Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 5 Dampak Hospitalisasi Pada Anak Usia Sekolah dan Cara Mengatasinya

5 Dampak Hospitalisasi Pada Anak Usia Sekolah dan Cara Mengatasinya

by Raehatul Jannah

Menurut Browden & Greenberg(2010) menjelaskan bahwa anak usia sekolah disebut juga anak usia pertengahan yang berada diantara umur 5-10 tahun. Pada masa anak usia sekolah, mereka sedang senang-senangnya bermain dan belajar di lingkungan sekolah. Sehingga, apabila mereka sakit dan diharuskan dirawat di rumah sakit, kondisi perasaan mereka tidak akan sama lagi. Mengapa demikian?

Sebab, sakit dan di rawat di rumah sakit merupakan hal yang akan membuat anak mengalami pengalaman yang traumatis. Suasana lingkungan yang berbeda akan membuat anak merasa tidak nyaman, apalagi bagi anak yang sudah memasuki usia sekolah dimana mereka yang biasanya setiap hari bermain dan belajar bersama teman-teman menjadi tidak bisa karena sakit dan harus dirawat dirumah sakit.

Lantas, apa saja dampak hospitalisasi pada anak usia sekolah yang harus diketahui?

1. Anak akan merasa cemas

Keadaan dan kondisi lingkungan yang bebeda tentu saja akan membuat mereka merasa tidak nyaman. Keadaan tersebut bisa dikarenakan anak yang tidak siap berpisah dengan teman-teman atau keluarganya. Hingga pada akhirnya mereka akan menunjukkan aksi protes dengan bertingkah merajuk, mengusir siapapun orang lain yang melihatnya, mencoba kabur, dan sampai menahan bagaimanapun caranya agar orang tua mereka tidak akan pernah meninggalkannya dan tetap menemaninya.

Rasa cemas tersebut juga akan membuatnya sulit tidur atau tidur dalam keadaan tidak nyenyak, gangguan emosional atau tingkah laku, sering menangis karena kesakitan dan ketakutan, stress dan akan mengamuk apabila petugas kesehatan hendak memeriksanya. Tentu saja dampak dari hospitalisasi tersebut akan berlangsung selama masa perawatan dan bahkan sampai selesai perawatan dan kembali ke rumah.

2. Pembelajaran anak akan terganggu

Pada anak usia sekolah hospitalisasi juga akan berdampak pada proses pembelajarannya. Anak yang sedang di rawat di rumah sakit tentu akan melewati pembelajaran di kelas bersama guru dan temannya, hal itu tentu akan mempengaruhi nilai dan kemampuan akademisnya. Anak akan merasa sulit mengimbangi pembelajaran yang tertinggal selama masa perawatannya di rumah sakit.

3. Memperburuk kemampuan bersosialisasi anak

Anak usia sekolah yang sering mengalami hospitalisasi juga akan berdampak pada kemampuan bersosialisasinya. Misalnya saja anak yang terlalu sering dirawat di rumah sakit pasti kurang menghabiskan waktunya dengan teman-teman. Hal tersebut menyebabkan anak akan kesulitan dalam bergaul dengan teman sebayanya dan cenderung menarik diri.

4. Merasa putus asa

Dalam hal ini anak akan merasa tidak aktif, merasa asing dengan kondisi tubuhnya, selalu berusaha untuk menarik diri dari orang lain, sedih, depresi, tidak tertarik lagi terhadap lingkungan disekitarnya, serta enggannya untuk melakukan komunikasi terhadap orang lain. Dan apabila kondisi seperti itu berlangsung lama, kondisi anak akan dapat memburuk sebab menolak berbagai asupan seperti makan, minum, bergerak, serta sulit tidur.

5. Anak akan kehilangan kendali

Salah satu hal yang paling memengaruhi stres pada anak akibat hospitalisasi adalah anak yang kehilangan kendali saat berbagai pemikiran negatif memenuhi pikirannya. Kurangnya pengendalian diri seperti itu akan meningkatkan berbagai macam persepsi ancaman yang dapat memengaruhi respon pikiran dan perilaku terhadap situasi penuh tekanan(koping) anak.

Ada beberapa hal yang akan membuat anak usia sekolah kehilangan kendali dirinya, seperti misalnya; takut terhadap kematian, kehilangan penerimaan teman sebaya, adanya perubahan pada peran keluarga, dan ketidakmampuan untuk menghadapi stress.

Selain itu, lingkungan dimana anak dirawat di rumah sakit dan anak yang mengetahui kondisi penyakit pada tubuhnya juga dapat menjadi penyebab anak kehilangan kendali dirinya. Oleh sebab itu, untuk mengatasi segala dampak hospitalisasi pada anak usia sekolah, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak dari hospitalisasi.

Cara Mengatasi Dampak Hospitalisasi Pada Anak Usia Sekolah

Ada beberapa cara mengatasi hospitalisasi yang dapat Anda ketahui dan coba terapkan pada anak usia sekolah dengan cara sebagai berikut ini:

  • Memberikan konseling kepada anak.

Ada beberapa jenis-jenis terapi konseling yang dapat diterapkan kepada anak. Seperti misalnya dengan mendengarkan segala keluh kesah dan ketakutan mereka mengenai penyakit yang dideritanya dan rumah sakit yang asing baginya. Biarkan anak dan perawat atau konselor saling bertukar pikiran sampai menemukan solusi yang dapat membantu anak perlahan melupakan trauma akibat hospitalisasi.

  • Mendekatkan diri dengan anak

Mendekatkan diri anak tidak membuat anak merasa kesepian, ketakutan, dan anak akan merasa mendapat kekuatan dari orang tuanya. Karena dukungan dari orang tua lah yang sangat dibutuhkan agar dapat meredakan stres anak akibat hospitalisasi.

  • Sesekali ajak anak melakukan permainan-permainan

Ajak anak untuk melakukan permainan ringan, mengobrol, atau mengajaknya keluar dari dalam ruangan rawat inap apabila diperbolehkan. Mengajaknya menghirup udara di luar ruangan dan berkeliling dapat membuat anak meredakan stressnya, dapat mengobrol dengan sesama pasien anak yang lain dapat membantunya untuk tidak lagi ketakutan, serta cara tersebut dapat membuat anak tidak melupakan cara bersosialisasi dengan banyak orang.

Dampak yang ditimbulkan oleh hospitalisasi pada anak tidak bisa dianggap enteng. Sebab hal itu apabila dibiarkan malah akan memengaruhi kehidupan anak setelahnya. Misalnya saja, anak yang akan kesulitan saat mulai bersosialisasi dengan teman atau seseorang terdekat di lingkungannya.

Anak juga akan mengalami gairah hidup yang menurun sebab mereka merasa bahwa hidupnya tidak akan sama lagi setelah tahu dirinya sakit, dan juga segala keterlambatan dalam memulai sesuatu akan membuat dirinya putus asa sebab merasa tertinggal dengan kawan-kawan lainnya.

You may also like