Home » Ilmu Psikologi » 13 Etika dalam Penggunaan Ujian Psikologi

13 Etika dalam Penggunaan Ujian Psikologi

by Tiffany

Setiap profesi ada yang memiliki sebuah etika, dimana etika ini bisa disebut sebagai norma ataupun aturan yang diterapkan dan dilaksanakan. Baik mereka yang menerima merasa senang atau tidak senang. Nah salah satunya adalah psikologi khususnya ujian psikologi yang memiliki banyak kualifikasi dan juga syarat dalam penggunaannya. Semua itu disebut sebagai etika dalam penggunaan ujian psikologi.

Tujuan dari keseluruhan Etika digunakan dalam rangka melindungi baik pelaku profesi dan pengguna jasa profesi yang memang sudah dilindungi oleh Undang-Undang. Salah satu etika yang ada di Psikologi adalah etika dalam proses tes psikologi, mulai dari administrasi, skoring, interpretasi dan menyampaikan dan tidak menggunakan tes dengan cara yang sembarangan alias cara yang salah.

Untuk tes piskologi sendiri sebenarnya harus dilihat dari sudut ilmu sains dan teknisnya oleh orang yang memang benar-benar ahli. Sehingga tidak sembarangan saja, selain itu setelah tes maka diimplementasikan dan dikomunikasikan dengan cara yang sesuai dan benar untuk tujuan kenapa mereka menggunakan orang professional. Selain itu menghargai profesi yang telah ada.

Nah berikut ini 13 etika dalam pengujian psikologi. Apa saja ?

  1. Tidak sembarang

Jika hal tersebut sudah dikeluarkan oleh para ahli atau psikologi jelas anda tidak bsia sembarangan, mengingat jika anda menggunakan ujian psikologi secara sembarangan itu berarti anda tidak menghargai mereka atau tidak menilai mereka dengan benar. Tidak sembarangan sama dengan mengikuti etika ujian psikologi yang diberikan dan anda sendiri terbukti bisa menjaga kepercayaan. Peran Riset Dalam Psikologi Pendidikan besar begitupun dengan ujiannya.

  1. Prinsip psikometri dan statistic

Ketika anda melakukan penyeleksian maka jangan dilakukan dengan sembarangan karena hasilnya akan sia-sia. Tentu anda tahu bahwa psikologi khususnya ujian psikologi apsti menggunakan banyak sekali prinsip atau teori. Salah satunya yaitu psikometri dan juga statistika. Untuk penyeleksian tes dalam kualitas teknis yang dimaksud sendiri adalah tujuan yang mereka gunakan untuk isu yang terlibat pada budaya, ras, etnik dan sejenisnya.

  1. Berpengalaman

Untuk mereka yang tidak berpengalaman rasanya salah jika menggunakan ujian sembarangan ataupun secara random tanpa tanggung jawab. Mengingat users harus mendapatkan pengalaman terlebih dahulu dalam semua aspek seperti halnya pengetahuan dan keterampilan yang menunjang untuk penggunaan tes secara spesifik. Sehingga ujian akan sesuai dan juga mengurut atau teratur hasilnya.

  1. Jangan Mencampur

Biasanya beberapa orang merasa kurang puas yang akhirnya menjadikan banyak orang merasa salah atau gagal dalam sebuah tes atau ujian psikologi. Nah salahnya atau menyalahi aturan sekali jika anda menggunakan cara tersebut dengan mencampurkan jenis ujian secara sembarangan.

Tentu anda tahu bahwa kualitas dari masing-masing ujian dan wawancara berbeda, anda tidak bisa menyatukan atau melakukan campuran sembarangan. Terkadang ada oknum yang sengaja mencampur agar terlihat berbeda atau lebih menantang apalagi mengambilnya menggunakan internet. Wah bisa jadi permasalahan besar.

  1. Hindari mengambil dari Internet

Menguji seseorang dengan ujian psikologi memang bagus, sehingga anda bisa introspeksi diri dan menakar dimana seharusnya anda memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas serta potensi. Sayangnya beberapa orang memang sengaja mengambil dari internet dan seolah-olah tidak menghargai etika dari ilmu psikologi yang mencoba memberikan atau menyuguhkan ujian yang telah dibuat oleh para ahli dengan sungguh-sungguh. Konsep Psikologi Transpersonal menjelaskan manusia memang hanya ingin mengambil kepuasan tanpa mengkhawatirkan efek yang dialami.

  1. Konsultasikan pada Ahli

selanjutnya adalah konsultasi pada ahli. Dimana setelah ujian dilakukan khususnya ujian psikologi anda tetap harus mengkonsultasikan hasilnya pada ahlinya.

Bukan kepada siapa anda melakukan ujian tersebut namun setelah di cek apakah ujian tersebut valid atau tidak maka selanjutnya adalah anda bisa menanyakan pada psikologi langsung. Mengingat hasil ujian tersebut masuk kedalam sebuah rahasia atau dokumen yang tidak boleh disebarkan secara sembarangan. Maka anda janan sampai salah dan membacakan hasil pada psikolog ecek-ecek.

  1. Diagnosa

Jika melakukan ujian psikologi maka akan ada diagnose yang digunakan jika anda mengikuti etika maka atidak sembarangan atau tidak sembrono untuk mendiagnosa ataupun menilai. Sementara untuk diagnosa adalah hal penting yang harus dijalankan oleh para pengguna ujian atau yang mengadakan ujian.

  1. Problematika

Etika dalam ujian psikologi memang bukan sembarangan yang bisa dilakukan, dimana etika dalam tes untuk menemukan diri sendiri memang pemeriksa tidak boleh mengambil sebagian dari masalah ataupun problematika subjek yang sudah diperiksa atau bisa dikatakan valid. Tidak boleh anda mengambil tanggung jawab problematika subjek yang memang diperiksa.

Pemeriksa mempunyai pandangan dimana bahwa anda harus bertanggung jawab atas alternative pemecahan problem yang sudah dipilih. Pertolongan yang diberikan pemeriksa hanya terbatas pada member kemungkinan adanya suatu pemecahan masalah. Secara umum sebenarnya ada hubungan yang terjalin antara pemeriksaan dengan subjek yang diperiksa haruslah tetap antara hubungan antar manusia dan menghormati etika yang ada.

  1. Bukan Klien atau Subjek

Etika dalam tes bisa menjabarkan mengenai apakah tes tersebut diperhatikan bukan klien ataupun subjek. Tetapi karakternya atau sifat-sifat yang khas memang bisa dianggap sebagai tingkah laku. Umumnya persyaratan untuk etika tes meramalkan berlakunya tes ini disini. Pemeriksaan memberikan saran yang sesuai dengan hasil pemeriksaan terhadap subjek dan norma yang berlaku.

Pendapat pribadi adalah sentral, pemeriksa tidak melakukan pendekatan teknik, tetapi mencari penyelesaian yang menurut dirinya baik. Konsep Psikologi Perkembangan Remaja Akhir bisa jadi bahasan yang tepat namun akan sulit jika dijadikan klien atau subjek tanpa adanya izin dan dilakukan secara sembarang.

10. Dilarang Meramalkan

untuk anda yang menggunakan tes ini diharapkan mengerti atau paham bagaimana cara kerja sebenarnya dari sebuah permasalahan atau problem yang ada. Sehingga anda menggunakan uji psikologi agar lebih baik. Namun dilarang untuk meramalkan permasalahan yang ada.

Bukan karena tidak baik namun lebih kepada meramalkan merupakan cara yang salah untuk menggambarkan sebuah ilmu psikologi.Dalam psikologi terdapat banyak aliran untuk dipelajari mulaid ari Aliran Psikologi Nativistik dalam Ilmu Psikologi. namun apapun aliran yang anda pelajari tidak ada yang membenarkan psikologi sebagai ramalan. Anda harus benar-benar menggunakan uji ini layaknya ilmu sains ataupun ilmu pengetahuan sesungguhnya.

You may also like