Pada dasarnya tidak ada aturan yang baku atau yang paling cepat mengenai cara berkomunikasi dengan anak yang memiliki gangguan autisme. Namun, banyak anggota keluarga berhasil menjalin komunikasi dengan beberapa cara-cara sebagai berikut:
1. Perhatikan Aspek Visual
Bagi anak-anak yang kurang mampu berkomunikasi verbal, media gambar dapat meningkatkan kemampuan komunikasi. Misalnya dengan menggunakan kertas yang berisi gambar-gambar mengenai hal-hal yang mereka inginkan.
Melalui kartu tersebut, orang tua dapat menyampaikan perasaannya dengan baik karena anak akan lebih mudah memahami ketika ada penguatan sehingga kedepannya mereka dapat lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan pada mereka.
2. Selalu Sabar
Anak dengan gangguan autisme sering kali membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memproses informasi. Kamu mungkin perlu memperlambat tempo percakapannya agar anak tersebut lebih mudah memahami perkataan satu persatu. Selain itu, jeda yang panjang di antara beberapa kata atau kalimat juga dapat membantu.
3. Mengajarkan Anak untuk Mengekspresikan Amarah dengan Baik
Salah satu perilaku yang dapat dilihat pada anak autis adalah agresivitas atau tantrum ketika mereka merasa kondisinya tidak baik-baik saja. Meskipun demikian, mereka perlu diberikan pemahaman bahwa bukan berarti tidak boleh mengungkapkan kemarahannya sehingga harus dipendam, tetapi salurkan pada cara lain yang lebih positif.
4. Gunakan Nama-Nama Hewan
Berkomunikasi dengan hewan juga dapat menjadi pelajaran bagi anak autis. Meskipun hewan-hewan itu juga tidak dapat berkomunikasi secara verbal, tetapi bantuan dari hewan peliharaan membuat komunikasi dengan orang lain yang mereka hadapi lebih lancar.
Pertama, kegiatan ini dapat mengurangi stres dan menenangkan anak. Kedua, hewan memberikan rasa penerimaan. Hal itu dikarenakan misal saat anak autis takut untuk bicara karena akan gagal, hewan-hewan itu juga menunjukkan bahwa tidak ada hidup yang mudah.
5. Gigih dan Tangguh
Jangan sampai kita merasa sakit hati ketika anak tidak dapat memberi respons seperti yang kita inginkan. Hal itu dikarenakan anak autis dapat memiliki gangguan baik dalam menunjukkan emosi maupun mengontrol emosi yang mereka miliki. Mereka bisa saja menyampaikan tanggapannya secara terus terang dan itu wajar sebab seharusnya memang kitalah yang jangan mudah tersinggung.
Selalu Berpikir Positif
Anak autis dapat merespons dengan baik pada penguatan yang positif. Pastikan untuk juga membicarakan mengenai perilaku-perilaku yang baik beserta hadiah atau dampak positifnya. Tidak hanya itu, kita juga harus secara tulus memberikan pujian ketika mereka memiliki perilaku yang baik.
6. Abaikan Perilaku Mencari Perhatian yang Buruk
Terkadang anak autis dapat bertingkah sangat nakal ketika mereka ingin mendapatkan perhatian atau ingin kita fokus pada mereka. Mengabaikan perilaku tersebut dapat menjadi cara terbaik untuk mengatasinya. Namun, ketika suasananya sedang stabil, coba juga untuk membicarakan tentang ganjaran yang mereka dapat ketika berperilaku dengan baik.
7. Berinteraksi melalui Aktivitas Fisik
Anak yang memiliki gangguan autisme cenderung memiliki rentang perhatian yang sebentar. Terutama ketika anak tersebut harus melakukan komunikasi. Maka dari itu, kegiatan fisik, seperti berlari-lari atau bermain di luar dapat menjadi cara yang lebih baik untuk menghabiskan waktu bersama. Di sisi lain juga bisa membuat mereka lebih rileks dan tenang.
8. Memberikan Afeksi dan Rasa Hormat
Sering kali anak autis juga memiliki keinginan yang sama dengan anak lainnya, seperti ingin dipeluk atau diperhatikan. Bahkan tidak jarang mereka membutuhkan perlakuan tersebut lebih dari anak-anak pada umumnya. Akan tetapi, beberapa anak justru kebalikannya, yakni tidak ingin disentuh sama sekali. Hal itu wajar dan sebaiknya kita menghargai ruang pribadi mereka, bukannya malah memaksa.
9. Belajar dari Anak Autis
Bagi mereka yang hidup dengan anak autis, anak tersebut dapat menjadi jalan untuk dapat melihat dunia dengan cara yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Mengurus dan membesarkan anak autis memang terkadang tidak mudah, tetapi anda dapat tetap tertawa dan menikmati waktu bersama membuat kita menjadi lebih memiliki pengetahuan yang kaya.
10. Menunjukkan Cinta dan Ketertarikan.
Ciri lain yang umumnya ditunjukkan oleh anak dengan autisme adalah kesulitan untuk menunjukkan emosi atau perasaan. Meskipun demikian, anak autis tetap perlu untuk mengetahui bahwa kita benar-benar mencintainya. Oleh karena itu, jangan ragu untuk mengekspresikan kepedulian serta dukungan satu sama lain.
11. Yakin
Pada dasarnya anak autis tetaplah seorang anak, sama seperti anak-anak lainnya. Mereka adalah individu yang dapat bertumbuh dan berkembang dengan kemungkinan yang masih belum diketahui pasti. Walaupun begitu, kita tetap harus yakin bahwa mereka dapat melaluinya terlepas dari gangguan atau diagnosis yang mereka miliki.
12. Perhatikan Diri Sendiri
Tidak apa-apa jika kamu membutuhkan waktu istirahat. Ketika butuh waktu untuk berhenti, cobalah berkomunikasi dengan kelompok komunitas orang tua yang dapat memberi bantuan. Jika tidak begitu, bisa juga dengan meminta bantuan dari keluarga atau teman terdekat untuk mengurus anak ketika kita sedang ingin istirahat. Selain itu, sebagai manusia kita juga tetap berhak mendapat bantuan psikologis.
Demikianlah 12 cara berkomunikasi dengan anak autis. Kesimpulannya untuk dapat melakukan kounikasi dengan anak autis memang tidak ada aturan bakunya. Meskipun demikian, beberapa kaluarga sudah melakukan beberapa cara ini dan ternyata hasilnya lebih efektif.
Beberapa cara tersebut, seperti perhatikan aspek visual, sabar, mengajarkan anak untuk mengekspresikan amarah dengan baik, menggunakan nama-nama hewan, gigih dan tangguh, selalu berpikir positif, mengabaikan perilaku mencari perhatian, berinteraksi dengan aktivitas fisik, tetap memberikan afeksi dan rasa hormat, belajar dari anak autis, menunjukkan cinta dan ketertarikan, yakin, serta tetapmemperhatikan diri sendiri,