Moral merupakan sebuah rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi (gunarsa) di dalam sebuah moral terdapat yang namanya perilaku yang tertata dalam kehidupan, adat istiadat atau kebiasaan yang memang harus dipatuhi dna juga dipenuhi.
Namun menurut seorang ahli yang bernama Rogers, mengungkapkan bahwa moral merupakan sebuah aspek kepribadian dalam psikologi sosial yang memang dibutuhkan seseorang dalam kaitannya dalam suatu kehidupan social yang harmonis, seimbang dan juga adil, dalam perilaku yang stau ini memang sangat dibutuhkan agar bisa terwujud suatu kehidupan yang damau dna juga di dalam dipenuhi dengan keteraturan, keharmonisan dan juga ketertiban.
Menurut kohlbergg dalam sbeuah bukunya mengungkapkan, penilaian dan juga perbuahan sebuah mioral pada intinya memang bersifat rasional, dari segala aspek dan keputusan moral memang bukanlah sebuah perasaan ataupun suatu inilah, melainkan selalu mengandung psikologi kognitif.
Pada sebuah keadaan, dan juga titik pandang masing-masing setiap indovisu, baik di dalamnya kewajiban dan juga hak serta keterlibatan setiap pribadi pada suatu hal yang baik dan juga adil, sehingga secara keseluruhan semua tindakannya berhubungan dengan tindakan kognitif.
Tahapan Moral
Dalam sebuah tahapan moral memang terdapat yang namanya tahapan perkembangan, dan di dalamnya terdapat berbagai tingkatan, namun setiap ahli mengurtarakan hal-hal tersebut yang berbeda-beda. Misalnya di dalam usia seorang manusia, tahapan moral terdiri dari beberapa bagian yang disesuaikan dengan usianya:
- Usia anak 6 sampai 12 bulan: Tahapan perkembangan moral: dimana orang tua harus bisa mengendalikan dan juga melindungi bayi tersebut.
- Usia 12 sampai 18 bulan: Tahapan perkembangan moral: perlu diberikan komitmen dengan menggunakan hati nurani dna juga perhatian pada sebuah objek dimana tidak akan emncerminkan sebuah kecemasan yang akan salah.
- Usia 18 sampai 30 bulan: Tahapan perkembangan moral : anak harus ditunjukan sesuatu hal yang sifatnya baik, seperti menolong, rasa empati, rasa bersalah agar hal tersebut bisa mendorong perkembangan moralnya kelak.
- Usia 4- 6 tahun: Tahapan perkembangan moral harus diberikan perilaku membnatu orang lain agar nnatinya bisa mendapatkan pujian dan menghindari penolakan.
- Usia anak 9- 11 tahun: Diberikan penlaran dimana anak harus menjadi baik dan juga memelihara tatanan social dan psikologi lingkungan yang ada di sekitarnya, serta agresi beralih hubungan.
- Usia 16-20 tahun: Tahapan perkembangan moral relativisme dan juga mmeainkan sebuah peranan penting.
Tahapan moral menurut para ahli
- Tahapan pramoral, dimana hal tahaoan yang satu ini terlihat dari saat anak belum menydarai segala hal di dalam hidupnya yang berkaitan dengan sebuh aturan
- Tahapan konvensional, dalam hal ini ditandai dengan adanya perkembngan dan juga kesadaran akan ketaatan pada kekuasaan
- Tahapan otonom, dalam tahapan yang stau ini bisa ditandai dengan sebuah perkembangan keterikatan di dalam sebuah aturan dalam resprositas.
Tahapan perkembangan moral menurut Lawrence E kholberg
- Tingkat prakonvensional
Dimana dalam tahapan yang satu ini, tahapan sebuah perkembangna moral dan juga aturan-aturan yang diungkapkan masih dalam tafsiran oleh sebuah individu atau anak yang bisa berakibat fisik yang nantinya akan diterimanya, dalam hal ini juga terdapat dua tahapan lagi, yaotu orientasi hukuman dan juga kepatuhan serta orientasi relativitas instrumental
2. Tingakatan konvensional
Dalam hal ini terdapat sebuah perkembangan moral yang aturan-aturannya dam ungkapan-ungkapan moral dipatuhi atas dasar menuruti keluarga, kelompok dan juga masyarakat. Dalam tingkatan yang stau ini juga terdapat dua tahapan, didalamnya termasuk tahapan orientasi kesepatakaan antara pribadi serta tahapan orientasi hukum atau juga ketertiban.
3. Tahapan tingkat pascakonvensional
Merupakan sebuah tahapan perkembangan moral yang aturan-aturannya serta di dalam ungkapannya dapat dirumuskan secara jelas dan juga berdasarkan nilai-nilai dan prinsip moral yang memiliki keabsahan dan juga dapat diterapkan,dalam hal ini terlepas danri otoritas dan identifikasi diri dengan kelompoknya, pada tingkatan yang stau ini terdapat dua tahapan, yaitu tahapan orientasi social legalitas dna juga tahapan orientasi prinsip etika universal.
Tahapan perkembangan moral menurut Jhon Dewey
- Tahap pramoral, dalam hal ini ditandai anak saat belum bisa menyadari keterikatannya pada sebuah aturan
- Tahap konvensional, dimana dalam tahapan ini ditandai dengan sebuah perkembangan kesadaran akan adanya ketaatan pada kekuasaan.
- Tahap otonom, dalam hal ini ditandai dengan adanya perkembangan keterikatan pada sebuah aturan yang di dasarkan pada resiprositas.
Tahapan Pra konvensional
Dalam tingkatan yang satu ini terdapat hal yang berakitan dengan sebuah penalaran dalam moral, dimana mislanya pada anak-anak, meskipun pada orang dewasa juga bisa menunjukan hal yang sama dalam tahapan yang satu ini.
Dalam tingkatan pra konvensional kita menilai sebuah moral dari segala sesuatu yang telah kita lakukan dan juga menanggung konsekuensinya secara langsung, dalam tingkatan ini terdapat dua jenisnya diantaranya perkembangan miral dan juga sbeuah tingkatan yang murni bisa melihat diri di dalam bentuk egosentris.
Untuk tahapan yang pertama, setiap individu bisa jauh lebih focus pada konsekuensi yang telah dilakukannya secara langsung, dari appaun yang mereka lakukan ataupun tindakannya, dan untuk tahapan kedua.
Biasanya dalam sebuah perilaku ada yang bisa didefinisikan dengan apa yang disukainya, namuan dalam hal ini penalaran yang ditunjukan kurang mmeperhatikan apa yang menjaid kebutuhan dari orang lain, hanya saja dalam tahapan yang satu ini kita bergerak dengan hal sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Tahapan konvensional
Di dalam tahapan konvensional, mulai dari remaja sampai orang dewasa biasanya ditandai dengan nilai moral yang berasal dari sebuah tindakan dan dijadikans ebuah perbandingan dengan sebuah pandangan yang sangat diharapan di dalam masyarakat, dalam tingkatan ini juga terdapat 3 tahapan lagi di dalamnya.
Misalnya saat seseorang sudah mulai masuk ke dalam lingkungan masyarakat, dna harus menerima peranna sosialnya. Dna kita sebagai masyarakat pun harus mau menerima mengenai hal yang menjadi persetujuan datupun bisa ketidaksetujuan pada orang lain dalam mereflesikan sebuah peranan yang merek miliki.
Untuk tahapan berikutnya dimana kita harus bisa mmatuhi segala hukum ataupun keputusan yang berlaku, karena akan sangat berguna untuk bisa memelihara fungsi atau peranan di dalam masyarakat, penalaran yang satu ini juga bukan hanya sekedar kebutuhna dan juga penerimaan di dlama masyarakat.