Belajar adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman. Pada dasarnya belajar adalah wajib bagi siapa saja, kapan saja, dan dapat dilakukan dimana saja. Karena belajar merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting. Dengan belajar maka seseorang akan dapat terangkat harkat dan derajadnya.
Sejak seseorang lahir dapat dikatakan dia sudah mengenal dan membutuhkan belajar. Belajar dapat diperoleh secara formal maupun informal. Belajar formal adalah belajar yang dilakukan di sekolah. Sedangkan belajar informal adalah belajar yang diperoleh di luar sekolah.
Seperti misalnya dari lingkungan dan keluarga. Pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah keluarga. Banyak waktu dan kesempatan bagi anak untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi tersebut sangat besar pengaruhnya bagi perilaku.
Rumah adalah tempat pertama di mana anak memperoleh ilmu, sedangkan orang tua adalah orang tua pertama yang memberikan ilmu kepadanya. Di rumah anak dapat belajar tentang banyak hal yang mendasar. Ilmu yang ia peroleh di rumah merupakan fondasi bagi hidup anak di masa depan.
Oleh karena itu, orang tua harus selalu mengajarkan, menambahkan, dan memupuk hal-hal yang baik kepada anak sejak ia masih kecil supaya menjadi suatu kebiasaan yang baik sampai ia dewasa nanti. Karena anak merupakan hal yang sangat berharga di mata siapapun, khususnya orang tua. Anak adalah perekat hubungan di dalam keluarga, sehingga dapat dikatakan anak memiliki nilai yang tak terhingga.
Selain mengasuh, merawat dan membesarkan anak, orang tua mempunyai tugas yang tidak kalah penting yaitu memberikan belajar yang terbaik bagi putra-putri mereka. Disini peran orang tua dalam hal belajar anak sudah seharusnya berada pada urutan pertama.
Yang harus dilakukan para orang tua antara lain memilih sekolah yang tepat untuk anak, membimbing mereka dalam belajar, sebagai vasilitator, dan sebagai pemberi motivasi atau motivator. Berikut 12 Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi Belajar Anak.
1. Pola asuh sebagai fasilitator
Orang tua bertanggung jawab menyediakan diri untuk terlibat dalam membantu belajar anak di rumah, mengembangkan keterampilan belajar yang baik, memajukan belajar dalam keluarga dan menyediakan sarana alat belajar seperti tempat belajar, penerangan yang cukup, buku buku pelajaran dan alat alat tulis. (Baca juga mengenai hubungan pola asuh permitif dengan kenakalan remaja )
2. Pola asuh sebagai motivator
Orang tua akan memberikan motivsi kepada anak dengan cara meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah, mempersiapkan anak untuk menghadapi ulangan, mengendalikan stres yang berkaitan dengan sekolah, mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan kegiatan sekoalah dan memberi penghargaan terhadap prestasi belajar anak dengan memberi hadiah maupun kata kata pujian. (Baca juga mengenai hubungan pernikahan dini dengan pola asuh anak )
3. Pola asuh sebagai pembimbing atau pengajar
Orang tua akan memberikan pertolongan kepada anak dengan siap membantu belajar melalui pemberian penjelasan pada bagian yang sulit dimengerti oleh anak, membantu anak mengatur waktu belajar, dan mengatasi masalah belajar dan tingkah laku anak yang kurang
baik. (Baca juga mengenai macam pola asuh anak menurut psikologi )
4. Pemberian perhatian
Perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak dapat berpengaruh terhadap motivasi belajarnya. Misalnya pada saat anak pulang sekolah hendaknya orang tua menanyakan apa saja yang dilakukan di sekolah. Dengan seringnya orang tua menanyakan kepada anak tentang kegiatannya di sekolah dapat membangkitkan motivasi belajar karena dia merasa mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tuanya. (Baca juga mengenai pengaruh gaya pengasuhan orang tua terhadap karakter anak )
5. Pemberian hadiah
Pemberian hadiah sering digunakan oleh orang tua kepada anak jika anak berhasil melakukan suatu kegiatan. Hadiah tersebut pada umumnya berbentuk benda. Orang tua akan menjanjikan kapada anak untuk membelikan sepatu baru jika dia berhasil naik kelas dengan nilai yang bagus. Hadiah tersebut dapat memotivasi anak agar mereka giat belajar. (Baca juga mengenai pola asuh anak usia dini )
6. Pemberian penghargaan
Pemberian penghargaan diberikan oleh orang tua dalam rangka memberikan penguatan dari dalam diri anak. Misal jika nilai ulangan anak baik, orang tua memberikan pujian dan senyuman yang dapat membuat anak senang. Jika nilai ulangan anak jelek, orang tua tidak boleh memarahinya, tetapi ditannyakan mengapa nilai ulangannya jelek.
7. Pemberian hukuman
Pemberian hukuman juga merupakan salah satu bentuk motivasi. Sebagai contoh orang tua melarang anak untuk menonton televisi sebelum mereka selesai belajar atau selesai mengerjakan pekerjaan rumahnya.
8. Memberi Angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak anak belajar, yang utama justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik. Sehingga anak biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai nilai pada rapot angkanya baik baik. Angka angka yang baik itu bagi para anak merupakan motivasi yang sangat kuat.
9. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.
10. Saingan/ Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak untuk belajar. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat mmeningkatkan prestasi belajar para anak.
11. Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
12. Pujian dan Ulangan
Apabila ada anak yang sukses atau berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tetap. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mepertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
Para anak akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh orang tua, adalah yang terlalu sering melakukan ulangan (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan para anak.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga menjadi wawasan yang bermanfaat untuk sobat pembaca semua, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.