Psikologi industri adalah penerapan psikologi untuk kehidupan kerja. Dalam arti yang lebih luas, industri juga mencakup pentingnya memahami bisnis (Munandar, 2014). Psikologi Industri adalah studi ilmiah tentang perilaku, pemikiran, emosi dan motivasi, serta proses mental orang-orang dalam industri/organisasi yang berorientasi pada sistem kegiatan yang terkoordinasi oleh sekelompok orang yang bekerja sama untuk itu. tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan yang tegas (Wijono, 2010).
Psikologi industri merupakan suatu badan (A Body Of Knowledge) yang memuat fakta, aturan dan prinsip tentang perilaku manusia dalam bekerja. Informasi ini dapat disalahgunakan untuk menyebabkan kerugian dan mengambil keuntungan bagi mereka yang terlibat. Penggunaan informasi psikologis industri harus ditujukan untuk keuntungan para pihak, baik perusahaan sebagai organisasi dan karyawannya.
Konsep teori psikologi industri-ruang lingkup meliputi konsep pergerakan (enterprise) Psikologi industri merupakan hasil pengembangan dari psikologi umum, psikologi eksperimen dan psikologi khusus. Saat ini, perilaku manusia dipelajari dalam kaitannya dengan kegiatan industri untuk mengembangkan teori, aturan, dan prinsip psikologis baru yang diterima secara umum di bidang industri.
Alat untuk mengukur perbedaan individu juga sedang dikembangkan untuk meningkatkan akurasi penelitian psikologis tentang seleksi, penempatan, presentasi diri, konseling karir, dan pengembangan karir. Aspek terapan psikologi industri dan organisasi mengundang interpretasi bahwa psikologi baik untuk manajemen, pemimpin bisnis dan pemilik, dan buruk untuk karyawan dan konsumen.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi industri adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam kehidupan kerja, dimana manusia berperan sebagai pekerja baik sendiri maupun berkelompok.
Tujuan Psikologi Industri
1. Melakukan riset
Tujuan psikologi industri adalah melakukan penelitian untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang perilaku manusia dalam bekerja. Penelitian ini berguna untuk mengetahui sejauh mana kinerja dan tingkat keprofesionalan seseorang dalam bekerja.
2. Penerapan pengetahuan profesional
Tujuan psikologi industri adalah menerapkan pengetahuan ini untuk memperbaiki perilaku kerja, lingkungan kerja, dan keadaan psikologis karyawan. Psikologi industri dapat bertanggung jawab atas tujuan ini sebagai peneliti dan praktisi psikologi industri.
3. Membuat karyawan menyukai pekerjaannya
Bahwa semua karyawan sangat mencintai pekerjaan mereka sehingga mereka tidak sabar untuk bekerja dan sangat cakap dan terlatih sehingga kinerja mereka luar biasa. Sayangnya, tidak semua karyawan menikmati pekerjaannya dan tidak semua karyawan berhasil dalam pekerjaannya.
4. Untuk meningkatkan kinerja individu
Salah satu tujuan psikologi industri adalah kriteria evaluasi yang diungkapkan dengan jelas. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kinerja individu dan menyelaraskan tujuan dan perilaku individu dengan tujuan strategis organisasi. Pengukuran ini dilakukan dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun, dan menjadi evaluasi yang diakhiri dengan penilaian terhadap prestasi pegawai dalam pekerjaannya.
Penilaian kinerja merupakan isu penting dalam kehidupan organisasi. Tanpa evaluasi kinerja, sulit bagi perusahaan untuk mengintegrasikan fungsi dengan proses organisasi karyawan untuk mencapai tujuan. Bisa jadi, meski terkesan sibuk, namun hasilnya tidak mengarah pada pencapaian tujuan industri.
Namun, baik peneliti maupun praktisi telah menunjukkan kelemahan sistem penilaian kinerja: terlalu birokratis, terlepas dari tugas pekerjaan sehari-hari, fokus pada masa lalu (bukan masa depan) dan ketidakmampuan menjelaskan apa yang terjadi pada karyawan serta mengharapkan dan memberikan umpan balik yang efektif dari mereka. Penilaian kinerja pada akhirnya banyak yang tidak meningkatkan kinerja dan keterampilan karyawan.
5. Informasi lebih lanjut tentang sikap kerja tenaga kerja
Psikologi industri juga mencakup sikap tenaga kerja untuk bekerja di perusahaan. Hal ini tentu saja krusial, karena kinerja staf yang baik berdampak positif bagi perkembangan perusahaan. Sebaliknya, jika kinerja seorang karyawan kurang baik, maka akan mempengaruhi produktivitas perusahaan.
Oleh karena itu, psikologi industri menekankan beberapa topik yang merupakan bagian dari sikap kerja, seperti kepuasan kerja, komitmen, perilaku kewargaan organisasi, dan perilaku antisosial di tempat kerja.
Tujuan Psikologi Industri
- Untuk membantu mencapai tujuan perusahaan atau organisasi.
- Sebagai penghubung antara kebutuhan individu dengan perusahaan atau organisasi.
- Membantu meningkatkan kinerja individu dalam bekerja sehingga perkembangan perusahaan juga ikut terpengaruh secara positif.
- Berorientasi pada kesejahteraan karyawan atau anggota, mengetahui kepuasan kerja mereka.
- Untuk kepuasan karyawan dimana psikologi industri mempelajari perilaku dan sikap manusia untuk mengukur kepuasan karyawan. Dalam hal ini, psikolog merekomendasikan perubahan untuk meningkatkan kenyamanan dan rasa kesejahteraan karyawan di tempat kerja. Sehingga dia bisa lebih produktif lagi.
- Untuk keseimbangan kehidupan kerja dimana ketika seorang psikolog memperhatikan bahwa karyawan sedang stres dan tidak bahagia, dia menyarankan agar manajemen kerja menerapkan program work-life balance atau keseimbangan kehidupan kerja. Tujuannya untuk menghilangkan stres para karyawan. Dengan demikian, program ini membantu para pekerja untuk menciptakan tidak hanya lebih banyak, tetapi juga pekerjaan yang lebih baik. Keberhasilan program ini telah mengurangi perputaran staf dan kelelahan. Jika program berhasil, justru meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan dalam bekerja.
- Untuk mengurangi stres kerja dimana psikologi industri berfokus pada bagaimana karyawan melakukan tugas mereka dan bagaimana perusahaan berfungsi dari karyawan hingga manajemen. Ini bertujuan untuk memberikan saran yang berguna tentang praktik manajemen, organisasi perusahaan dan faktor lain yang menyebabkan dampak stres kerja menurut psikologi. Ini mengurangi stres kerja dan meningkatkan kinerja perusahaan.
- Untuk membangun tim dimana dalam hakikat psikologi industri dan organisasi menawarkan banyak teknik untuk membangun tim. Informasi ini dapat menjadi ice breaker untuk menciptakan ikatan antar karyawan untuk mencapai tujuan bersama. Misalnya, perusahaan memberi penghargaan kepada industri yang mencapai tujuan industri.
- Untuk monitoring dan evaluasi dimana perusahaan dapat menggunakan psikologi industri untuk meningkatkan metode rekrutmen mereka. Sehingga perusahaan dapat lebih fokus pada keahlian, pengalaman dan menilai kecocokan kandidat dengan budaya perusahaan. Misalnya, psikologi industri membantu perusahaan mengembangkan pertanyaan wawancara tentang pemecahan masalah secara kreatif, bekerja sebagai anggota tim, menciptakan nilai bagi pelanggan, menjaga standar etika, dan banyak lagi.
- Meningkatkan produktivitas dimana dalam psikologi industri mengatasi masalah produktivitas dalam beberapa cara. Misalnya, menawarkan beberapa peluang kepada personel produksi untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi kelelahan. Selain itu, ia terlibat dalam interaksi sosial dengan rekan kerja dan manajemen untuk menentukan tingkat produktivitas. Karena dapat membantu perusahaan meningkatkan produktivitas dengan memenuhi kebutuhan karyawan.
Tokoh Psikologi Industri
Tiga tokoh yang membahas perkembangan psikologi industri atau organisasi. Ketiga tokoh ini berasal dari bidang yang berbeda yaitu sebagai berikut:
1.Walter Dill Scott
Ia adalah tokoh periklanan yang pertama kali memasukkan aspek psikologis dalam periklanan. Periklanan merupakan bagian penting dari pemasaran produk industri. Dia telah menulis buku dan artikel yang berhubungan dengan masalah psikologis dalam periklanan.
Buku pertamanya, The Theory of Advertising, diterbitkan pada tahun 1901, dan buku keduanya, The Psychology of Advertising, diterbitkan pada tahun 1908. Kedua buku ini membahas tentang pentingnya mempengaruhi perilaku konsumen melalui periklanan.
Isi buku pertamanya mencakup saran dan argumen untuk mempengaruhi perilaku konsumen, sedangkan buku kedua berbicara tentang kemungkinan peningkatan keterampilan kerja karyawan dengan menggunakan prinsip imitasi, kompetisi, loyalitas, dan fokus.
Pada tahun 1911, dua buku lagi diterbitkan, “Mempengaruhi Orang dalam Bisnis” dan “Meningkatkan Efisiensi Orang dalam Bisnis“. Isi kedua buku tersebut juga berkisar pada pentingnya faktor psikologis dalam periklanan dalam mempengaruhi perilaku dan pola pikir konsumen.
Pembelian Pada tahun 1919 ia mendirikan asosiasi konsultan pertama dalam psikologi industri. Selama Perang Dunia I, Angkatan Darat AS mengundangnya untuk mencoba intelijen militer untuk seleksi dan promosi. Secara khusus, dia menggunakan tes psikologi terkait dengan tindakan personel.
2. Hugo Musterberg
Dia adalah seorang psikolog Jerman dan diundang ke Amerika Serikat untuk mengajar psikologi kepada mahasiswa Universitas Harvard. Ia adalah seorang tokoh terpelajar yang dapat berbicara dengan baik dan merupakan sahabat dari Presiden Amerika Serikat yaitu Presiden Theodore Roosevelt.
Musterberg sangat tertarik untuk menerapkan elemen psikologis pada masalah industri praktis. Ia menulis buku “Psychology and Industrial Efficiency” pada tahun 1913, yang isinya membahas tiga aspek, yaitu pemilihan karyawan, perancangan situasi kerja dan penggunaan unsur psikologis dalam periklanan.
Di kalangan psikolog industri, ia dikenal sebagai bapak psikologi industri. Selama Perang Dunia Pertama dia mendukung tentara Jerman. Akibatnya, dia diisolasi Akhirnya, Musterberg meninggal pada tahun 1916.
3.Frederick W.Taylor
Tokoh ketiga adalah seorang perwira militer bernama Frederick W. Taylor. Dia adalah seorang perwira militer yang pertama kali memahami pentingnya seragam kerja untuk memaksimalkan produktivitas industri. Bukunya tahun 1911, The Principles of Scientific Management, memuat beberapa prinsip yang menurutnya penting diterapkan di tempat kerja untuk meningkatkan produktivitas.
Prinsip-prinsipnya adalah sebagai berikut:
- Aturan untuk produksi pekerja berkualitas dalam bentuk karya ilmiah.
- Karyawan yang baik diseleksi dan dimotivasi untuk melanjutkan program pelatihan yang ditawarkan.
- Menciptakan semangat kerjasama antara karyawan dan manajemen dan
- Berbagi tanggung jawab untuk perencanaan kerja antara manajemen dan karyawan. Dia menguji prinsip-prinsip ini dengan para pekerja yang mengendalikan kekuasaannya. Dalam penelitian ini, ia menentukan waktu antara kerja dan hari libur seorang karyawan. Hasil penelitian ini membuka mata manajemen saat itu akan pentingnya prinsip istirahat dalam bekerja. Aturannya banyak ditentang oleh publik karena aturan tersebut dipandang tidak manusiawi dan menyebabkan pengangguran karena industri mulai menurun. Namun, Taylor tetap berpegang pada prinsipnya bahwa peningkatan efisiensi pekerja dapat menyebabkan peningkatan produktivitas, yang pada gilirannya mengarah pada pengembangan industri. Menurutnya, karyawan harus berspesialisasi dalam pekerjaannya agar menjadi lebih kompeten. Baginya, pekerja terampil itu bagus untuk industri.
Contoh Psikologi Industri
Salah satu contoh psikologi dalam bidang industri adalah analisis kerja dimana analisis adalah tolok ukur yang digunakan untuk menentukan perekrutan dan penempatan karyawan. Analisis pekerjaan meliputi deskripsi jabatan, spesifikasi pekerjaan, evaluasi jabatan dan desain ulang pekerjaan.
Analisis pekerjaan juga dapat digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang dicapai oleh karyawan, sebagai panduan untuk mengevaluasi kinerja karyawan, dan lain-lain yang meliputi:
- Deskripsi pekerjaan menggambarkan posisi, tanggung jawab, tugas dan wewenang karyawan.
- Spesifikasi pekerjaan merupakan informasi tentang karakter karyawan yang diharapkan perusahaan, pengalaman kerja karyawan sebelum bergabung dengan perusahaan, dan tingkat pendidikan karyawan.
- Evaluasi jabatan pekerjaan adalah perkiraan yang digunakan perusahaan sebagai acuan untuk menentukan upah berdasarkan jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan.
- Desain ulang jabatan adalah kegiatan di mana tugas-tugas diperintahkan untuk menyesuaikan pekerjaan lama dengan kegiatan baru. Transformasi tugas ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas staf sesuai dengan kemampuannya. Stasiun juga terus direnovasi jika ada kebutuhan akan tempat kerja baru atau perubahan tugas pekerjaan.