Home » Gangguan Psikologi » 7 Tujuan Psikoterapi yang Perlu Diketahui

7 Tujuan Psikoterapi yang Perlu Diketahui

by Gendis Hanum Gumintang

Ilmu Psikologi memiliki berbagai macam bentuk intervensi yang bersifat preventif, kuratif, dan promotif terkait dengan kondisi psikologis individu. Salah satu bentuk intervensi dalam psikologi yang terkenal adalah psikoterapi. 

Psikoterapi dengan konseling merupakan dua bentuk intervensi yang berbeda. Pada psikoterapi, terapis akan lebih berfokus pada mendengarkan dan menanyakan apa yang dirasakan oleh klien daripada memberikan saran atau meminta klien melakukan sesuatu. Sedangkan dalam konseling, konselor mendengar dan bertanya pada klien sekaligus memberikan penjelasan, saran, atau instruksi tertentu untuk membantu klien.

1. Memotivasi klien untuk berbuat baik

Klien psikoterapi terkadang memiliki kondisi psikologis yang mengganggu kehidupan sehari-harinya. Dengan bantuan terapi, diharapkan timbul motivasi klien untuk melakukan hal baik demi kebaikan dirinya dan orang lain.

2. Mengurangi emosi dengan katarsis

Katarsis merupakan upaya untuk mengalihkan emosi negatif, seperti rasa marah, sedih, denim, atau lainnya pada hal lain agar tidak terkurung saja di dalam diri. Melalui katarsis, diharapkan emosi-emosi tersebut tidak lagi terlalu mengganggu pikiran dan perasaan klien.

3. Mengembangkan potensi

Sering kali klien tidak menyadari apa potensi dan bakat yang dimilikinya karena lebih fokus pada merasakan gangguan-gangguan dalam diri. Dengan bantuan psikoterapi, diharapkan klien dapat menemukan kekuatan yang sebenarnya dapat ia kembangkan.

4. Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik

Beberapa klien memiliki gangguan mental yang membuatnya cenderung melakukan hal-hal negatif atau tidak dapat hidup dengan normal. Melalui proses terapi, klien dapat dibimbing untuk melakukan kebiasaan yang lebih positif untuk menggantikan kebiasaannya terdahulu. 

5. Mendapatkan insight

Psikoterapi adalah proses yang tidak singkat. Selama prosesnya, baik terapis maupun klien biasanya mendapatkan insight baru yang muncul sebagai hasil interaksi antara keduanya. Klien yang mengalami suatu gangguan sering kali sulit untuk merasakan ketenangan sehingga pencerahan yang bisa ia dapatkan tidak benar-benar ia terima dan dapat membantunya selama proses terapi.

6. Meningkatkan hubungan interpersonal

Komunikasi antara klien dengan terapis dapat membantu klien membentuk hubungan antarpribadi yang baik. Melalui terapis, klien dapat menyampaikan berbagai hal yang ia ingin sampaikan, tetapi sulit jika pada orang lain. Psikoterapi dapat membuat klien kembali menemukan cara untuk meningkatkan hubungan dengan orang lain.

7. Mengatasi masalah somatis dengan meningkatkan kesadaran tubuh 

Suatu situasi yang dialami klien dapat membuatnya merasakan gangguan psikosomatis, yakni kondisi di mana pikiran negatif membuat tubuh tersugesti untuk merasakan rasa sakit di bagian tubuh tertentu, padahal sebenarnya bagian tubuh tersebut baik-baik saja. Klien akan berusaha mengembalikan kesadaran terhadap tubuhnya sehingga ia lebih dapat merasakan dengan benar apa yang tubuhnya rasakan untuk mengatasi gangguan psikosomatis ini. Gunakan latihan dengan gerakan tubuh seperti yoga, senam, tarian untuk meningkatkan kesadaran tubuh.

You may also like