Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sosial » 15 Jenis Hubungan Interpersonal Dalam Kesehatan Mental

15 Jenis Hubungan Interpersonal Dalam Kesehatan Mental

by Devita Retno

Hubungan manusia terbentuk untuk banyak alasan selain sebagai naluri alamiah belaka. Hubungan interpersonal adalah hubungan yang kuat, mendalam, dan dekat antara dua orang atau lebih yang bisa bervariasi tingkatannya. Banyak usaha yang diperlukan untuk membentuk dan memelihara ikatan – ikatan ini yang akan menguntungkan kita dalam beberapa cara. Bagi kebanyakan manusia, hubungan – hubungan interpersonal memungkinkan kedua pihak untuk membantu memenuhi kebutuhan emosional dan kebutuhan fisik satu dengan lainnya. Orang – orang dengan hubungan interpersonal yang kuat dan sehat cenderung lebih sehat dan mengalami stres lebih sedikit.

Hubungan interpersonal terbentuk dalam konteks sosial, budaya dan pengaruh lain. Banyak orang menganggap lingkaran hubungan interpersonal sebagai jaringan yang mendukung antara perorangan. Secara teori, kebutuhan kita untuk membentuk ikatan ini timbul dari keterikatan antara perorangan yang bertahan lama, melewati jarak dan waktu. Keterikatan ini meningkatkan kemampuan bertahan hidup, khususnya saat anak berusia dini ketika ia bergantung sepenuhnya kepada orang tua terutama ibu dan pengasuhnya. Ikatan ini akan menjadi dasar dari seluruh kehidupan seseorang hingga ia dewasa.

Jenis Hubungan Interpersonal yang Intim

Walaupun demikian tidak semua hubungan interpersonal itu sama. Ikatan tersebut akan diartikan oleh beberapa ekspektasi berbeda antara orang – orang dan dalam konteks hubungan mereka, memisahkan ikatan menjadi keluarga, teman, hubungsn romantis, kolega, dan lain sebagainya. Jenis hubungan interpersonal dalam kesehatan mental yaitu:

1. Hubungan Romantis Pada Umumnya

Hubungan interpersonal dalam kesehatan mental salah satunya yaitu berupa hubungan romantis secara umum. Hubungan romantis bisa didefinisikan dalam berbagai cara yang tidak terhitung oleh banyak orang, termasuk para penulis, filsuf, para pemuka agama, ilmuwan, dan oleh para pakar konsultasi hubungan. Dua teori yang populer adalah Teori Cinta Sternberg dan Teori Cinta Fisher. Sternberg mengartikan cinta sebagai keintiman, gairah dan komitmen, yang ada pada berbagai tingkat dalam hubungan romantis juga dikenal sebagai segitiga cinta sternberg. Sedangkan Fischer mengartikan cinta dalam istilah tiga tahapan, daya tarik, cinta yang romantis, dan keterikatan.

2. Cinta atau Romansa

Kehadiran rasa cinta mendefinisikan arti dari hubungan romantis. Cinta sangat sulit untuk didefinisikan. Menurut Hazan dan Shaver yang mendefinisikan cinta berdasarkan teori keterikatan Ainsworth, mereka menyatakan mengenai cinta sebagai kedekatan yang kompromis, dukungan emosional, eksplorasi diri sendiri, dan kegelisahan antara dua orang yang terpisah dari orang yang dicintainya.

3. Tahapan Kehidupan

Hubungan dalam masa dewasa awal dicirikan oleh pertemanan, timbal balik dan pengalaman seksual, Ketika seseorang dewasa, ia mulai mengembangkan keterikatan dan kualitas untuk lebih mempedulikan orang lain dalam hubungannya, termasuk cinta, ikatan, keamanan dan dukungan untuk pasangannya. Hubungan awal cenderung lebih singkat dan menunjukkan keterlibatan lingkaran sosial yang besar. Hubungan yang terjalin kemudian seringnya ditandai oleh penyusutan pengaruh jaringan sosial, seiring dengan keputusan pasangan tersebut untuk menyediakan waktu lebih banyak untuk satu sama lain. Tahal hubungan selanjutnya menunjukkan tingkat komitmen yang lebih tinggi.

4. Hubungan dengan Orang Lain

Hubungan dengan orang lain yang berarti atau istilahnya adalah Significant Others mengacu pada hubungan romantis seseorang dengan pasangannya yang tidak mengikuti norma – norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya, hubungan antara dua orang berlawanan jenis yang tinggal bersama namun tidak terikat dalam pernikahan.

5. Pernikahan

Walaupun hubungan yang tidak tradisional terus berlanjut dan semakin marak, tidak sedikit orang yang masih memilih mengikat dirinya dalam suatu cara resmi yaitu melalui pernikahan. Masih banyak kelompok masyarakat dan lingkungan keluarga yang menganggap pernikahan sebagai sesuatu yang sakral dan sangat penting dilakukan untuk mengikat hubungan antara dua orang secara resmi menurut agama dan negara.

6. Hubungan Antara Orang Berstatus Single

Banyak orang yang memilih untuk tidak menikah, tidak berpasangan dan tetap melajang seumur hidupnya. Banyak orang mengambil keputusan tersebut karena berbagai hal, misalnya karena usia, kondisi keuangan dan kewajiban terhadap keluarga.

7. Berakhirnya Hubungan

Hubungan interpersonal dalam kesehatan mental juga terdapat dalam pemutusan hubungan. Memutuskan suatu hubungan bisa menjadi suatu pengalaman yang positif ketika hubungan tidak dapat berkembang dengan baik dan jika pengakhiran hubungan itu dapat membuat seseorang tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

8. Cinta Platonis

Hubungan interpersonal dalam kesehatan mental juga tampak pada cinta platonis. Cinta platonis adalah hubungan penuh kasih sayang tanpa atau tidak melibatkan elemen seksual, seringnya berada dalam tingkatan persahabatan yang dalam antara dua orang dengan jenis kelamin yang berbeda. Ketahui juga mengenai pendekatan psikoterapi terhadap mental ilness, gangguan mental pada anak, dan gejala gangguan mental pada remaja.

9. Hubungan Kasual

Hubungan ini ditandai dengan fakta bahwa kondisi hubungan tersebut dekat dengan beberapa aspek seksual. Aspek seksual ini termasuk hubungan satu malam dan hubungan teman tapi mesra yang melibatkan seks. Ketahuilah juga mengenai komponen kesehatan mental, cara untuk meningkatkan kesehatan mental, dan ruang lingkup kesehatan mental.

Jenis Hubungan Interpersonal Dalam Keluarga

Tidak hanya ada hubungan interpersonal dalam keintiman antara sepasang pria dan wanita yang jaruh cinta, ada pula hubungan interpersonal dalam kesehatan mental yang terjalin di dalam satu keluarga.  Hubungan keluarga adalah satu – satunya hubungan yang tidak bersifat sukarela. Hubungan – hubungan tersebut yaitu:

1. Hubungan Orang Tua dan Anak

Hubungan antara orang tua dan anak akan selalu menjadi objek perhatian banyak orang. Pada masa lalu, Freud menemukan Oedipus Complex, yaitu obsesi pada anak lelaki terhadap ibunya dan juga ketakutan kalah bersaing dengan ayahnya sendiri. Sebaliknya ada juga Electra Complex yang kurang dikenal, yaitu kondisi dimana gadis muda merasa kurang nyaman dengan ibunya sehingga terobsesi dengan sosok ayahnya. Ide Freud ini mempengaruhi hubungan antara orang tua dan anak selama beberapa dekade. Keluarga, terutama orang tua bertanggung jawab untuk melindungi anak – anak dan memenuhi kebutuhan fisik mereka sebagaimana menyediakan dukungan emosional dan pendidikan.Sebagai seseorang yang tumbuh dewasa, hubungan antara anggota keluarga akan berubah dan anak justru dapat menyokong orang tuanya secara fisik dan emosional.

2. Hubungan Saudara

Hubungan interpersonal dalam kesehatan mental antara saudara memiliki efek pada lingkungan sosial, psikologis, emosi dan akademik. Walaupun kedekatan dan kontak biasanya menurun seiring waktu, ikatan persaudaraan cenderung berlanjut untuk mempengaruhi orang – orang sepanjang hidupnya. Hubungan persaudaraan dipengaruhi oleh hubungan orang tua dan anak, sehingga hubungan persaudaraan pada masa kecil seringkali merefleksikan aspek positif atau negatif dari hubungan anak dan orang tuanya.

3. Teman-Musuh

Hubungan ini menggambarkan persahabatan yang menyimpan konflik diantara kedua pihak. Konflik ini dapat berupa persaingan, ketidak percayaan, atau kompetisi. Teman – musuh yang mengalami konflik persaingan cenderung ingin menjadi pusat perhatian atau menjadi sosok yang senang menciptakan drama dari satu situasi. Teman – musuh yang mengalami konflik kompetisi seringkali merasa lebih baik dari yang lainnya, sementara teman – musuh yang bermasalah dengan kepercayaan berhubungan dengan gosip atau berita jelek yang disebarkan pada teman yang lainnya. Jenis hubungan ini bisa terjadi pada saudara ataupun teman biasa.

Jenis Hubungan Interpersonal Lainnya

Hubungan interpersonal dalam kesehatan mental juga terjalin antara berbagai kalangan yang ditemui manusia dalam perjalanan kehidupannya, tidak hanya antara keluarga dan pasangan hidup saja. Hubungan interpersonal lainnya yaitu mencakup beberapa hal berikut:

1. Pertemanan

Hubungan pertemanan ini secara umum melibatkan rasa cinta, rasa hormat, kepercayaan, dan seringkali penerimaan secara kondisional. Hal ini disebabkan oleh penemuan akan adanya kesamaan antara perorangan yang terlibat. Pertemanan seringkali melibatkan keintiman yang sama atau bahkan lebih besar tingkatannya dengan hubungan keluarga. Hubungan ini terbentuk atas dasar sukarela dan bukannya berdasarkan faktor biologis. Orang bebas memasuki hubungan pertemanan atau keluar kapan saja ia merasa tidak lagi nyaman berada di dalamnya.

2. Kolega

Kolega, partner atau rekan kerja yang terlibat dalam hubungan ini merupakan orang – orang yang berbagi tempat kerja yang sama atau berkecimpung dalam karir yang sama. Mereka berbagi hubungan profesional dan dalam waktu tertentu hubungan ini juga berubah menjadi hubungan interpersonal. Ketahuilah juga pengaruh kesehatan mental terhadap tingkah laku, pentingnya kesehatan mental terhadap diri sendiri, dan juga terapi untuk kesehatan mental.

. Komunitas

Hubungan ini biasanya terbentuk karena berasal dari minat yang sama, keanggotaan tertentu secara formal seperti dalam sebuah klub, komunitas, persaudaraan, atau alumni dari suatu sekolah. Hubungan ini juga mirip dengan hubungan antara sesama prajurit dalam satu kesatuan militer. Hubungan interpersonal sudah tentu akan saling mempengaruhi, antara lain pengaruh pendidikan terhadap kesehatan mental, pengaruh budaya terhadap kesehatan mental, dan peran psikologi dalam biopsikologi gangguan mental.

Semua jenis hubungan interpersonal dalam kesehatan mental ini sangat berpengaruh terhadap kondisi mental seseorang dan perkembangan kepribadiannya. Hubungan yang sehat akan membentuk seseorang menjadi pribadi yang sehat pula dan lebih kuat dalam menghadapi berbagai masalah, sementara hubungan yang tidak stabil tidak akan dapat mendukung seseorang untuk mengatasi berbagai masalah dalam hidupnya dan sedikit banyak tidak dapat membentuknya menjadi pribadi yang positif. Diperlukan banyak kerja keras bagi seseorang yang tidak memiliki hubungan – hubungan yang stabil dalam hidupnya untuk menjadi seseorang yang memiliki pikiran positif dan kepribadian yang kuat.

You may also like