Dewasa ini sering muncul perikaku yang aneh atau tidak sesuai dengan norma yang ditampilkan para siswa, diantarannya seperti cara berpakaian yang tidak sesuai dengan peraturan, gaya bicara yang aneh aneh, gaya rambut yang acak acakan, serta berbagai bentuk kenakalan yang cenderung kepada bentuk pelanggaran kriminal. Semua sikap terseut memiliki kecenderungan kepada penyakit Gangguan Kesehatan Mental di Sekolah yang dapat dilihat dengan nyata yakni sebagai berikut.
1. Masalah kesulitan belajar
Salah satu segi dari kesulitan belajar merupakan gejala gangguan kesehatan mental di sekolah, baik sebagai sebab maupun akibat. Dikatakan sebagai salah satu segi karena kesulitan belajar dapat juga dilihat dari segi lain. Sebagai masalah kesehatan gangguan kesehatan mental di sekolah, kesulitan belajar merupakan salah satu gejalanya.
Artinya, anak yang mengalami gangguan gangguan kesehatan mental di sekolah seperti adanya pertentangan batin, konflik dengaan orang tua, dan rasa rendah diri akan menimbulkan gangguan kesehatan pada gangguan kesehatan mental di sekolah. (Baca juga mengenai karakteristik mental yang sehat)
2. Masalah kenakalan remaja
Masalah kenakalan anak anak, khususnnya kenakalan remaja sudah merupakan masalah yang besar dalam dunia pendidikan, khususnya di kota kota besar. Timbulnnya masalah kenakalan anak sekolah ini tidak dapat terlepaskan, artinya sekolah memiliki tanggung jawab yang cukup besar. Anak yang melakukan gejala kenakalan dapat diperkirakan mengalami gangguan gangguan kesehatan mental di sekolah (Baca juga mengenai cara meningkatkan sifat adil)
3. Masalah disiplin
Anak yang bergangguan kesehatan mental di sekolah sehat akan menunjukkan adanya disiplin secara sadar terhadap aturan yang diberikan sekolah. Sebaliknya pelanggaran disiplin yang dilakukan anak, bisa merupakan adanya gejala gangguan gangguan kesehatan mental di sekolah. Gejala pelanggaran disiplin seperti datang terlambat, berbuat seenaknya, mencuri, mencontek, dan sebagainya dapat terjadi bukan karena anak tidak tahu aturan disiplin, tetapi gejala itu dilakukan sebagai protes terhadap ketidakseimbangan gangguan kesehatan mental di sekolahnya. (Baca juga mengenai cara meningkatkan semangat kerja)
4. Masalah sikap
Di sekolah sering nampak adanya gejala ganngguan gangguan kesehatan mental di sekolah yang cukup kuat seperti dalam bentuk bersikap dingin, murung, selalu cemas, pesimis yang berlebihan, bertingkah laku histeris, gejala pemakaian narkotika, sering pingsan, acuh, mudah tersinggung, dan sebagainya. (Baca juga mengenai cara meningkatkan harga diri)
5. Masalah dalam pembelajaran
- Gangguan kesehatan mental di sekolah berupa Depresi
- Sindrom Ujian Nasional (UN)
- Gangguan kesehatan mental di sekolah berupa kecemasan
- Attention Deficit Hyperctivity Diorder (ADHD) (Baca juga mengenai cara meningkatkan wibawa dan kharisma)
- Gangguan kesehatan mental di sekolah berupa sikap yang mengganggu
- Gangguan kesehatan mental di sekolah berupa perkembangan pervasive
- Gangguan kesehatan mental di sekolah berupa makan
- Gangguan kesehatan mental di sekolah berupa eliminasi
- Gangguan kesehatan mental di sekolah berupa belajar dan komunikasi
- Gangguan kesehatan mental di sekolah berupa afeksi (suasana hati)
- Skizofrenia
- Gangguan kesehatan mental di sekolah berupa Tic
6. Perubahan mood
Yakni yang berlangsung lama Perubahan mood yang berlangsung lebih dari dua minggu adalah indikator kuat adanya gangguan gangguan kesehatan mental di sekolah pada individu. Perubahan mood ini bisa bervariasi mulai dari hiperaktif sampai terlalu melankolis tanpa alasan yang kuat. Menurut The National Institute of Gangguan kesehatan mental di sekolah Health, sikap “sangat gembira” atau mania dan perasaan “down” atau depresi bisa menjadi tanda adanya gejala gangguan bipolar. Tetapi, sikap hiperaktif pada individu yang tidak diikuti dengan gejala lesu setelahnya adalah karateristik normal pada individu.
7. Cemas dan takut berlebihan
Takut dan khawatir adalah hal yang wajar dialami individu usia dini. Normal saja mereka merasa takut pada gelap, membayangkan sosok monster, atau takut berpisah dengan orangtua. Untuk individu usia sekolah, cemas sebelum tampil di sekolah atau takut tak diterima teman temannya, adalah respon yang sehat. Namun, berhati hatilah jika rasa takut yang dialami individu sudah berlebihan sehingga mengganggu aktivitas mereka. Mungkin sudah saatnya melakukan intervensi.
8. Perubahan sikap ekstrem
Mulai membangkang juga adalah fase yang akan dilalui dalam tahap perkembangan emosional individu untuk menuju kemandiriannya. Tetapi ada sikap pembangkangan yang sangat ekstrem yang disebut dengan OOD. Biasanya gangguan ini dimulai saat individu berusia 8 tahun atau sebelum masuk usia remaja. Salah satu contoh sikap tersebut adalah membeli beberapa games tanpa ada minat untuk memainkannya. Gangguan gangguan kesehatan mental di sekolah yang erat kaitannya dengan perubahan sikap adalah ADHD, kecemasan, depresi, atau gangguan bipolar.
9. Perubahan fisik, berat badan naik atau turun drastis
Diperkirakan 80 persen orang yang mengalami gangguan gangguan kesehatan mental di sekolah mengalami obesitas atau kegemukan. Perubahan fisik yang mendadak yang tidak terkait dengan pubertas bisa menjadi indikator individu menderita gangguan. Demikian pula halnya jika individu tampak tidak nafsu makan, bisa menjadi gejala depresi. Perubahan fisik yang disebabkan oleh penggunaan alkohol atau obat terlarang juga merupakan gejala depresi pada individu. Para pakar menyebutkan, risiko individu menderita depresi lebih besar jika salah satu atau kedua orang tua juga menderita depresi.
10. Kurang konsentrasi
Individu yang sangat sulit berkonsentrasi juga perlu dicurigai mengalami gangguan gangguan kesehatan mental di sekolah. Tapi orangtua juga perlu membedakan individu yang memang ingin menonton TV ketimbang mengerjakan PR, dengan individu yang tidak mampu fokus pada acara favoritnya di TV. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi pada tugas sederhana adalah gejala dari ADHD atau depresi. Kurang fokus juga bisa disebabkan karena pikiran mereka terpusat pada rasa malu, bersalah, atau kematian. Kurang konsentrasi pada individu akan tampak nyata pengaruhnya pada nilai akademik atau pergaulannya.
11. Histeria
Sebenarnya tidak ada dasar fisik atau organis, tetapi si penderita sakit mental betul betul merasa sakit kadang kadang dapat berupa kelumpuhan. Seperti gangguan gangguan kesehatan mental di sekolah lainnya, perasaan tertekan, gelisah, cemas dan sebagainya. Gejala gejala tersebut dapat terlihat seperti gejala fisik atau gejala gangguan kesehatan mental di sekolah.
12. Selalu merasa lelah
Lesu yang sangat. Sering pula disebut penyakit payah, meskipun sebenarnya fisiknya tak terdapat penyakit apapun. Ia sangat sensitif terhadap cahaya, suara. Detik jam kadang kadang menyebabkan tidak dapat tidur, kepala pusing, selalu gelisah, merasa mempunyai berbagai penyakit, dan takut akan mati. Menginginkan belas kasihan dari orang lain sehingga mengganggu kegiatan belajar di sekolah.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga menjadi wawasan bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.