Menjadi seorang ibu tentunya diinginkan oleh hampir semua wanita, dalam hal ini wanita yang baru saja merasakan kehamilan biasanya perlu melakukan berbagai cara agar bisa beradaptasi dengan kehamilannya.
Dimana adaptasi tersebut memang membutuhkan proses psikologi social di dalamnya. Selain itu peran psikologi kognitif juga memiliki peranan yang cukup penting untuk dalam proses yang satu ini.
Dimana seorang ibu memang harus bisa beradaptasi dengan sebuah perubahan dan peranan yang harus dilalauinya.
Perlu anda ketahui kehamilan memang merupakan saat dimana seorang wanita cukup banyak mengalami yang namanya perubahan dan harus melakukan adaptasi.
Dimana adanya perubahan perubahan tersebut seringkali membawanya pada perubahan emosional yang sangat signifikan, karena sering juga kita mendengar dan merasakan bahwa menjadi seorang ibu amatlah sangat membahagiakan.
Apalagi saat anda menunggu kehadiran dan juga kelahiran bayi yang sedang dikandung, tapi di sisi lain wanita juga seringkali merasakan khawatir mengenai kehamilan yang sedang dilaluinya, dimana dia seringkali merasa takut kehilang aura kecantikannya, berat tubuhnya, atau mengenai hal yang berhubungan dengan kelahiran bayinya nanti.
Ada juga beberapa wanita yang bahkan sangat menghawatirkan mengenai kemungkinan kematian yang bisa saja terjadi pada dirinya, sehingga tidak heran banyak wanita hamil yang seringkali banyak menuntut.
Sehingga wanita tersebut tentunya sangat membutuhkan yang namanya dukungan psikologis keluarga, dan juga lingkungan yang ada di sekelilingnya.
Proses perubahan kehamilan semester 1
Trimester pertama merupakan masa dimana terjadinya sebuah penantian dan juga terdapat awal dari kekhawatiran wanita hamil mengenai penantian yang dilaluinya, dimana dalam hal ini terjadi perubahan konsepsi kadar hormone progesterone dan juga strogen di dalam tubuh wanita, sehingga bisa juga menimbulkan rasa yang tidak enak di tubuh, seperti adanya rasa mual, payudara membesar, kecemasan, dan bahkan tidak jarang ibu yang tidak bisa mengatasinya malah membenci kehamilan yang terjadi di dalam dirinya, sehingga terjadi sebuah rasa penolakan.
Bahkan hampir 80% merasakan yang namanya depresi, gelisah dan juga rasa kecewa.
Adanya perubahan saat masa kehamilan trimester pertama ini bisa di dasari dengan perubahan teori revarubin.
Dimana dalam hal ini adanya sebuah teori yang dilakukan melaui pencapaian wanita menajadi seorang ibu, dan tentunya membutuhkan proses yang cukup panjang dan juga proses belajar dalam melaluinya. Dimana dalam proses trimester pertama juga seorang ibu sedang mencari pencapaian yang akan dilakukanya.
Misalnya dengan lebih meyakinkan dirinya bahwa dirinya harus melalui banyak perubahan mengenai kehamilannya. Dan perubahan tersebut pun tentunya jangan terlalu dikhawatirkan dengan secara berlebihan.
Meskipun beberapa diantaranya ada juga yang mengalami masa dimana adanya ketakutan, perubahan fisik dan juga psikologisnya, bahkan ada juga yang merasa masih mimpi.
Proses perubahan trimester 2
Masuk ke dalam trimester kedua merupakan saat dimana hanya perubahan periode kesehatan yang jauh lebih baik, dimana wanita juga sudah mulai merasa nyaman dengan kehamilan yang sedang dilaluinya, tapi sayangnya pada fase dan proses trimester kedua ini dimana banyak sekali fase kemunduran yang dilalui wanita hamil.
Dimana seorang ibu harus bisa mengembangkan identitas dirinya sebagai seorang ibu yang akan memiliki anak dan menyambut kehadiran si buah hati.
Karena saat mulai memasuki awal dari trimester kedua ini wanita akan jauh lebih sering mencermati berbagai perasaan yang ada di dalam dirinya, dimana potensial kemungkinan hubungan di antara ibu dan anak harus lebih dikaji lagi.
Dalam hal ini juga terjadi yang namanya sebuah kualitas yang perlu dimiliki oleh setiap ibu, yaitu seorang ibu perlu dihargai dan juga dihormati.
Menjaga hubungan tetap kuat
Menjadi seorang ibu tentunya bukanlah hal yang mudah, karena selama kehamilan harus dilalui dengan berbagai hal yang membuat ibu banyak melalui hal-hal yang tidak mudah.
Sehingga dalam hal ini perlu dilakukan kondisi dimana dengan pasangan harus bisa jauh lebih kuat.
Karena banyak juga seorang wanita yang takut pasangannya menganggap dirinya tidak menarik lagi, hal ini dikarenakan perubahan kondisi fisik yang terjadi pada wanita selama hamil.
Dimana untuk itu perlu dilakukan komunikasi yang baik agar bisa mengatasinya, komunikasi juga merupakan hal yang sangat penting dan harus dimulai bahkan sejak kehamilan trimester pertama.
Anda juga harus sering mendiskusikan hal ini agar tidak ada perubahan emosional dan juga depresi pada wanita yang hamil, dimana cara ini akan sangat menolong ibu dan juga pasangannya.
Perubahan pada trimester III
Akhir trimester ini merupakan hal yang paling ditunggu dan juga dinanti-nanti, karena adanya sebuah periode penantian dan juga rasa waspada yang membuat ibu tidak sabar menunggu kelahiran sang buah hati.
Mulai banyak persiapan yang dilakukan dan juga perhatian yang akan dilakukan untuk kelahiran penyambutan bayi tersebut. perubahan seperti gerkan bayi di dalam perut ibu pun akan semakin menambah ikatan ibu dan anak.
Namun hal ini jugalah yang biasanya banyak dikhawatirkan setiap ibu. Karena takut anaknya lahir sewaktu-waktu, sehingga perlu dilakukan kewaspadaan, sehingga terjadinya persalinan yang tidak terduga pun akan bisa dikurangi.
Beberapa wanita juga bnayak yang merasa takut jika tidak bisa melahirkan secara normal, dan mulai ingin melindungi bayinya yang bisa terjaadi pada kemungkinan hal buruk yang bisa saja terjadi pada ibu dan juga bayi.
Ketakutan itu juga mulai ditambah dengan rasa sedih ibu karena penampilan dirinya yang semakin tidak menarik, sehingga memang perlu dilakukan berbagai dukungan dari suami dan juga keluarga.
Rasa tidak nyaman yang pernah dirasakannya saat trimester awalpun mulai dirasakannya lagi, sehinga ketidak nyamanan pada fisiknya pun semkain dirasakannya, bahkan akan semakin kuat ketika menjelang masa persalinan, dimana adanya dukungan yang besar dan juga konsisten memang harus dimiliki oleh ibu hamil pada masa ini.
Bahkan kehilangan hasrat seksual pada ibu hamil trimester akhirnya ini juga mulai dirasakannya, dalam hal ini juga peranan suami memang sangat dibutuhkan, agar wanita atau ibu hamil tetap merasa percaya diri mengenai kehamilan yang akan dilaluinya sebentar lagi.
Karena rasa nyaman tersbeut memang harus dimiliki oleh setiap ibu hamil yang sednag mengandung.