Perubahan psikologi bisa artikan dengan tekanan sosial (stressor psikososial), yang pada akhirnya diidap beberapa orang sehinga menimbulkan perubahan dalam kehidupannya untuk beradaptasi. Pada masa didik, hal tersebut sangatlah penting karena dapat menentukan karakteristik peserta didik di masa depan.
Oleh sebab itu apabila peserta didik tidak diperlakukan dengan baik dan benar, maka kedepannya akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Berdasarkan teori perkembangan psikososial menurut Erik Erikson, setiap individu akan mengalami 8 tahapan perubahan psikososial.
Yang mulai terjadi dari seorang bayi yang baru lahir ke dunia, kemudian tumbuh menjadi anak-anak, lalu adanya tahap perkembangan psikososial pada remaja, kemudian tahap dwasa, sampai dengan akhirnya meninggal dunia. Pada masing-masing tahapan ini memiliki ciri-ciri berbeda yang menunjukkan perubahan psikososial.
Pada peserta didik di sekolah dasar dan menengah, akan ada 2 tahapan penting yang akan dilalui yakni merasa mampu pada usia 6-11 dan membangun identitas pada usia 12-18 tahun.
Pada saat melalui tahapan ini, terdapat sejumlah ciri-ciri perubahan psikososial pada diri peserta didik yang muncul, di antaranya adalah:
1. Adanya rasa bangga
Salah satu yang menjadi ciri dari perubahan psikososial pada peserta didik adalah ketika munculnya rasa bangga terhadap kemampuan yang mereka miliki. Hal ini terjadi ketika peserta didik telah berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, khususnya tugas-tugas yang bersifat akademik. Apalagi jika mereka mendapatkan nilai yang memuaskan dalam tugas-tugas tersebut, perasaan bangga terhadap diri sendiri akan semakin menggebu dan memuaskan mereka.
2. Memiliki rasa tanggung jawab
Adanya rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh peserta didik. Ketika peserta didik diberikan suatu tantangan untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu, maka mereka akan mengusahakan berbagai cara agar dapat memahami dan berusaha untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan tuntas dan minim kesalahan.
3. Adanya perkembangan perasaan yang dimiliki
Adanya perkembangan moral dan perasaan yang dimiliki oleh peserta didik sendiri. Seperti misalnya, adanya perkembangan rasa suka terhadap lawan jenis, perasaan nyaman terhadap hubungan keluarga, dan perasaan nyaman dalam persahabatan dengan teman-teman.
Peserta didik cenderung suka melakukan pencarian dengan tujuan melakukan sesuatu (bereksplorasi) terhadap perasaannya yang terkadang membuat mereka dapat mempelajari banyak hal dari eksplorasi tersebut seperti misalnya hal-hal yang menyakitkan seperti duka, sedih, kesal, marah, kecewa, dan lain-lain.
4. Memiliki dorongan untuk mengeksplorasi diri
Dengan mereka yang mulai memiliki dorongan untuk mengeksplorasi diri sendiri, terutama terkait terkait peran-peran mereka yang ada di lingkungan sekolah, masyarakat, atau lingkungan sosial yang paling dirasa sesuai dengan kemampuan diri peserta didik ataupun keingintahuannya terhadap suatu hal yang membuatnya penasaran.
5. Memiliki inisiatif untuk berkembang
Ciri perubahan psikososial yang dapat dilihat dari peserta didik adalah memiliki rasa inisiatif untuk berkembang. Hal yang dapat diamati oleh tenaga pendidik adalah berkembangnya inisiatif peserta didik dalam melakukan suatu hal. Hal ini berkenaan dengan karakteristik anak-anak atau remaja yang selalu ingin tahu terhadap hal-hal baru yang ditemuinya dan berusaha mengeksplorasi hal-hal baru tersebut.
Meskipun begitu, perlu untuk dipahami bahwa perkembangan inisiatif ini hanya akan didapatkan saat peserta didik mendapatkan perlakuan yang baik di lingkungannya.
6. Mandiri
Ciri yang berikutnya dari perubahan psikososial peserta didik adalah dengan mereka yang menunjukkan sikap kemandirian. Hal ini biasanya bisa ditunjukkan dengan berbagai macam cara, seperti misalnya peserta didik yang menyelesaikan sendiri tugas-tugas sekolah yang diberikan, selalu bertanggung jawab atas hal yang diberikan kepada mereka, serta mampu secara mandiri melindungi dirinya sendiri dari bahaya yang mengincarnya. Selain itu, peserta didik juga sudah mampu membentengi dirinya dengan menghindar dari perbuatan atau pergaulan yang tidak baik.
7. Memiliki rasa rendah diri
Ada juga sifat negatif yang terjadi pada diri peserta didik, seperti memiliki rasa rendah diri atau insecure atas kemampuan yang mereka miliki. Rasa rendah diri ini hadir ketika peserta didik tidak mendapatkan hasil yang memuaskan dan sesuai harapan terutama dalam bidang akademik.
Biasanya, ketika peserta didik mengalami hal ini, mereka yang tidak mendapat pengertian dan dukungan yang baik dari lingkungan sekitarnya akan memgalami masalah psikososial. Dan contohnya adalah membuat peserta didik memiliki rasa rendah diri atas kemampuan yang dimilikinya sehingga apabila berlarut-larut maka hal ini akan membuat mereka juga kehilangan rasa percaya diri dalam dirinya dan pada akhirnya mereka akan merasa kesulitan dalam mencari cara mengatasi rasa tidak percaya diri.
8. Merasa tidak aman
Adakalanya merasa tidak aman, takut, dan bingung akan masa depannya nanti. Dan jika perasaan ini sedang terjadi pada peserta didik, maka mereka diharuskan mendapat bimbingan dan pendampingan khusus agar hal ini tidak terus berlanjut dan justru malah akan berdampak kurang baik pada masa depannya nanti.
Ketika peserta didik sedang melalui tahap perubahan psikososial, tentu saja ciri-ciri yang terjadi pada diri peserta didik tidak hanya soal hal-hal positif saja, akan tetapi ada juga hal negatif yang mereka rasakan. Oleh karena itu untuk membantu menghilangkan pikiran negatif yang sedang dirasakan oleh peserta didik, tenaga pendidik harus mengetahui apa itu insecure dalam psikologi.
Serta, memberi tahu peserta didik mengenai bagaimana tips agar tidak insecure terhadap diri sendiri. Selain itu, tenaga pendidik juga harus selalu membimbing dan memberikan konseling kepada mereka agar mereka tidak merasa rendah diri, takut, dan kebingungan dalam menentukan masa depannya nanti.