Sikap anak-anak memang terkadang sulit dimengerti. Para orang tua terkadang masih sering bingung mengartikan sikap yang ditunjukkan oleh anak mereka. Sebagai orang tua, pasti kalian sering menebak-nebak isi pikiran sang anak. Apakah ia sedang kesal, marah, sedih, atau sedang menginginkan sesuatu. Tapi biasanya, anak akan melakukan tingkah laku seperti berteriak, menjerit, menangis, marah, ataupun emosi negatif lainnya apabila anak merasa orang tuanya melakukan kesalahan atau tidak mengerti perasaan mereka.
Dengan emosinya yang cenderung mudah naik turun dan tidak stabil membuat anak terkadang akan cepat marah meski untuk hal-hal kecil yang mungkin bagi orang dewasa masalah tersebut sebenarnya adalah hal yang sepele. Oleh sebab itu, apabila anak Anda sedang merajuk dan menunjukkan kekesalannya, usahakanlah agar jangan langsung memarahinya, akan tetapi cobalah untuk bertanya terlebih dahulu alasan dibalik sikap dan kemarahan mereka. Karena pasti dalam pikiran mereka, mereka memiliki sebuah alasan kenapa mereka sering emosi dan melampiaskan kemarahannya. Lalu jika sudah begitu, sebenarnya apa sih alasan anak menjadi pemarah?
1. Sedang Ada Masalah Dengan Suasana Hatinya
Suasana hati yang mudah berubah-ubah membuat anak menjadi cepat marah. Hal tersebut merupakan suatu yang wajar memang untuk dirasakan anak-anak. Perubahan suasana hati seperti mudah gelisah, takut, kesal, dan merasa terganggu akan ditunjukkan anak dengan sikap suka marah-marahnya. Jika anak Anda sedang berada dalam fase ini, cobalah untuk memahami apa yang sebenarnya sedang dirasakan oleh si kecil. Dan ketika Anda sudah dapat mengetahui penyebab anak Anda emosi, cobalah untuk membujuknya dengan hal-hal yang si kecil sukai agar dapat mengembalikan mood/suasana hati si kecil yang memburuk menjadi lebih baik.
2. Kelelahan
Penyebab yang satu ini jangan dianggap tidak mungkin, lho! Karena ketika anak kelelahan akibat bermain atau belajar tentang sesuatu, biasanya mood mereka akan menurun dan membuat si kecil tidak bisa mengontrol emosi yang berakhir dengan marah-marah pada lingkungan sekitarnya. Ketika Anda sudah memahami rasa lelah mereka, ada baiknya untuk menyuruh si kecil beristirahat terlebih dahulu. Biarkan mereka menenangkan diri serta pikirannya dari rasa lelah yang dirasakan mereka.
3. Adanya Pertengkaran Dalam Lingkungan Keluarga
Ketika orang tua sering bertengkar dan saling berteriak di hadapan si kecil atau mungkin secara tidak sengaja si kecil sering mendengar pertengkaran orang tuanya meski tidak di hadapan mereka, hal itu tetap akan memengaruhi emosional pada anak. Lama-kelamaan anak akan mudah kesal dan tidak bisa lagi menahan amarahnya akibat pertengkaran orang tua mereka. Suasana yang tidak kondusif akan membuat anak merasa tidak nyaman dan tertekan. Hal inilah yang akan membuat anak juga ikutan menjadi pemarah seperti kedua orang tuanya yang selalu bertengkar.
Oleh sebab itu, usahakan untuk membuat suasana rumah yang harmonis agar anak Anda merasa nyaman. Serta apabila Anda sedang bertengkar dengan pasangan Anda, usahakan juga agar pertengkaran Anda tersebut tidak terlihat dan terdengar oleh anak Anda.
4. Mendapat Pengaruh Dari Luar
Anak-anak tidak selamanya selalu berada di dalam rumah, orang tua pun tidak selamanya bisa memantau mereka. Terkadang apa yang mereka lihat dan mereka lakukan sering tidak terawasi oleh orang tua. Oleh karena itu, sikap mereka yang pemarah bisa saja terjadi akibat adanya pengaruh dari luar. Biasanya, hal yang paling berpengaruh terhadap emosi mereka adalah pengaruh media sosial.
Media sosial tidak selamanya menampilkan sisi yang positif saja, melainkan banyak juga hal-hal negatif yang di tampilkan media sosial, seperti misalnya kekerasan, video porno juga dapat memengaruhi emosi anak menjadi pemarah dan agresif. Bukan hanya media sosial saja, pengaruh film yang belum pantas mereka tonton di televisi serta video game juga ikut memengaruhi emosional si kecil.
5. Mengikuti Perilaku Orang Lain
Yang namanya anak-anak itu pada dasarnya suka meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya. Mereka melakukan hal tersebut tentu saja karena masih belum mampu mencerna mana yang baik dan mana yang buruk. Makanya, apabila Anda atau orang di sekeliling anak Anda sering memperlihatkan berbagai bentuk emosi seperti membentak, marah-marah, dan hal buruk lainnya, jangan menyalahkan mereka jikalau nantinya justru sifat buruk tersebut diserap oleh anak Anda.
Jadi, untuk Anda sebagai orang tua, jika tidak ingin anak Anda bersifat pemarah, awasi lah anak Anda dalam memilih pertemanan, tegur seseorang yang mungkin tidak sengaja bertengkar di hadapan anak-anak untuk tidak memperlihatkan hal tersebut, dan pertengkaran orang tua juga jangan sampai terlihat dan terdengar oleh anak.
Itulah 5 pembahasan mengenai penyebab kenapa anak menjadi pemarah. Semoga artikel ini dapat membantu Anda memahami mengapa anak Anda sering marah-marah. Cobalah untuk memahami dan mencari tahu terlebih dahulu alasan dan penyebab kenapa anak Anda menjadi pemarah. Dan ketika anak Anda sedang melampiaskan amarahnya dengan berteriak atau menangis, cobalah untuk tidak tersulut mengeluarkan amarah juga. Bersabarlah dan tanyakan baik-baik pada anak Anda, di samping Anda mencari tahu penyebabnya.