Home » Teori Psikologi » 10 Penggunaan Asesmen Dalam Praktek Psikologi

10 Penggunaan Asesmen Dalam Praktek Psikologi

by Derina Asta

Dalam suatu praktek psikologi, asesmen merupakan sesuatu yang sangat penting, melakukan proses asesmen di dalam kegiatan psikologi dapat membantu seseorang profesional dalam melakukan terapi ataupun pendiagnosaan serta penentuan mengenai sesuatu keputusan yang dibutuhkan dengan rasa tanggung jawab. manfaat mempelajari psikologi di dalam asesmen juga dapat melihat sebuah prosedur evaluasi yang nantinya akan dilakukan seacara sistematis. Dan melakukan beberapa hal yang bertujuan untuk menilai atau memerikasa di dalam praktek psikologi.

Hal-hal yang termasuk di dalam assesmen

  •  Melakuan wawancara
  • Pemberian alat tes
  •  Prosedur observasi

Saat kita melakukan praktek assesmen diperlukan sebuah pengajaran yang tujuannya dalam melakukan pemanduan strategi mengenai apa yang kita ajarkan dan juga menyediakan praktiknya dalam melakukan pengajaran kepada siswa, sehingga pesan yang kita sampaikan akan dianggap penting oleh siswa dan mereka pun dapat mengikuti pembelajaran yang dilakukan, dalam hal ini merupakan praktik assesmen di dalam psikologi pendidikan.
Assesmen dalam praktiknya dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu dalam pengembangan, psikologi klinis, pesikologi pendidikan, psikologis tingkah laku, psikologis social dan masih banyak lagi.

Di dalam penerapannya tentunya membuthkan cara agar asesor dapat mengetahui proses dalam melakukan assesmen tersebut. Contohnya saja dalam psikologi pendidikan, hal yang dilakukan adalah menjadikan siswa sebagai subjek dalam hal melakukan proses assesmen, dan dalam psikologi klinis yang dilakukan adalah menjadikan seorang interviewee sebagai subjek dalam hal melakukan praktik assesmen, untuk itu dalam artikel kali ini kita akan mengetahui beberapa macam assesmen di dalam praktik pesikologi, diantaranya :

Assesmen dalam Praktik Psikologi Pendidikan
Di dalam assesmen yang dilakukan dalam praktik psikologi adalah sebuah cara dalam mengamati perilaku seseorang siswa saat akan mengambil sebuah keputusan yang nantinya dapat disimpulkan menjadi suatu pengetahuan dan juga kemampuan siswa dalam menerima pengajaran.

  1.  Assesment Informal
    Dalam praktik nya assessment informal mengikuti sebuah penelitan dan juga pengamatan yang dilakukan secara spontan tanpa adanya rencana sama sekali.
  2.  Assesment Formal
    Dalam praktik assesmen formal merupakan suatu cara yang dilakukan berdasarkan rencana yang telah difikirkan sebelumnya dalam sebuah tujuan tertentu. Contohnya saja saat menentukan apa yang akan dipelajari oleh mahasiswa jurusan psikologi, apakah sudah sesuai dengan prosedur atau belum. Untuk assesmen formal sendiri, tentunya kita membutuhkan waktu dalam meluangkan waktu saat akan memikirkan proses dalam assesmen formal.
  3.  Assesmen Performa
    Sebagai seorang pengajar tentunya kita ingin bahwa siswa yang kita berikan pengetahuan, memiliki cara sendiri dalam melakukan assesmen performa, misalnya saja tampil di depan umum untuk melakukan presentasi tentang sebuah penelitian ataupun hal yang sudah pernah diajarkan sebelumnya.
    Assesmen dalam praktik psikologi.
  4. Teknik Wawancara
    Dalam melakukan wawancara merupakan suatu percakapan yang dilakukan oleh kedua belah pihak antara interviewee dan juga interviewer, dalam hal ini tujuan dari dilakukan wawancara adalah agar seorang interviewer mendapatkan sumber informasi yang cukup jelas mengenai segala sesuatu hal yang berhubungan dengan interviewee, adapun kelebihan dari dilakukannya wawancara adalah, dalam praktiknya tentunya tidak membutuhkan sebuah perlengkapan ataupun alat-alat yang khusus dan praktiknya pun bisa kita lakukan dimana saja serta sebuah interaksi social sehingga dapat dilakukan pengumpulan data mengenai perilaku verbal maupun no verbal yang dimilikinya.
  5. Observasi
    Dalam praktiknya sendiri merupakan sebuah metode psikodiagnostika secara sistematis dengan melakukan sebuah pengamatan objek yang setelahnya dilakukan pencatatan, atau dalam hal yang lebih dapat diteliti, tujuan dari dilakukannya sendiri untuk mendapatkan sebuah data mengenai subjek yang kita cari yang sulit ditemukan dengan cara lainnya. Sehingga dalam hal ini lebih mementingkan hasil dari yang kita temukan daripada teori nya.
  6. Analisa Dokumen
    Dalam praktiknya sendiri kita dapat menemukan cara dalam mencari sebuah informasi mengenai catatan ijazah sekolah, album foto, catatan kepolisian, tabungan, buku harian, catatan medis dan lain sebagainya, hal ini dilakukan agar dapat menghindari distorsi mengenai jenis respond dan motivasi dalam hal situasional. Contohnya daja saat ingin mendapatkan informasi mengenai hasil belajar siswa.
  7. Tes Psikologi
    Dalam praktiknya tentu cara seperti ini dapat mengurangi biasa mengenai hal yang tidak jelas dalam mendapatkan gambaran diri subjek, dalam bentuknya yang masih standar memberikan respon di dalam suatu skor melalui data analisis kuantitatif, setelah kita mendapatkan skor tersebut dapat diintepretasikan mengenai norma yang sudah ada.

Assesmen dalam psikologi klinis

  1.  Assesmen Perilaku
    Dalam praktik psikologi klinis, assessmen perilaku dilakukan sebagai cara pengidentifikasian yang di dapatkan dari seorang klien dan juga lingkungannya, hal ini memungkinkan untuk melakukan sebuah perubahan, contohnya saat kita melakukan pekerjaan dengan seorang klien yang sedang mengalami sebuah kecemasan, maka secara spontan asesor perilaku langsung bertanya, situasi seperti apa yang membuatnya cemas? Atau perilaku apa yang secara langsung muncul saat kita merasakan cemas.
  2. Pemahaman Psikis
    Saat dilakukannya proses assesmen tentunya salah satu hal yang kita butuhkan adalah untuk lebih paham tentang sesuatu pemahaman psikis seorang subjek, hal ini dilakukan agar proses assessment yang kita lakukan dapat berjalan dengan lancar.
  3.  Mengetahui Deskripsi
    Saat melakukan assesmen di dalam psikologi klinis, tentu kita membutuhkan agar lebih paham tentang sesorang yang akan ditemui nantinya, misalnya saja fisik orang tersebut, buadaya orang tersebut hingga macam-macam tingkah laku dari orang tersebut

Begitu besar dan pentinya assessment dalam melakukan kegiatan sehari-hari karena di dalamnya terdapat berbagai macam jenis informasi ataupun fakta yang mengacu kepada sebuah proses ataupun cara dalam mengetaui sebuah gejala beserta intensitasnya, dalam hal ini juga terdapat kendala yang didalami dan juga bebrapa kelemahan serta kekuatan anak. Di dalamnya dibutuhkan pembanding informasi di dalam sebuah ukuran, dimana dalam mlekaukannya dibuthkan sebuah pelaku atau asesor. Adapun tujuan di lakukannya assesmen menurut para ahli diantaranya:

  • Hood dan Jhonson (1993) yang menjelaskan dimana asesmen di dalam bimbingan dan konseling memiliki tujuan orientasi masalah, yaitu untuk membuat konseler mengenalu dan juga menerima permasalahan yang dihadapinya, tidak mengingkari bahwa dia sedang bermasalah.
  • Dalam mengidentifikais masalah yaitu membantu baik bagi konseler maupun konselor dalam mengetahui masalah yang dihadapi konseler secara mendetail.
  • Memilih alternative solusi dari bebrbagai alternative penyelesaian masalah yang dapat dilakuan oleh konseler.
  • Pembuatan keputusan alternative pemecahan masalah yang paling menguntungkan dengan memperhatikan konsekuensi paling kecil dari beberapa alternative tersebut.
  •  Verivikasi untuk dapat menilai apakah konseling telah berjalan efektif dan telah mengurangi bebasn masalah dari konseleor atau belum.
  • Mengembangkan keputusan alternative pemecahan masalah yang paling menguntungkan dengan memperhatikan konsekuensi paling kecil dari bebrapa alternative etrsebut.

You may also like