Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sosial » Teori Labeling Dalam Psikologi

Teori Labeling Dalam Psikologi

by Bernadet Maress

Labeling merupakan salah satu hal yang menyebabkan kebingungan pada remaja yang menjadi satu dari macam macam psikologi khusus. Menurut Lemert, teori labeling adalah sebuah penyimpangan yang bisa terjadi karena pemberian label atau cap dari masyarakat untuk seseorang yang kemudian akhirnya meneruskan penyimpangan tersebut. Teori labeling ini lahir karena inspirasi dari perspektif interaksionisme simbolik yang kemudian berkembang lewat riset dan pengujian dalam bidang kriminolog, kesehatan, pendidikan dan juga kesehatan mental.

Pengertian Teori Labeling

Pada dasarnya, teori labeling ini menyatakan 2 hal yakni orang yang berperilaku normal dan yang tidak, menyimpang atau tidak menyimpang yang tergantung dari masyarakat atau orang lain seperti orang tua, keluarga dalam menilai hal tersebut.

  • Labeling Menurut Lemert

Menurut Edwin M. Lemert mengatakan jika individu yang melakukan penyimpangan dari proses labeling yang diberikan dari masyarakat pada individu tersebut dan penyimpangan yang terjadi pada awalnya merupakan penyimpangan primer. Ini akhirnya berakibat individu yang sudah dicap akan sesuai dengan perilakunya seperti penipu atau pencuri. Untuk menanggapi cap atau label tersebut, maka individu primer penyimpangan akan mengulangi perbuatan penyimpangan kembali sehingga akan berubah menjadi penyimpangan sekunder.

  • Labeling Menurut Mead

Teori labeling lahir karena inspirasi perspektif interaksionisme simbolik dari Herbert Mead dan sudah berkembang dengan riset dan juga pengujian dalam banyak bidang. Teori labeling dari studi mengenai deviant pada akhir tahun 1950 dan juga awal 1960 adalah penolakan pada teori consensus atau fungsionalism structural. Pada awalnya, teori struktural deviant atau penyimpangan diartikan sebagai perilaku yang sudah ada merupakan karakter yang berlawanan dengan norma sosial.

  • Labeling Menurut Micholowsky

Pengertian teori labeling menurut Micholowsky adalah kejahatan yang merupakan kualitas dari reaksi masyarakat atas tingkah laku individu. Reaksi ini akhirnya membuat tindakan seseorang akan di cap atau diberi label sebagai penjahat yang pada umumnya juga akan diperlakukan seperti seorang penjahat.

Konsep Teori Labeling

Teori ini memperkirakan jika pelaksanaan kontrol sosial yang menimbulkan penyimpangan karena pelaksanaan kontrol sosial akan mendorong seseorang untuk masuk dalam peran menyimpang yang akhirnya menimbulkan macam macam tingkah laku dalam psikologi khususnya tingkah laku yang meyimpang. Ditutupnya peran konvensional untuk seseorang dengan cara pemberian label, maka membuat individu menjadi penyimpang sekunder terutama dalam mempertahankan diri terhadap label tersebut.

Agar bisa kembali masuk dalam peran sosial konvensional yang tidak menyimpang merupakan sesuatu yang berbahaya sebab individu akan merasa teralineasi. Teori labeling beranggapan jika pemberian label dan sanksi yang bertujuan untuk mengontrol penyimpangan hanya akan memberikan hasil sebaliknya.

Dalam konsep teori labeling ini lebih menekankan pada 2 hal yakni menjelaskan permasalahan tentang mengapa dan bagaimana individu diberikan label. Sedangkan yang kedua adalah pengaruh dari label sebagai suatu konsekuensi dari perbuatan yang sudah dilakukan oleh pelaku kejahatan tersebut.

Sedangkan Edwin Lemert [1950] memberi perbedaan tentang konsep teori labeling yakni primary deviance dan juga secondary deviance. Primary deviance lebih ditujukan pada perbuatan penyimpangan tingkah laku awal. Saat label negatif ini diterapkan dengan umum dan kuat yang kemudian menjadi bagian identitas individu, maka diistilahkan Lemert menjadi penyimpangan sekunder yang dapat menimbulkan tanda tanda stress pada individu yang bersangkutan.

Scharg [1971] kemudian memberikan kesimpulan jika kejahatan sebenarnya tidak sepenuhnya disebabkan karena individu tidak bisa menyesuaikan diri dengan kelompok namun pada kenyatannya, individu tersebut sudah dipaksa untuk menyesuaikan diri sehingga akhirnya kejahatan terjadi yang dikarenakan konflik dengan masyarakat secara luas. Achrag kemudian membuat keismpulan atas asumsi dasar teori lableing sepertiL

  • Tidak ada satu perbuatan yang terjadi dengan sendirinya memiliki sifat kriminal.
  • Rumus batasan tentang kejahatan dan pelaku kejahatan hanya dipaksakan sesuai dengan keinginan penguasa.
  • Individu bisa menjadi penjahat atau memiliki perilaku menyimpan bukan dikarenakan sudah melanggar peraturan atau undang undang namun karena sudah ditetapkan demikian oleh masyarakat.
  • Berhubungan dengan kenyataan dimana orang bisa berbuat baik dan tidak baik, maka dibagi menjadi dua kelompok yakni kriminal dan non kriminal yang menyebabkan gangguan psikologis remaja.

Kelahiran Teori Labeling

Teori labeling pada awalnya dipelopori Lemert dan Interaksionisme simbolik dari Hebbert Mead yang kemudian dikembangkan kembali oleh Howard Becker di tahun 1963. Labeling juga disebut dengan julukan atau pemberian cap yang pada awal menurut teori struktural devian atau penyimpangan dipahami sebagai perilaku yang terjadi dan merupakan karakter berlawanan dengan norma sosial.

Labeling merupakan definisi saat diberikan untuk seseorang yang akhirnya menjadi identitas orang tersebut serta menjelaskan bagaiman tipe individu tersebut. Memberikan label pada seseorang akan membuat kita cenderung melihat diri orang tersebut dari kepribadian menyeluruh dan bukan dari satu per satu perilaku.

Ada 1 pemikiran dasar dalam teori labeling yakni pemikiran tersebut menyatakan individu yang diberikan label seorang devian dan diperlakukan seperti devian maka nantinya akan menjadi devian. Dengan kata lain sebagai contoh, jika ada seorang anak yang diberikan label nakal dan diperlakukan seperti anak nakal maka nantinya juga akan menjadi nakal. Sedangkan anak yang diberikan label bodoh dan diperlakukan seperti anak bodoh maka nantinya akan menjadi anak yang bodoh dan macam macam sifat manusia khususnya sifat negatif lain yang disebabkan karena labeling negatif dari masyarakat.

Hal tersebut berhubungan dengan pemikiran dasar dari teori labeling yang sudah biasa terjadi. Saat kita sudah memberi label pada individu, maka kita cenderung juga akan memperlakukan individu tersebut seperti label yang sudah diberikan dan nantinya individu tersebut cenderung mengikuti label yang sudah diberikan pada dirinya.

Biddulph juga berpendapat jika banyak ahli yang setuju jika bagaimana cara seseorang memandang dan merasakan diri sendiri, maka akan dijadikan dasar individu yang bersangkutan dan kemudian akan diadaptasi untuk sepanjang kehidupan individu tersebut. Seorang anak yang diberi label baik, maka akan memiliki rasa percaya diri dan percaya jika dunia adalah tempat yang nyaman dan semua kebutuhannya akan terpenuhi. Namun jika anak yang diberi label tidak berharga, maka akan merasa tidak dicintai dan cenderung memilih jalan mudah, takut dalam mengambil sebuah risiko dan juga tidak bisa menghasilkan sebuah prestasi. Seorang remaja yang mendapatkan label negatif akan menimbulkan pemikiran jika dirinya mengalami bawah dirinya sudah ditolak sehingga menjadi faktor yang mempengaruhi konsep diri.

Kritik Teori Labeling

Kemampuan dlaam menentang pemberian label memang sangat penting dibandingkan membahas mengenai kriminalitas atau penyimpangan dalam masyarakat. Masyarakat diusahakan untuk tidak memberikan label secara sembarangan pada individu atau kelompok sebab dampak yang ditimbulkan sangat panjang untuk kehidupan individu atau kelompok tersebut. Dalam teori labeling ini terdapat beberapa kritik seperti:

  • Persoalan teoritikal bukan eksplisit sebab teori labeling mengikuti teori interaksi simbolik pada penerapan studi deskriptif yakni memberikan informasi yang memberi penjelasan mengenai budaya minoritas.
  • Pemberian labeling menjadi variabel mandiri atau dependent yakni sebuah penjelasan dalam kejahatan atau menjelaskan tentang kebutuhan sebuah golongan.
  • Mekanisme pemberian label diterangkan dengan detail khususnya pada prasangka dari penyimpangan. Jika tindakan dipisahkan secara analitis label akan terlihat apakah bia diterima atau tidak.
  • Teori ini bersifat deterministic dan menolak tanggung jawab individu sebab penjahat bukan sebuah robot pasif dari reaksi masyarakat.
  • Masih terdapat penyimpangan tingkah laku lain yang secara intristik adalah kejahatan seperti pembunuh, pemerkosa dan sebagainya sehingga teori labeling tidak berlaku untuk semua kejahatan.
  • Apabila penyimpangan tingkah laku merupakan persoalan reaksi masyarakat, maka apa jadinya terhadap bentuk penyimpangan tingkah laku tidak terlihat atau tertangkap pelakunya.
  • Teori ini mengabaikan faktor penyebab awal dari penyimpangan tingkah laku tersebut.
  • Teori labeling selalu menganggap jika setiap individu melakukan kejahatan dan terlihat jika argumentasi yang diposisikan secara acak sebab pada kenyataannya, hanya kejahatan serius yang mendapat, reaksi, cap atau labeling dari masyarakat yang akhirnya membentuk konsep diri dalam psikologi.

Manfaat Teori Labeling

Dari uraian panjang diatas maka bisa dijelaskan jika perkembangan ilmu sosiologi sangat bermanfaat untuk masyarakat yang akan merambah ke semua disiplin ilmu lainnya pada saat ilmu tersebut sudah berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu yang mengulas mengenai masyarakat dan fenomena sosial sedikit banyak dapat membantu untuk mengatasi sekaligus mencari tahu tentang perilaku menyimpang yang sedang terjadi dari banyak kajian sub disiplin ilmu. Sebab sosiologi tidak membahas mengenai baik atau buruk serta benar atau salah tentang sebuah kejadian namun lebih mengulas tentang fakta sosial dari kejadian menyimpang tersebut.

Ketika masyarakat ingin memberikan label pada seseorang atau kelompok khususnya dalam label negatif atau buruk, sebaiknya dilakukan tidak sembarangan dan lebih baik memakai manfaat berpikir positif sebab juga berdampak pada perilaku yang nantinya akan diterapkan seseorang atau individu tersebut. Belajar tentang labeling dalam psikologi ini seharusnya membuat masyarakat luas bisa lebih bijak dan sebaiknya menjauhi pemberian labeling negatif pada seseorang sebab juga akan menghasilkan karakteristik sesuai dengan label yang diberikan tersebut.

Dengan mempelajari teori labeling dalam psikologi, sudah sepatutnya masyarakat berlaku lebih bijak pada saat ingin memberikan label pada individu atau kelompok khususnya jika label atau cap tersebut merupakan label yang negatif. Sebab tanpa disadari, label yang sudah disematkan masyarakat pada individu tersebut nantinya juga akan membentuk diri individu seperti label yang sudah diberikan pada dirinya.

You may also like