Freud merupakan seorang pendiri aliran psikoanalisis dalam ilmu psikologi yang memakai istilah mekanisme pertahanan diri atau defence mechanisme untuk sebuah proses yang terjadi secara tidak sadar dalam melindungi individu sebagai cara menghilangkan kecemasan lewat putar balik fakta. Sebenarnya, jenis strategi yang dipakai ini tidak merubah objektif berbahaya namun hanya mengubah bagaimana cara pandang individu dalam memikirkan sebuah masalah. Dalam ulasan kali ini, kami akan memberikan beberapa jenis mekanisme pertahanan diri yang umumnya dilakukan individu khususnya pada remaja yang sedang mengalami masalah berhubungan dengan kedewasaan.
- Represi atau Repression
Represi merupakan cara seseorang untuk menahan furstasi yang sedang dirasakan, mimpi buruk, konflik batin, masalah keuangan dan masalah lain yang bisa menyebabkan kecemasan. Seseorang nantinya akan berusaha untuk merepresikan perasaan dengan cara lebih banyak berbicara tentang berita baik dibandingkan berita buruk dan selalu menekankan hal hal positif dibandingkan negatif.
Contoh dari resepsi adalah saat seseorang bermimpi jika seseorang yang berarti dalam hidupnya meninggal, maka ini bisa menyebabkan rasa cemas dalam diri orang tersebut. Agar rasa cemas tersebut bisa ditekan, maka ia akan menutupinya dengan selalu berpikir positif dan beranggapan jika hal buruk yang ia pikirkan tidak akan menjadi kenyataan.
- Pembentukan Reaksi atau Reaction Formation
Seseorang akan membentuk sebuah reaksi pada saat sedang menyembunyikan perasaan atau motif yang sebenarnya sedang terjadi sekaligus memperlihatkan mimik yang berbeda dengan ekspresi sebenarnya. Sigmund Freud beranggapan jika bentuk macam macam sifat manusia dan reaksi dipakai individu yang terlihat bermoral namun sebenarnya sedang berusaha untuk melawan ketidakmoralan yang sedang dialami.
Sebagai contoh, seorang pemuka sedang ceramah tentang seks bebas di kalangan remaja namun sebenarnya ia sendirilah yang melakukan hal tersebut. Pembentukan reaksi ini menjadi jenis mekanisme pertahan diri yang biasanya sangat banyak digunakan oleh masing masing individu.
- Fiksasi
Fiksasi adalah bentuk dari pertahanan diri pada saat individu sedang menghadapi sebuah kondisi tertekan dan membuatnya frustasi hingga cemas sehingga ia tidak lagi bisa untuk menghadapi hal tersebut. Hal ini nantinya membuat perkembangan normal terhambat baik untuk sementara bahkan untuk selamanya atau permanen.
Fiksasi ini bisa membuat individu menjadi sangat tergantung dengan individu lainnya sebagai cara membahagiakan diri sendiri. Sebagai contoh, seorang anak remaja yang diperintahkan orang tua untuk mencari sebuah pekerjaan sehingga membuat remaja tersebut berpikir jika nantinya akan ada masalah baru yang muncul khususnya dari dalam diri sesudah ia bekerja nanti.
Seperti contohnya mendapat komplain dari atasan, pekerjaan tidak diterima, mendapat penghinaan karena pekerjaan yang tiak berkualitas dan sebagainya. Hal tersebut nantinya akan membuat remaja tersebut terfikasi yang akhirnya membuat ia tidak lagi mau bekerja baik untuk sementara maupun selamanya.
- Pengalihan atau Displacement
Pengalihan atau displacement adalah sebuah bentuk pertahanan diri dalam menghadapi anxientas dengan cara memindahkan objek yang mengancam menuju objek lebih aman . Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang mendapat teguran dari dosen karena tidak mengumpulkan tugas sesuai waktu yang sudah ditentukan. Hal ini akan membuat mahasiswa mencoba mengalihkan perhatian untuk melampiaskan amarahnya dan emosi dalam psikologi baik dengan bermain atau melakukan sesuatu hal yang disenangi.
Inti dari pengalihan ini adalah berusaha mencari sebuah objek untuk meluapkan amarah, rasa takut, cemas dan sebagainya pada individu atau sesuatu yang lain.
- Proyeksi
Proyeksi merupakan mekanisme pertahanan diri saat impuls mengakibatkan kecemasan diluapkan dengan mengalihkan rasa cemas tersebut pada orang lain. Akan tetapi, proyeksi ini berbeda dengan pengalihan atau displacement. Sebagai contoh, seorang pria yang menyukai seorang wanita, namun ketika pria tersebut ditanya oleh sahabatnya, maka pria itu akan berkata jika perempuan tersebut yang menyukai dirinya dan berusaha untuk mendapatkan dirinya dimana ia sedang berusaha untuk memproyeksikan rasa cemas yang sedang dihadapi.
- Rasionalisasi
Rasionalisasi merupakan mekanisme pertahanan diri dimana individu akan berusaha untuk mencari alasan yang baik demi menjelaskan ego dan jenis emosi yang dimiliki. Rasionalisasi ini nantinya akan membantu individu tersebut untuk membenarkan tingkah laku spesifik sekaligus melemahkan rasa kekecewaan yang terjadi.
Sebagai contoh, Seorang murid yang datang telat ke sekolah dan saat ditanya oleh guru maka ia akan berkata jika terjebak kemacetan. Namun, hal yang sebenarnya terjadi adalah ia telat bangun tidur dan memakai alasan kemacetan tersebut sebagai sebuah bentuk agar bisa diterima akal atau rasional.
- Menyangkal Kenyataan atau Denial
Penyangkalan menjadi tindakan menolak untuk mengakui adanya stimulus yang menjadi penyebab terjadinya rasa cemas. Jika individu menolak tentang kenyataan, maka ia akan beranggapan jika hal tersebut tidak ada atau menolak pengalaman yang tidak menyenangkan agar bisa melindungi dirinya sendiri.
Sebagai contoh, seorang anak yang divonis menderita kanker namun saat ia bertanya pada orang tua, maka orang tuanya akan berkata jika ia hanya sedang mengalami sakit biasa yang bisa sembuh hanya dengan minum obat. Orang tua akan berusaha untuk menyangkal kenyataan yang terjadi agar tidak menyebabkan kecemasan sehingga ia akan berbohong untuk dirinya sendiri sebagai cara menghilangkan rasa takut berlebihan.
- Regresi
Regresi adalah respon umum untuk individu yang sedang berada dalam frustasi anak atau juga bisa terjadi jika individu mendapat tekanan yang kembali ke metode perilaku khas untuk individu yang lebih muda. Nantinya, individu tersebut akan memberikan respon seperti layaknya individu yang usianya lebih muda.
Contohnya, Seorang anak yang baru saja mengetahui jika adiknya baru saja dilahirkan, maka ia akan memperlihatkan beberapa respon seperti menghisap tangannya atau mengompol meski hal tersebut sebenarnya sudah tidak pernah lagi dilakukan yang juga menjadi salah satu fakta kepribadian anak pertama. Regresi ini terjadi karena anak tersebut menganggap jika kelahiran sang adik sebagai sebuah krisis untuk dirinya sendiri.
Dengan regresi atau kemunduran tersebut, maka individu bisa melarikan diri dari keadaan yang tidak begitu menyenangkan dan kembali lagi ke masa sebelumnya dimana ia merasakan penuh kasih sayang dan juga rasa aman atau individu memakai regresi karena belum bisa belajar tentang respons yang lebih efektif untuk menghadapi sebuah masalah dan sedang berusaha untuk mencari perhatian.
- Fantasi
Fantasi yang mungkin sedang dialami individu, maka akan sering merasa seperrti mencapai sebuah tujuan, cara menghilangkan beban pikiran dan bisa menghindarkan dirinya sendiri terhadap hal yang kurang menyenangkan yang akhirnya menyebabkan rasa cemas dan frustasi bisa terjadi.
Individu nantinya akan sering melamun tentang banyak hal dan terkadang akan menemukan jika lamunan yang dikreasikan jauh lebih menarik dibandingkan dengan kenyataan yang sedang terjadi. Namun, jika fantasi memang dilakukan dalam batasan yang normal dan berada dibawah pengendalian kesadaran baik, maka fantasi bisa berbuah sehat untuk mengatasi stres yang cukup membantu.
- Intelektualisasi
Jika seorang individu memakai mekanisme pertahanan diri intelektualisasi, maka nantinya indivdu tersebut akan menghadapi sebuah situasi yang semestinya bisa menimbulkan perasaan sangat tertekan dengan cara analitik, intelektual dan juga agar menjauh dari sebuah persoalan.
Individu akan menghadapi sebuah situasi yang lebih bermasalah sehingga situasi tersebut akan menjadi pelajaran atau karena individu tersebut ingin mengetahui apa yang sebenarnya sehingga tidak terlalu terlibat dalam persoalan tersebut secara emosional.
Dengan mekanisme intelektualisasi tersebut, individu bisa mengurangi pengaruh tidak menyenangkan untuk dirinya sendiri sebagai cara mengatasi stres dan depresi dan sekaligus memberikan kesempatan untuk dirinya agar lebih bisa meninjau masalah lebih obyektif.
Mekanisme Pertahanan Diri Lainnya
Selain beberapa bentuk mekanisme pertahan diri yang sudah diulas diatas, masih ada beberapa bentuk mekanisme pertahan diri lain yang biasa digunakan individu seperti:
- Menghapuskan [undoing]: Mekanisme yang dilakukan individu yang secara simbolis mengkompensasikan tindakan atau pikiran yang dicap buruk oleh masyarakat atau egonya sendiri. Sebagai contoh, suami yang selingkuh dan kemudian memberikan banyak hadiah untuk istrinya agar tidak diketahui.
- Simpatisme: Usaha untuk memperoleh simpati dari orang lain yakni dengan bercerita tentang segala kesedihan dan kesulitan yang dihadapi. Sebagai contoh, seorang wanita yang menangis terlalu berlebihan sebagai bentuk ciri ciri depresi berat pada sahabatnya tentang masalah perselingkuhan yang dilakukan oleh kekasihnya dengan harapan agar sahabatnya bisa bersimpati kemudian menegur kekasih individu tersebut.
- Sublimasi: Sublimasi adalah kehendak atau pikiran yang sadar namun tidak bisa diterima masyarakat luas dan disalurkan menjadi aktifitas bernilai sosial. Contohnya, seseorang yang senang berkelahi kemudian beralih menjadi atlet bela diri.
- Negativisme: Proses seseorang menggunakan emosi dalam bentuk ego diri sendiri yang kemudian akan dianggap sebagai unsur kepribadian diri sendiri. Sebagai contoh, Anak yang sedang kesal dengan temannya kemudian memukuli dirinya sendiri untuk melampiaskan kekesalannya tersebut.
Demikian ulasan dari kami tentang mekanisme pertahanan diri yang paling umum dipakai masing masing individu sebagai cara untuk mereduksi perasaan diri sendiri seperti tertekan, cemas dan juga stres baik dilakukan dengan sadar atau tidak.