Seorang atlet yang mendapat pembinaan mental perlu disiapkan agar dalam penampilannya agar mampu menunjukkan kemampuan yang sebenarnya. Sistematika dan teknik dalam manfaat pembinaan mental bagi atlet hendaknya dapat menguatkan seluruh unsur psikologis yang berhubungan dengan aspek kognitif, konatif, dan afektif. Manfaat pembinaan mental bagi atlet ini meliputi tahap awal dan tahap lanjutan.
Pada tahap awal, pembinaan dilakukan untuk menyiapkan seorang atlet agar mampu membangun pondasi kemampuan manfaat pembinaan mental bagi atlet dan siap untuk manfaat pembinaan mental bagi atlet berikutnya. Bentuk bentuk pembinaan pada tahap ini biasanya tentang:
- Pembinaan pernafasan.
- Pembinaan konsentrasi.
- Pembinaan relaksasi.
- Visualisasi.
- Imagery. (Baca juga mengenai bahaya gangguan mental)
Sedang tahap lanjut bertujuan untuk menguatkan semua komponen manfaat pembinaan mental bagi atlet. Manfaat pembinaan mental bagi atlet tahap lanjut ini berhubungan dengan semua aspek psikologis, diantaranya :
- Pembinaan yang berhubungan dengan peningkatan aspek kognitif yaitu : pemusatan perhatian, visualisai, kecepatan dan ketepatan reaksi, serta restrukturisasi pemikiran.
- Manfaat pembinaan mental bagi atlet untuk penguatan aspek konatif/ keinginan yaitu : will power training, concentration, dan contemplation. (Baca juga mengenai gangguan mental mayor pada kehamilan)
- Manfaat pembinaan mental bagi atlet untuk aspek afektif, emosional yaitu melalui pembinaan : biofeed back, self sugestion, dan meditasi.
Berikut 12 Manfaat Pembinaan Mental Bagi Atlet secara lengkap.
1. Mengontrol perhatian sehingga seorang atlet mampu berkonsentrasi / perhatian secara penuh pada titik tertentu atau sesuatu yang harus dilakukan.
2. Mengontrol emosi, sehingga seorang atlet sanggup menguasai perasaan marah, benci, cemas, takut, sehingga dapat menguasai ketegangan dan mampu beraktifitas dengan tenang. (Baca juga mengenai gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1)
3. Mengontrol energi sehingga seorang atlet sanggup untuk pulih secara secara psikis .
4. Body awarennes, seorang atlet memiliki pemahaman akan keadaan tubuhnya sehingga mampu mengendalikan /melokalisasi ketegangan dalam tubuhnya.
5. Mengembangkan rasa percaya diri.
6. Membuat perencanaan bawah sadar atau manfaat pembinaan mental bagi atlet imagery, yaitu seorang atlet mampu membuat perencanaan gerak atau taktik permainan sebelum pertandingan berlangsung. (Baca juga mengenai manfaat tertawa untuk kesehatan mental)
7. Restrukturisasi pemikiran, yaitu seorang atlet mampu mengubah pemikiran awal menjadi yang lebih positif.
8. Membuat seorang atlet memiliki komitmen dan semangat kuat
Seorang atlet yang mendapatkan manfaat pembinaan mental akan memiliki komitmen dan semangat yang kuat untuk menggeluti olahraga yang ditekuninnya, karena dengan komitmen dan semangat yang kuat seorang atlet akan serius berlatih,
Komitmen dan semangat adalah tingkat motivasi dan usaha yang ditujukan atau diarahkan pada kegiatan atau kegiatan olahraga baik pada saat latihan maupun pertandingan. Untuk mendapatkan komitmen dan semangat yang bagus: Harus melibatkan pelatihan dan kompetisi lebih dari 20 jam/minggu. (Baca juga mengenai manfaat shalat untuk kesehatan mental)
Komitmen dan semangat yang kuat akan menciptakan semangat untuk berlatih dan bertanding. Hasrat atau keinginan yang kuat dari seorang atlet untuk berkompetisi atau menunjukkan keterampilan atau kemampuan dalam suatu pertandingan.
Semangat bersaing ini sudah harus ditanamkan sejak awal seorang atlet tersebut mulai bermain. Pelatih, Guru, Orangtua harus selalu menanamkan semangat bersaing dan berkompetisi yang sehat sejak awal, tanamkan kejujuran sejak dini. Jika ini ditanamkan maka akan tercipta ketangguhan mental.
Martens, R. (2004:187) menyatakan seorang atlet yang akan berhasil tidak hanya kuat fisik dan tekniknya saja, tetapi seorang atlet juga harus memiliki mental yang kuat juga. Karena dengan mental yang kuat seorang atlet akan mudah mengontrol emosinya.
Dengan mental yang kuat seorang atlet akan mampu berkonsentrasi, percaya diri, dan memiliki motivasi yang lebih, ketika seorang atlet telah memiliki ketangguhan ini maka seorang atlet akan berjuang tanpa kenal lelah untuk dapat mencapai tujuannya.
9. Memiliki Syarat Ketangguhan Mental, yaitu :
- Percaya diri
- Mampu fokus
- Motivasi dari dalam
- Memiliki sifat kerja keras
- Komitmen yang kuat
- Memiliki determinasi yang baik
- Berperilaku positif
- Percaya diri ketika mengalami cedera
- Mampu berkembang ketika tertekan
- Memiliki nilai personal yang konsisten
- Memiliki kecerdasan emosi
- Fisik kuat
- Ramah dalam menggapai kesuksesan
10. Menggapai Kesuksesan
Mental yang tangguh akan membuat seorang atlet mudah memperoleh kesuksesan atau keberhasilan. Sebuah keberhasilan akan mampu meningkatkan rasa percaya diri pada seorang atlet. Keberhasilan pada saat latihan dan dalam mengikuti
pertandingan atau festival salah satunya ditentukan oleh rasa percaya diri seorang atlet. Parameter rasa percaya diri dapat dilihat dari: tingkat motivasi seorang atlet pada saat latihan, usaha keras yang ditunjukkan seorang atlet, dan ketekunan yang dilakukan oleh seorang atlet.
11. Menanamkan Sifat Kepemimpinan dan Tanggung Jawab
Selain membangun rasa percaya diri, hal yang penting untuk menciptakan kesehatan mental yang kuat sejak usia dini adalah memberikan sifat kepemimpinan pada seorang atlet sejak awal. Penanaman rasa tanggung jawab seorang atlet dapat diawali dari bagaimana pelatih dapat menanamkan jiwa kepemimpinan pada seorang atlet. Dapat dilakukan dengan:
memberi kesempatan seorang atlet memimpin pemanasan (warming up), mendemonstrasikan berbagai macam gerakan atau teknik tertentu, dll. Sebagai langkah untuk mengurangi tingkat ketergantungan seorang atlet kepada orang lain (orang tua, pelatih, teman). Membantu pembentukan rasa percaya diri seorang atlet. Ketika rasa percaya diri seorang atlet baik maka kesehatan mental seorang atlet juga akan menjadi semakin baik pula.
12. Menanamkan Hal Penting tentang Pertandingan
Pelatih juga harus mampu mengembangkan filosofi tentang pertandingan pada seorang atletnya. Jangan tanamkan pada seorang atlet untuk selalu harus menang atau juara. Pelatih atau Guru harus hati hati dalam menggunakan pendekatan untuk mengembangkan filosofi persaingan sehat: “Perspektif “& “Keseimbangan” yaitu :
- Pertandingan merupakan bagian dari hidup.
- Nilai pertandingan tidak hanya kemenangan atau kekalahan.
- Bersainglah dengan diri sendiri bukan dengan lawan.
- Ukur diri sendiri atas dasar “ Usaha Terbaik” pada saat latihan dan pertandingan.
- Anda akan menang dan kalah di banyak pertandingan sepanjang hayat atau hidup.
- Seorang atlet junior adalah waktu untuk belajar dan mengembangkan diri.
- Pemain di bawah usia 12 th, gunakan ajang pertandingan untuk bertemu teman baru dan untuk menguji kemampuan dan bersenang senang.
- Nilai sebenarnya dalam pertandingan adalah berjuang melakukan yang terbaik, berjuang untuk memperbaiki, dan usaha pencapaian tujuan jangka panjang.
- Kemenangan atau kekalahan tidak membuat seorang atlet menjadi pemenang atau kalah, namun bagian dari perjuangan dan perjalanan.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.