di luar kendali korban (Weiner,1980).

  • Ada Model

Adanya model yang melakukan tingkah laku menolong menurut psikologi dapat mendorong individu untuk memberikan pertolongan pada orang lain. Seperti seorang figur penting memberikan pertolongan.

  • Desakan waktu

Orang yang sibuk dan tergesa-gesa cenderung tidak menolong menurut psikologi, sedangkan orang yang punya waktu luang lebih besar kemungkinannya untuk memberikan pertolongan kepada yang memerlukannya (Sarwono, 2002).

  • Sifat kebutuhan korban

Kesediaan untuk menolong menurut psikologi dipengaruhi oleh kejelasan bahwa korban benar-benar membutuhkan pertolongan (clarity of need), korban memang layak mendapatkan bantuan yang dibutuhan (legitimate of need), dan bukanlah tanggung jawab korban sehingga ia memerlukan bantuan dari orang lain (atribusi eksternal) (Deaux, Dane, Wrighstman, 1993).

2. Pengaruh Faktor dari dalam Diri

  • Suasana hati (mood)

Emosi individu dapat memengaruhi  kecenderungannya untuk menolong menurut psikologi (Baron, Byrne, Branscombe, 2006). Maka dari itu, individu cenderung akan menolong menurut psikologi individu lain bila mana suasana hatinya tengah baik.

  • Sifat

Individu yang mempunyai sifat pemaaf (forgiveness), ia akan mempunyai kecenderungan mudah menolong menurut psikologi (Karremans, dkk., 2005). Jika situasi menolong menurut psikologi dpat memberikan penghargaan bagi dirinya, maka ia akan meningkatkan tingkah laku menolong menurut psikologinya (Deutsch & Lamberti, 1986).

  • Jenis Kelamin

Peranan gender sangat bergantung pada situasi dan bentuk pertolongan. (Deaux, Dane, Wrightsman,1993). Kecenderungan untuk menolong menurut psikologi pada remaja perempuan lebih besar daripada remaja laki-laki (Zimmer-Gemmbeck, 2005).

  • Tempat Tinggal

Individu yang tinggal didaerah pedesaan lebih penolong daripada yang tinggal di daerah perkotaan. (Deaux, Dane, Wrightsman,1993). Lingkungan tempat tinggal memperngaruhi individu menjadi penolong.

  • Pola Asuh

Pola asuh di dalam keluarga yang bersifat demokratis cenderung membentuk anak menjadi penolong. Sebaliknya, pola asuh di dalam keluarga yang bersifat liberalis cenderung menjadi enggan menolong menurut psikologi.

3. Kondisi Lainnya

  • Adanya situasi darurat dan rasa tanggung jawab setiap individu meningkatkan tingkah laku menolong secara psikologi. Individu yang dalam keadaan bahaya, cenderung ditolong.
  • Meningkatkan rasa bersalah dan menciptakan self-images (gambaran diri) yang positif pada penolong potensial juga dapat meningkatkan kemungkinan munculnya pertolongan.
  • Melalui kegiatan amal dan memberi dukungan pada individu-individu yang melakukan tingkah laku menolong secara psikologi. Seperti mensosialisasikan pentingnya menolong secara psikologi sesama, baik sesama manusia maupun sesama mahluk hidup.

Kegiatan Menolong paling Kuat dalam Kehidupan Sosial

1. Perlindungan Kerabat

Menurut teori evolusi, tindakan individu adalah demi kelangsungan gen-gen individu yang ada dalam diri anak. Individu tua yang mengutamakan kesejahteraan anak dibandingkan dengan kesejahteraan dirinya sendiri, gennya akan mempunyai peluang lebih besar untuk bertahan dan lestari dibandingkan individu tua yang mengabaikan anaknya.(Myers,1996).

2. Timbal Balik Biologik

Dalam teori evolusi terdapat prinsip timbal-balik ,yaitu menolong secara psikologi untuk memperoleh pertolongan kembali (sarwono,2002). menolong secara psikologi karena ia mengantisipasi kelak individu yang ditolong akan menolong secara psikologinya kembali sebagai balasan,dan bila ia tidak menolong secara psikologi maka kelak ia pun tidak akan mendapat pertolongan.

Demikian yang dapat disampaikan penulis, semoga menjadi wawasan berkualitas dan bermanfaat. Terima kasih.

You may also like