Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 4 Jenis Autisme pada Anak

4 Jenis Autisme pada Anak

by Arby Suharyanto

Memiliki anak dengan autisme memerlukan perhatian khusus dan perawatan yang sangat hati hati, sebab anak anak ini memiliki kebutuhan yang khusus. Sejatinya autisme atau ASD (Autism Spectrum Disorder )  merupakan  jenis jenis autisme pada anak pada perkembangan syaraf otak yang berpengaruh pada kemampuan anak  dalam hal perilaku juga untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara sosial.

Otomatis anak  dengan autisme cenderung tertutup dan kurang suka bergaul dengan individu lain di sekitarnya. Autisme sendiri tak hanya mencakup satu jenis saja sebab kondisi tersebut cukup luas, dan menurut psikologi terdapat lebih dari satu jenis. Autisme yang bisa dikenali dengan mudah dari tanda tandanya. Dan berikut beberapa Jenis Jenis Autisme pada Anak selengkapnya.

1. Childhood Disintegratiive Disorder

Childhood Disintegratiive Disorder, merupakan sebuah  jenis jenis autisme pada anak pada perkembangan anak yang bahkan sebelum usianya genap 3 tahun tandanya sudah terlihat dengan jelas. Beberapa tanda tandanya bisa terlihat dari  jenis jenis autisme pada anak pada perkembangannya, berikut diantaranya. (Baca juga mengenai jenis hiperaktif pada anak)

  • Kemampuan berbahasa dan bicaranya terlambat, bahkan ada juga yang sama sekali tidak menunjukan perkembangan.
  • Tidak menunjukan adanya keinginan untuk berkomunikasi baik melalui gerak tubuh maupun mimik muka.
  • Tidak berkeinginan untuk memulai sebuah interaksi dengan individu lain dan lebih suka atau sibuk dengan dunianya sendiri.
  • Bila sudah mampu berbahasa, tetapi yang diucapkan tidak memiliki makna yang jelas dan tidak lazim serta diulang ulang terus menerus. (Baca juga mengenai jenis gangguan kognitif pada anak)
  • Tidak menyukai permainan yang imajinatif, otomatis permainan yang dilakukannya kurang bervariasi.

2. PDD NOS ( Pervasive Developmental Disorder, Not Otherwise Specified)

Pervasive Developmental Disorder Not Otherwise Specified atau sering disingkat dengan PDD NOS, sejatinya adalah diagnosa yang ditujukan pada anak  yang secara diagnositik tidak memenuhi seluruh kriteria yang biasa ditemukan dalam autisme. Dalam anak dengan PDD NOS  jenis jenis autisme pada anak yang jelas terlihat ada dalam segi komunikasi, caranya berinteraksi secara sosial, juga minat serta perhatiannya. (Baca juga mengenai jenis gangguan belajar pada anak)

Setiap anak yang terdiagnosa PDD NOS memiliki  jenis jenis autisme pada anak engan intensitas yang tidak sama dan cenderung berbeda. Ada yang mengalami  jenis jenis autisme pada anak dan  hambatan di dalam lingkungan rumah atau sekolah saja, yang lainnya memiliki kesulitan di seluruh aspek kehidupanya. Tanda yang sering terlihat pada anak anak dengan PDD NOS seringkali mirip dengan autisme berikut diantaranya: (Baca juga mengenai jenis gangguan emosional pada anak)

  • Anak mengalami keterlambatan berbicara dan bahasa.
  • Kurang merespon ketika dipanggil namanya.
  • Belum atau kurang bisa menunjukan apa yang ia mau, pointless.
  • Belum bisa diajak berkomunikasi secara pasif, misalnya diminta mengambil benda atau sesuatu
  • Belum bisa mengucapkan kata kata yang bermakna, atau hanya mengeluarkan suara suara tanpa arti yang jelas, dan tidak ada fase bubling atau mengoceh (Baca juga mengenai jenis gangguan abnormalitas pada anak)

3. Rett’s Syndrome (Sindroma Rett)

Rett’s Syndrome atau Sindrom Rett, merupakan  jenis jenis autisme pada anak autistik pada anak yang terjadi sebab disebabkan oleh adanya kelainan genetik otomatis  berpengaruh pada perkembangan otak. Secara eksklusif, sindrom ini hanya terjadi khusus pada anak perempuan saja. Sebab kelainan perkembangan tersebut,  hingga membuat anak dengan sindrom Rett memiliki tanda dan tanda yang hampir mirip dengan autisme.

Tak sedikit anak dengan sindroma Rett pada awal tumbuh kembangnya terjadi secara normal, tetapi kemudian perkembangannya mengalami hambatan dan bahkan mundur ketika usianya mencapai 18 bulan. Dan sebabnya anak anak yang memiliki sindroma Rett memiliki fungsi motorik yang tidak bekerja secara normal seperti ketika untuk berbicara, menggunakan tangannya, berjalan, bahkan untuk mengunyah makanan.

Ditahap awal ini biasanya tandanya seringkali terabaikan, yakni di usia 6 hingga 18 bulan pertama. Tanda – tanda yang terlihat dari bayi dengan sindroma Rett ialah kurangnya kontak mata dan bayi yang cenderung kehilangan minat terhadap permainan atau mainan yang ada disekitarnya. Bayi pun juga cenderung terlambat duduk atau pun merangkak.

Ditahap ini sindrom Rett dimulai antara usia 1 hingga 4 tahun. Dan di saat ini kemampuan motorik anak secara bertahap mulai menghilang seperti untuk berbicara maupun untuk menggerakan tangan, misalnya saja untuk melakukan gerakan meremas, bertepuk tangan bahkan mengetuk sangat sulit dilakukan. Bahkan, pada beberapa anak dengan sindroma Rett mengalami hiperventilasi, sering  berteriak dan menangis tiba tiba tanpa sebab yang jelas.

Di tahap ini merupakan puncak tanda yang dimulai di usia sekitar 2 hingga 10 tahun. Dan kondisi yang dialami oleh anak bisa saja berlangsung cukup lama bahkan hingga bertahun tahun. Meskipun terkadang masalah yang berhubungan dengan mobilitas masih tetap ada dan berlanjut,  jenis jenis autisme pada anak perilaku sudah bisa diperbaiki. Anak – anak dengan sindroma Rett yang ada di tahap ini terkadang bahkan jarang menangis, kewaspadaannya pun meningkat, tidak gampang marah, dan memiliki perhatian yang baik serta keterampilan komunikasi nonverbalnyapun membaik

Pada tahap ini terlihat dari tanda mobilitasnya yang mulai berkurang, misalnya disebabkan sebab kelemahan otot dan scoliosis (masalah tulang belakang). Tanda lain yang juga cukup terlihat seperti kurangnya pemahaman, komunikasi serta keterampilan tangan. Dan ditahap ini gerakan tangan berulang yang sering dilakukan sedikit berkurang. Anak dengan sindroma Rett biasanya akan membutuhkan perawatan dan bantuan dari individu lain sepanjang hidup mereka.

4. Sindrom Asperger

Sindrom Asperger sejatinya merupakan salah satu dari autisme  jenis jenis autisme pada anak spektrum (ASD), namun lebih sering dianggap autisme “high functioning” atau autisme dengan kemampuan yang cukup multifungsi. Sebabnya anak dengan sindrom ini terkadang tidak terdiagnosis hingga mereka mulai kesulitan saat berada di sekolah maupun lingkungan kerja.

Secara pasti penyebab sindrom Asperger pada anak belum teridentifikasi, namun menurut para ahli hal ini terjadi sebab adanya kelainan pada otak otomatis memberikan pengaruh besar terhadap perkembangana anak. Dan ada kemungkinan bahwa kelainan ini timbul

sejak janin masih dalam kandungan. Juga ada kondisi yang disebabkan oleh genetik, otomatis dalam sebuah keluarga yang salah satu anggotanya memiliki sindrome autisme bisa saja memiliki anak dengan  jenis jenis autisme pada anak yang serupa walau dalam spektrum yang berbeda.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

You may also like