Pada umumnya murid tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi gurunya di sekolah. Sementara di setiap sekolah terdapat berbagai karakter guru yang berbeda-beda. Oleh karena itu, terkadang murid bisa saja bertemu dengan guru yang memiliki sikap pilih kasih terhadap muridnya.
Guru yang pilih kasih bisa disebabkan oleh adanya hubungan kekerabatan, kedekatan dengan orang tua murid, muridnya yang memang sangat ia sayangi, dan lain sebagainya. Hal tersebut bagi murid yang “terpinggirkan” menjadi suatu kondisi yang bisa jadi tidak nyaman ketika belajar.
Berikut adalah 9 cara untuk menghadapi guru yang pilih kasih, yaitu sebagai berikut:
1. Tetap percaya diri
Meskipun kamu tidak dianggap atau sang guru lebih mengutamakan murid yang beliau sukai dibanding kamu, tidak perlu berkecil hati dan merasa kamu memang tidak pantas diperhatikan. Daripada hanya merasa kesal, lebih baik lakukan sesuatu yang positif.
Tunjukkan kemampuanmu yang sebenarnya dengan usaha terbaik dan bersainglah dengan teman yang dianakemaskan tadi secara sehat. Di sisi lain, jangan ragu untuk mendekati teman yang disukai tadi untuk belajar bersama dan tidak perlu untuk memusuhinya karena bisa jadi teman kamu juga tidak menyadari sikap guru yang condong kepadanya.
2. Belajar dengan giat
Guru yang pilih kasih mungkin menyebabkan kamu merasa sedih, kesal, atau mungkin tidak bersemangat lagi mengikuti kelasnya. Namun, jika kamu hanya seperti itu, maka justru tidak ada yang bisa kamu dapatkan dan belajarmu menjadi kurang efektif.
Oleh karena itu, jadikan motivasi bahwa kamu harus belajar lebih giat dan pantas untuk dihargai juga oleh guru. Tidak apa-apa jika kamu merasa kurang pintar, tetapi dengan keaktifan dan usaha yang kuat untuk mengikuti pembelajaran dengan baik sudah cukup untuk menunjukkan kesungguhanmu.
3. Memperhatikan guru saat mengajar
Pada saat proses belajar mengajar, kamu sebisa mungkin menaruh perhatian selama guru menerangkan materi pelajaran atau sedang memberikan tugas. Selain itu, kamu juga dapat aktif bertanya, menjawab, berpendapat, serta membantu guru dan teman di kelas.
Hal tersebut dilakukan bukan sekadar untuk mencari perhatian semata, tetapi dapat membantumu untuk menerima pembelajaran dengan baik sehingga kamu tetap dapat berprestasi di kelas. Kamu juga mungkin bisa membantu guru ketika beliau membutuhkan bantuan.
4. Fokus pada tugas dan kewajiban
Entah ada atau tidaknya guru yang pilih kasih di sekolah, kamu harus tetap memahami bahwa tugas utama selama menjadi pelajar adalah belajar dengan sungguh-sungguh. Maka dari itu, tidak perlu terlalu mengurusi atau mempermasalahkan guru yang pilih kasih.
Selama kamu juga bisa mengikuti pembelajaran dengan baik, berprestasi, aktif, menghasilkan karya, atau banyak berkontribusi pada sekolah, hal itu sebenarnya sudah cukup. Di sisi lain, ada banyak guru lain yang lebih menghargai kamu sehingga satu guru yang pilih kasih ini tidak usah diambil pusing.
5. Bersabar dan tetap menjaga sikap
Mungkin ada perkataan atau perbuatan dari guru yang pilih kasih membuatmu merasa sedih, kecewa, marah, atau merusak suasana hati. Walaupun demikian, tidak lantas membuatmu boleh memperlakukan guru tersebut dengan semena-mena sebab bagaimanapun juga beliau tetaplah seorang guru.
Sekesal apa pun yang kamu rasakan, tidak perlu ditunjukkan atau justru menjadi bahan gosip dengan teman. Hal tersebut dikarenakan malah dapat berdampak negatif pada dirimu sendiri nantinya.
6. Perbaiki komunikasi
Cara yang lebih efektif untuk menghadapi guru pilih kasih adalah mengkomunikasikannya secara langsung dengan cara baik-baik. Utarakan bahwa kamu juga merasa berhak untuk diperhatikan sama seperti teman yang lain sebab kamu juga menjadi salah satu muridnya di sekolah.
Mengutarakan hal tersebut memang sulit dan butuh waktu serta situasi yang tepat agar guru juga tidak merasa tersinggung dan hasil dari apa yang kamu sampaikan juga dapat diterima sehingga kedepannya guru tersebut tidak pilih kasih lagi.
7. Tidak perlu diambil hati
Tindakan atau perkataan guru yang pilih kasih biasanya memang berpotensi membuat perasaan kita menjadi teluka. Akan tetapi, sebaiknya tidak perlu dipikirkan berlebih atau bahkan dalam waktu yang lama sebab tidak ada manfaatnya untukmu.
Coba cari aktivitas lain yang menyenangkan atau bicarakan kesedihanmu dengan orang tua atau teman yang tepat sehingga mereka bisa membuat perasaanmu lebih baik. Selain itu, kamu juga tidak bisa mengendalikan gurumu tersebut, jadi lebih baik diterima dan dihadapi saja
8. Konsultasikan dengan guru lain
Apabila bentuk pilih kasih yang gurumu lakukan sudah berlebihan bahkan sudah mengarah pada diskriminasi atau perlakuan yang sangat berbeda dan merugikan, maka coba konsultasikan dengan guru lain terkait cara apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Mungkin pihak sekolah dapat melakukan tindakan tertentu sehingga sikap pilih kasih tersebut tidak lagi digunakan. Di samping itu, kamu juga mungkin mendapat perspektif baru atau saran mengenai sikap apa yang sebaiknya kamu ambil.
9. Jadikan sebagai bentuk intropeksi diri
Kamu bisa mengambil hikmah positif dari sikap guru yang pilih kasih. Tanamkan dalam dirimu bahwa kelak kamu tidak akan memiliki sikap seperti itu sehingga membuat orang lain merasakan apa yang kamu rasakan.
Kamu juga akan memahami bagaimana sebaiknya sikap seorang guru, cara menghadapi perbedaan, cara menghargai perbedaan, dan banyak pesan moral lainnya meski dari sebuah kondisi yang tidak menyenangkan.
Kesimpulannya, guru yang pilih kasih merupakan guru yang membedakan perilaku atau perkataan pada murid tertentu sehingga menunjukkan ketidakadilan bagi murid lainnya sehingga diperlukan beberapa cara untuk menghadapi tipe guru yang seperti itu di sekolah.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghadapi guru pilih kasih, di antaranya adalah tetap percaya diri, belajar dengan giat, memperhatikan guru saat mengajar, fokus pada tugas dan kewajiban, bersabar dan tetap menjaga sikap, perbaiki komunikasi, tidak perlu diambil hati, konsultasikan dengan guru lain, serta adikan sebagai bentuk intropeksi diri.
Kita mungkin tidak dapat memilih guru yang akan mengajar kita dan kita juga mungkin tidak bisa mengubah guru yang sikapnya pilih kasih. Maka dari itu, sebaiknya ubahlah pola pikir kita agar meskipun kondisi guru kita demikian adanya, tetapi kita tetap dapat produktif dan berkembang.