Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Klinis » Gangguan Seksual: Penyebab – Jenis dan Dampaknya

Gangguan Seksual: Penyebab – Jenis dan Dampaknya

by Gendis Hanum Gumintang

Setiap manusia secara alamiah memiliki kebutuhan dasar untuk berhubungan seksual pada usia perkembangan yang matang. Hubungan tersebut selain untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan, juga untuk mempertahankan eksistensi manusia melalui keturunan.

Akan tetapi, terdapat beberapa orang yang memiliki kondisi tertentu sehingga mengakibatkan hubungan seksual tadi tidak berjalan dengan semestinya atau terdapat gangguan tertentu. Hal ini disebut juga sebagai disfungsi seksual.

Pengertian Gangguan Seksual

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, gangguan (terkait psikologi) disebut sebagai hal yang menyebabkan ketidakwarasan atau ketidaknormalan (tentang jiwa, kesehatan, pikiran). Sedangkan seksual merupakan kondisi yang berkenaan dengan perkara persetubuhan antara laki-laki dan perempuan.

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, fourth edition (DSM – IV), disfungsi seksual diartikan sebagai beberapa gangguan yang menunjukkan ketidakmampuan individu merespons secara seksual atau merasakan kenikmatan seksual yang ditandai dengan gangguan klinis (Zulaikha & Mahajudin, 2017).

Hal tersebut serupa dengan pengertian menurut Herdman, dkk., (2018) dalam Zuliawati (2019), yakni kondisi perubahan fungsi seksual yang dialami individu selama fase respons seksual sehingga hasrat, rangsangan, atau orgasme dianggap tidak memuaskan.

Gejala Gangguan Seksual

Pada setiap orang, gejala disfungsi seksual dapat berbeda-beda. Berikut adalah gejala yang terjadi secara umum, maupun yang khusus pada laki-laki atau perempuan:

Secara Umum

  • Menghilangnya atau menurunnya hasrat seksual
  • Tidak dapat terangsang
  • Tidak mampu mencapai fase orgasme
  • Rasa sakit ketika berhubungan seksual.

Pada laki-laki

  • Tidak mampu merasa ereksi serta mempertahankan kondisi tersebut
  • Tidak dapat mengendalikan waktu ejakulasi 
  • Penundaan ejakulasi
  • Tidak keluarnya air mani saat ejakulasi.

Pada perempuan

  • Tidak mampu mencapai fase orgasme
  • Lubrikasi atau pelumasan vagina yang tidak sesuai
  • Rasa sakit akibat otot vagina yang tegang.

Penyebab Timbulnya Gangguan Seksual

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan disfungsi seksual, baik secara biologis, psikologis, dan faktor lingkungan (sosial dan budaya), di antaranya:

Faktor biologis:

  • Gangguan hormon
  • Diabetes melitus
  • Penyakit jantung
  • Tekanan darah tinggi
  • Penyakit saraf
  • Cedera pada saraf tertentu
  • Obat-obatan
  • Alkohol.

Faktor psikologis:

  • Stres
  • Depresi 
  • Kecemasan
  • Khawatir terhadap kemampuan seksual
  • Masalah dalam hubungan atau pernikahan
  • Trauma.

Faktor sosial dan budaya:

  • Masalah hubungan interpersonal
  • Kurangnya keterbukaan
  • Pengetahuan mengenai hubungan seksual.

Jenis Gangguan Seksual

  • Hypoactive Sexual Desire Disorder
    Gangguan ini menyebabkan penderitanya hanya merasakan sedikit atau tidak sama sekali merasakan keinginan terhadap segala jenis aktivitas seksual. Gangguan ini dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan karena ada gangguan psikologis, seperti depresi dan kecemasan, serta faktor usia. 
  • Female Sexualinterest/Arousal Disorder
    Kondisi ini adalah ketika perempuan terhambat dalam mencapai lubrikasi atau pelumasan dalam vagina yang terjadi secara normal. Gangguan ini dapat terjadi kapan saja tergantung dengan kondisi kesehatan atau memang adanya gangguan atau tidak.
  • Male Erectile Disorder
    Kondisi ini membuat laki-laki yang kesulitan untuk dapat mencapai atau mempertahankan ereksi pada penis. Gangguan ini umumnya terjadi karena pertambahan usia (Durand & Barlow, 2007). Gangguan ereksi ini sangat kompleks terkait otak, hormon, emosi, saraf, serta pembuluh darah.
  • Inhibited Orgasm
    Inhibited orgasm atau orgasme yang terhambat merupakan kondisi ketidakmampuan individu untuk mencapai fase orgasme ketika berhubungan seksual, walaupun rangsangan serta nafsu seksualnya normal. Kondisi ini lebih banyak dialami oleh perempuan atau disebut juga sebagai female orgasmic disorder dan dapat menyebabkan distress interpersonal sehingga memunculkan gangguan suasana hati atau kecemasan. 
  • Delayed Ejaculation
    Gangguan ini disebut juga dengan ejakulasi tertunda, di mana penderitanya baru merasakan ejakulasi atau bahkan tidak merasakan sama sekali setelah berhubungan dalam waktu yang cukup lama. Sebenarnya tidak ada jangka waktu yang pasti dalam tercapainya ejakulasi, tetapi jika kondisi tersebut terus menerus berlangsung, maka kemungkinan terjadi gangguan.
  • Premature Ejaculation
    Dalam bahasa Indonesia, gangguan ini disebut dengan ejakulasi dini. Pada dasarnya, lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ejakulasi berbeda-beda pada setiap orang. Namun, ada beberapa orang yang mengalami ejakulasi terlalu cepat, yakni berada dalam tahap klimaks hanya satu sampai dua menit setelah penetrasi. Gangguan ini paling banyak dialami oleh laki-laki.
  • Retrograde Ejaculation
    Retrograde ejaculation atau dalam istilah lain adalah orgasme kering merupakan kondisi ketika air mani tidak dapat keluar dari penis, tetapi masuk ke kandung kemih ketika mencapai fase orgasme sehingga air mani yang keluar hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Dampaknya yang dapat ditimbulkan adalah masalah kesuburan.
  • Dyspareunia
    Gangguan ini merupakan kondisi nyeri yang dirasakan oleh tubuh sehingga muncul perasaan tidak nyaman ketika berhubungan seksual maupun setelah hubungan seks. Faktor penyebab pada umumnya disebabkan oleh pada bagian luar bagian kelamin.

Diagnosis Gangguan Seksual

Untuk mengetahui kondisi seksual yang dialami individu, harus dilakukan pemeriksaan dan diagnosis yang tepat oleh dokter spesialis atau konselor yang dapat membantu mengatasi. Di antaranya dengan pemeriksaan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, serta tes darah.

Pemeriksaan riwayat kesehatan, seperti keluhan yang dialami, hubungan dengan pasangan, kondisi kesehatan lain. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik, yakni pada organ intim untuk melihat apakah ada gangguan terkait organ intim sehingga menyebabkan disfungsi seksual. Terakhir adalah tes darah untuk mengetahui kondisi darah yang mungkin mempengaruhi.

Dampak Gangguan Seksual

Disfungsi seksual yang dibiarkan saja dan tidak segera diatasi dapat mengakibatkan beberapa kondisi psikologis, di antaranya:

  • Stres karena masalah yang dimiliki
  • Kecemasan tidak dapat membahagiakan pasangan
  • Rasa malu dan rendah diri sebab performa yang tidak maksimal
  • Kurang puas terhadap kehidupan seksual
  • Masalah hubungan dengan pasangan
  • Masalah kesuburan sehingga sulit memiliki keturunan.

Cara Mengatasi Gangguan Seksual

  • Pengobatan medis yang terkait dengan faktor penyebab terjadinya gangguan seksual, seperti obat diabetes atau obat hipertensi sesuai dengan penyakit yang dialami.
  • Penggunaan obat yang dapat membantu, seperti sildenafil, tadalafil, vardenafil, serta avanafil.
  • Terapi hormon sesuai dengan jenis kelamin penderita, yakni terapi hormon testosteron pada laki-laki dan hormon estrogen untuk perempuan.
  • Alat bantu mekanik, seperti implan untuk penderita laki-laki atau krim pelumas untuk membantu mengatasi masalah lubrikasi vagina pada perempuan.
  • Terapi psikologis, seperti psikoterapi, terapi seksual, terapi perilaku, serta pendidikan dan komunikasi.
  • Ubah gaya hidup yang kurang baik, seperti konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, konsumsi makanan yang sembarangan, dan sebagainya.
  • Komunikasikan bersama pasangan mengenai kondisi yang dimiliki agar dapat memutuskan bersama untuk proses pengobatan yang akan dijalani.

Demikianlah pengertian, ciri-ciri atau gejala, penyebab, jenis-jenis, diagnosis, serta cara mengatasi disfungsi seksual. Kondisi ini perlu diperhatikan karena sangat berkaitan dengan kehidupan manusia dan berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan.

You may also like