Home » Ilmu Psikologi » 12 Hubungan Psikologi dengan Arsitektur

12 Hubungan Psikologi dengan Arsitektur

by Arby Suharyanto

Psikologi  individu terbentuk oleh kondisi lingkungan dan sosial dimana  individu tersebut berada. Arsitek sebagai perancang pun dituntut untuk peka terhadap masalah psikologi karena secara tidak langsung rancangan arsitek baik dalam lingkup tata desain arsitektur ruangan sesuai psikologi

dalam hingga tata kota sangatlah mempunyai peran penting dalam pembentukan psikologi  individu. Oleh karnanya secara tidak langsung dunia arsitektur mempunyai relasi yang sangat erat dengan dunia psikologi. Apa saja hubungan tersebut? berikut selengkapnya, 12 Hubungan Psikologi dengan Arsitektur.

1. Tata Ruang Berhubungan dengan Karakter

Apa yang dirancang oleh arsitek akan menjadi faktor penting dalam psikologi. Dalam kenyataannya, ibaratkan seekor kucing yang setiap harinya dikurung di dalam kandang akan memiliki sifat yang sangatlah berbeda dengan kucing yang dilepas oleh pemiliknya. Dari kenyataan tersebut (Baca juga mengenai hubungan sistem endokrin dengan psikologi)

sangatlah jelas bahwa tata kandang dalam hal ini tata desain arsitektur ruangan sesuai psikologi sangatlah berimplikasi terhadap pembentukan karakter  individu. Oleh karenan itu, arsitek diharapakan pandai dalam merancang. Arsitek sebagai penyedia jasa desain ruangan haruslah memperhatikan aspek psikologis dari individu dan lingkungan dari individu. (Baca juga mengenai hubungan psikologi dengan genetika)

2. Membuat Rasa Peka

Pengetahuan akan desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi dapat melengkapi informasi bagi  individu arsitek agar lebih peka terhadap kebutuhan desain arsitektur ruangan sesuai psikologi para pemakai desain arsitektur ruangan.

  • Arsitek dapat dengan mudah menentukan jarak antar individu (Baca juga mengenai hubungan psikologi sdm dengan globalisasi)
  • Arsitek dapat mengambil keputusan untuk menentukan desain arsitektur ruangan sesuai psikologi apa saja yang dibutuhkan.

3. Membantu Menentukan Jenis Desain Arsitektur Ruangan Sesuai Psikologi

Karena setiap individu memiliki sifat yang berbeda beda. Tujuan mengetahui desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi ini yaitu untuk membantuk nantinya para arsitek dalam menentukan pemograman desain arsitektur ruangan sesuai psikologi, organisasi desain arsitektur ruangan sesuai psikologi, ukuran desain arsitektur ruangan sesuai psikologi dan jenis desain arsitektur ruangan sesuai psikologi. (Baca juga mengenai hubungan psikologi dengan ilmu politik)

4. Menentukan Desain Ruangan Sesuai Umur

Umur pada umumya, semakin bertambah umur  individu, semakin besar jarak desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi yang akan dikenakannya pada  individu  individu tertentu . Desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi pertama kali akan muncul pada usia remaja. (Baca juga mengenai hubungan psikologi dengan seni)

5. Menentukan Desain Ruangan Sesuai Kepribadian

Kepribadian berpengaruh pada desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi,  individu dengan kepribadian eksternal  merasa bahwa segala sesuatu lebih ditentukan oleh hal di luar dirinya dan memerlukan desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi lebih dibandingkan dengan  individu bertipe internal  merasa bahwa segala sesuatu ditentukan oleh hal di dalam dirinya.

Orang dengan kepribadian  tertutup  tidak mudah berteman dan pemalu maka memerlukan desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi lebih besar. Sedangkan individu terbukayang mudah berteman  memerlukan desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi lebih kecil.

6. Menyesuaikan Desain Ruangan dengan Budaya

Latar belakang suku bangsa dan kebudayaan  individu juga mempengaruhi besarnya desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi  individu. Seperti  individu bali memiliki desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi yang lebih besar karena budaya setempat.

7. Desain Ruangan Berhubungan dengan Rasa Aman

Rasa Aman mungkin terasa ketika tidak keberatan berdekatan dengan  individu dan sebaliknya. Kadang ketakutan tersebut berasal dari pengaruh yang salah pada pihak  pihak tertentu, misalnya kita sering kali menjauh ketika berpapasan dengan  individu cacat, atau  individu yang terbelakang mental atau bahkan  individu gemuk. mungkin rasa tidak nyaman tersebut muncul karena faktor ketidakbiasaan dan adas esuatu yang berbeda.

8. Desain Ruangan Berhubungan dengan Trauma Masa Lalu

Trauma / Pengalaman yang tidak mengenakkan dapat mempengaruhi desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi individu. gangguan Psikologi atau kekerasan yang mempunyai masalah kejiwaan punya aturan sendiri tentang ini. Sebuah penelitian pada pengidap skizoprenia memperlihatkan bahwa kadang kadang mereka membuat jarak yang besar dengan  individu lain, tetapi di saat lain justru menjadi sangat dekat.

9. Desain Ruangan Berhubungan dengan Kondisi Fisik Secara Psikologi

Beberapa penelitian memperlihatkan adanya hubungan antara kondisi kecatatan dengan ruangan yang diterapkan. Beberapa anak autis memilih jarak lebih dekat ke individu tuanya, sedangkan anak anak dengan tipe autis tidak aktif, anak hiperaktif dan terbelakang mental memilih untuk menjaga jarak dengan  individu dewasa.

10. Arsitek Dapat Menentukan Desain Sesuai Lingkungan

Pengaruh lingkungan fisik Desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik. Di desain arsitektur ruangan sesuai psikologi dengan cahaya redup  individu akan nyaman jika posisinya lebih berdekatan, demikian halnya bila desain arsitektur ruangan sesuai psikologi sempit atau kecil. orang juga cenderung memilih duduk di bagian sudut daripada di tengah desain arsitektur ruangan sesuai psikologi.

11. Desain Ruangan Merupakan Bagian Dari Kemauan Pribadi

Desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi dimiliki oleh setiap  individu. Dengan kata lain, desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi ini merupakan bagian dari kemanusiaan  individu. Berbagai rumusan menjelaskan kurangnya desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi

berarti kurangnya jarak interpribadi. hal ini dapatmengakibatkan rasa tidak nyaman, rasa tidak aman, stress, adanya ketidakseimbangan, komunikasi yang buruk, dan segala kendala pada rasa kebebasan. jadi, desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi berperan

dalam menentukan kualitas hubungan individu dengan individu lainnya.Pengetahuan akan desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi dapat melengkapi informasi bagi arsitek agar lebih peka terhadap kebutuhan desain arsitektur ruangan sesuai psikologi para pemakai desain arsitektur ruangan sesuai psikologi.

terhadap sejumlah penelitian yang memusatkan pengamatannya pada peran desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi dalam lingkungan dan kebanyakan mencakup pengamatan pada tatanan perabot, terutama didesain arsitektur ruangan sesuai psikologi desain arsitektur ruangan sesuai psikologi publik, seperti perpustakaan, bandara, sekolah, dan perkantoran.

12. Desain Ruangan Memberikan Kenyamanan Secara Psikologi

Desain arsitektur ruangan sesuai psikologi Pribadi Tertentu Desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi tertentu merupakan jarak objektif yang terukur antara individu yang berinteraksi dan desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi sebagai suatu pengalaman

subjektif dalam proses mengambil jarak.  Desain arsitektur ruangan sesuai psikologi Pribadi  merupakan kepekaan individu terhadap jarak dalam bersosialisasi. jarak desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi ini lebih besar dari pada desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi tertentu.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, memang menentukan desain ruangan harus disesuaikan dengan kondisi psikologi seseorang sehingga ruangan dapat ditempati dengan nyaman dan mententramkan. Sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

You may also like